The Tao of Gundul Pacul

Gundul-gundul pacul
Gemblelengan!
Nyunggi-nyunggi wakul
Gemblelengan!
Wakul glimpang,
segane dadi sak-latar
Wakul glimpang,
segane dadi sak-latar

^_^

Gundul-gundul pacul
petentang-petenteng bergaya!
Membawa bakul nasi di atas kepala
petentang-petenteng bergaya!
Bakul nasi tumpah,
nasi tersebar di halaman
Bakul nasi tumpah,
nasi tersebar di halaman

^_^

Heuheuheu! lagu ini lucu banget. Menceritakan seorang anak kecil berkepala gundul yang sedang membawa nasi di atas kepalanya. Uniknya dia-nya nyunggi sambil petentang-petenteng sombong banget pada teman-temannya. Sambil bergaya gelang sana geleng sini, beraksi dengan bakul tempat nasi di atas kepala! Coba menarik perhatian teman-teman kecilnya dengan aksi-aksi akrobatiknya - yang menurut dia membuat dirinya tampak hebat. Malang nasibnya! Tangan kecilnya tidak setrampil bayangannya. Nasi tumpah tersebar di halaman rumah! Wah malang betul nasib si gundul ini yang bakalan dimarahin sama si pemilik nasi, yakni Ibunya atau gurunya.

Waaaah lagu ini diam-diam menyuruh kita untuk tidak setengah-setengah saat sedang melakukan sebuah pekerjaan. Untuk tidak sombong dan mencari perhatian yang tidak perlu saat sedang berbuat sesuatu. Bolehlah rileks dan menganggap pekerjaan atau tugas bukan merupakan beban -- tapi menganggapnya sebuah permainan yang menyenangkan -- sepanjang tidak membahayakan hasil akhirnya. Permainan yang berada dalam koridor, yah atau apa aja deh istilahnya yang penting tidak membuat pekerjaan jadi berantakan! Kurang lebih seperti itulah isi lagu gundul pacul menurut diriku.








Seribu Tahun Lagi



Seribu tahun lagi
Bila calon fosilmu jadi penghias tanah
Seberapa besar sesalmu
Atas kekerdilanmu saat ini

Seribu tahun lagi
Mungkin sisa-sisa tulangmu akan meratapi
nyamuk-nyamuk kecil yang kau besar-besarkan
seolah singa raja rimba
yang siap mencabik-cabik dirimu

Seribu tahun lagi
Apalah artinya ejekan, hinaan,
penolakan ataupun ditertawakan ?
Pantaskan mereka menyurutkan langkahmu?

Dengar kata-kataku!
Telan ego rapuhmu itu
Jangan biarkan waktu berlalu
Berteriaklah pada dunia
Kurebut hari ini!
Kurebut hari ini!
Kurebut hari ini!





Selesai Baca Musashi

Mulai baca sekitar seminggu yang lalu, akhirnya malam tadi aku selesai baca Musashi. Lumayan cepat-lah untuk novel setebal 1200an halaman. (Hiks! sayangnya bukan buku mikrobiologi, GMP atau imunologi setebal itu yang selesai kubaca dalam seminggu). Musashi bercerita tentang seorang samurai muda yang berlatih keras untuk menguasai ilmu pedang, belajar menahan diri dan mencari jalan hidup seorang samurai sejati. Novel menarik karya Eiji Yoshikawa ini bercerita tentang perkembangan karakter seorang ronin (samurai pengembara tak bertuan) menuju kematangan karakter.

Novel dari pengarang yang sama yang telah kubaca adalah Taiko, yang bercerita tentang kehidupan Toyotomi Hideyoshi. Seorang ahli strategi yang bersama Oda Nobunaga dan Ieyasu Tokugawa menjadi tokoh yang mempersatukan Jepang. Bila Musashi berisi cerita tentang samurai kelas bawah menjalani hidup sehari-hari di masa awal kekuasaan keluarga Tokugawa, Taiko bercerita tentang peran seorang rakyat jelata yang menjelma menjadi tokoh besar Toyotomi Hideyoshi yang berjasa besar dalam mempersatukan Jepang yang sebelumya terpecah-pecah dalam daerah-daerah terpisah yang dikuasai para Daimyo (semacam penguasa militer lokal). Hideyoshi adalah seorang ahli ilmu jiwa manusia yang menerapkan keahliannya dalam memenangkan perang dan mempersatukan Jepang. Sementara Musashi lebih sederhana, hidupnya dimanfaatkan untuk menyentuh kehidupan orang-orang di sekitarnya. Walaupun mungkin kebesaran karakter Musashi mempengaruhi orang-orang diseluruh penjuru Jepang.







Ryu dan Inovasi Kebun Binatang

Seperti yang telah direncanakan -- pagi sepulang dari joging keliling lapangan -- Shinichi Kudo bertemu dengan Ryu di depot susu murni di jalan gajah. Sambil menikmati susu murni, soto lamongan, martabak basah dan pemandangan belasan kuda sewaan yang lalu lalang di depan mereka, mengalirlah serangkaian cerita menarik dari mulut Ryu.

Tiga tahun silam seusai lulus kuliah, Ryu hanya berminat untuk bekerja di area yang tak jauh-jauh dari binatang, terutama burung. Sebagai bekas koordinator Klub Pengamat Burung di kampus, Ryu sangat ingin menerapkan pengetahuannya tentang burung ke dalam pekerjaan, dan pilihannya jatuh pada bonbin (kebun binatang). Dengan sedikit sentuhan kreatif, Ryu yakin bonbin bisa menawarkan lebih dari sekedar “melihat binatang liar di kandang”, tetapi juga bisa menjadi arena hiburan dan pengetahuan yang menarik.

Dengan serangkaian presentasi yang melelahkan, ditambah dukungan data dari teman-temannya, Ryu berhasil meyakinkan pimpinan kebun binatang saat itu untuk menerima usulan-usulannya tentang program pengembangan bonbin, dan sekaligus menjadikan Ryu sebagai bagian dari tim yang akan melaksanakan program tersebut.

Sebelum meluncurkan program, bonbin terlebih dahulu melakukan program pendahuluan dengan melengkapi koleksi binatang-binatang peliharaan populer, misalnya ikan hias. Hampir semua jenis ikan hias favorit yang disukai masyarakat dimasukkan sebagai koleksi baru bonbin untuk menarik minat para pecinta ikan hias. Langkah lain adalah bonbin menyediakan Guide yang akan memimpin tur keliling bonbin dan memberi penjelasan pada pengunjung mulai dari jenis binatang, sifat-sifatnya di alam bebas, sampai sejarah bagaimana binatang itu sampai ke bonbin, dan untuk semua itu pengunjung tidak dipungut biaya tambahan.

Setelah program pendahuluan dilaksanakan, mulailah belasan program baru diluncurkan. Diantara serentetan program, ada tiga program yang berhasil mendongkrak jumlah pengunjung. Program pertama yang menyumbang lebih dari 60% pengunjung adalah “PROGRAM SAHABAT SEKOLAH”.

Program ini menawarkan praktikum lapangan untuk mata pelajaran yang berkaitan dengan binatang. Ryu menyediakan “guru-guru” yang akan membimbing para siswa selama kunjungan di bonbin. Para pembimbing tak lain adalah mahasiswa-mahasiswa yang bekerja part time, mereka telah diberi kursus singkat tentang kurikulum sekolah sehingga bisa memberi penjelasan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Program ini juga menawarkan potongan harga bila kunjungan tidak dilakukan hari sabtu-minggu. Hasilnya nyata! Bonbin selalu ramai dikunjungi anak sekolah walaupun bukan hari sabtu minggu.

Program kedua adalah”DUNIA BURUNG” yang menawarkan kursus singkat tentang burung, meliputi pengenalan jenis-jenis burung, sifat-sifat & tingkah laku alami burung sampai praktek mengidentifikasi seekor burung dengan menggunakan buku manual. Bonbin juga menawarkan program mengamati burung di alam bebas (tentu saja menggunakan teropong), dengan cara mengkoordinir “wisata pengamatan burung” ke daerah-daerah yang masih banyak dihuni kawanan burung-burung liar. Program lain yang mirip dengan ini adalah “DUNIA ULAR” yang mengajak pengunjung berkenalan dengan ular & binatang melata lainnya, walaupun peminatnya tidak sebanyak dunia burung.

Program ketiga adalah “DUNIA TANAMAN’. Pada program ini bonbin menawarkan kursus singkat cara identifikasi tanaman menggunakan buku manual disertai praktek identifikasi pohon-pohon di bonbin, mengenal sifat-sifat berbagai jenis tanaman, cara menanam & merawat tanaman yang sedang ngetrend, misalnya adenium, kantong semar dan anthurium. Yang paling menarik minat pengunjung adalah tur keliling kebun anggrek & kursus singkat merawat Anggrek. Untuk mendukung program ini bonbin rela membangun rumah kaca yang ditanami ratusan spesies anggrek, termasuk anggrek hasil silangan paling mutakhir. Program ini menyumbang lebih dari 20% penghasilan bonbin.

^_^

Tak terasa matahari telah meninggi--pengunjung depot susu-pun telah berganti bukan lagi orang-orang yang usai berolah raga-- saat Ryu mengakhiri ceritanya. Sebelum berpisah Ryu sempat menceritakan permintaan sejumlah pengunjung bonbin untuk membangun klinik & tempat penitipan hewan peliharaan. Tantangan baru buat Ryu setelah keberhasilannya mengembangkan bonbin bukan saja menjadi arena hiburan, tetapi juga pusat pengetahuan yang hampir setiap hari dibanjiri anak-anak berseragam putih-merah, putih-biru dan putih-abu-abu yang sedang melakukan praktikum lapangan (UNDIL).

Please Don't Just Do What I Tell Ya

Saya melakukan beberapa pekerjaan menarik
semasa remaja dan kuliah. Diantaranya menjadi
kasir di sebuah jaringan toko.

Suatu ketika pada saat saya
duduk di belakang meja kasir, seorang manajer
wilayah datang, setelah melihat-lihat keadaan
toko, dia memberi isyarat pada saya untuk
mengikutinya.

Apa yg dilakukan manajer?

Ternyata si manajer mengisi tempat
barang-barang dagangan yang kosong karena telah terjual
dengan barang baru dari tempat persediaan.

Kemudian dia membersihkan counter makanan dan
memisahkan barang-barang yang sudah rusak,
dan sepertinya dia ingin saya mengikuti
apa yang telah dia lakukan.

Wow! Betapa kagetnya saya!
Sesuatu yang tak terpikir untuk saya kerjakan.
Sesuatu yang saya pikir bukan bagian dari tugas saya.
Selama ini saya cuek saja melihat ketidakberesan itu.

Hiks!
Saya adalah minimalis yang bekerja ala kadarnya
Saya telah menyia-nyiakan potensi saya.
Huuuuuuu.....seharusnya saya bisa memberi lebih banyak!

Hari itu saya dapatkan pelajaran sangat berharga.
Bahwa saya seharusnya melakukan hal-hal
yang perlu dilakukan, tanpa menunggu perintah.
Bahwa saya seharusnya aktif menyelesaikan masalah
di lingkungan kerja saya, tanpa harus disuruh-suruh!

Peristiwa itu telah merubah saya!
Saya bukan lagi sekedar seorang penonton
Saya harus menjadi seorang yang bertanggung-jawab
terhadap pengalaman kerja saya sendiri.

^_^

Kisah diatas kurang lebih menggambarkan inti dari buku

PLEASE DON'T JUST DO WHAT I TELL YOU,
DO WHAT YOU NEEDS TO BE DONE,

Sebuah buku tipis bersampul oranye,
hanya 95 halaman,
ditulis oleh si Bob Nelson
yang di Indonesia diterbitkan
oleh Elekmedia Komputindo 2003.

Untukmu ilalang berbunga

Mekar di tepi selokan
yang dialiri air keruh campur sabun
juga plastik dan sisa sayuran mengapung
yang kadang tersangkut di tubuh mungilmu.

Kau setia berbunga
coba indahi sekelilingmu
jadi setitik warna di tengah kepucatan
walau hanya air keruh makananmu
tak membuatmu cengeng dan cemberut

Kau setia berbunga
tanpa harus dipupuk dan dirawat
tanpa obat anti serangga
atau pagar pelindung dari binatang liar.

Kau segera tumbuh lagi
setelah tubuhmu habis dimakan binatang.
Tersenyum manis kala daun-daunmu
mengenyangkan serangga-serangga kelaparan
Tertawa geli kala bungamu jadi santapan
kelinci liar bersama anak-anaknya yang lucu

Kau setia berbunga
tanpa butuh apa-apa
tanpa harus ini dan itu
tanpa syarat.
berbunga dengan apa adanya






Puisi Gadis Cantik di Puing-puing Tank Amerika



Bukannya aku suka kekerasan
Bukannya aku suka darah dialirkan
Bukannya aku suka kematian
Bukannya aku suka Ibumu menangisi kepergianmu

Aku tahu semua nilai-nilai kemanusiaan
Aku juga punya kehidupan yang menyenangkan
Aku cantik menawan
Aku setiap hari dipuji dan disayangi
Aku suka berkawan dengan semua orang
Aku tidak suka pertengkaran,
bahkan
Aku tak bisa tidur bila sedikit saja sakiti hati orang

^_^

Tapi......
Mengirim tubuh kalian pulang dalam peti mati
adalah satu-satunya cara akhiri penjajahan atas negeri kami.

(puisi imaginer tentang para pejuang kemerdekaan)




Puisi tentang Nafsu yang Mempermalukan Diri



Menggelikan yah!
Adidaya yang gembar-gembor demokrasi
ternyata mendukung kekuasaan sekelompok orang
dan menolak pemerintahan resmi yang
menang telak pada pemilu demokratis di Palestina.

Menggelikan yah!
Orang-orang Israel yang datang dari jauh
untuk menjarah tanah-tanah Palestina
mengusir dan membunuh para pemiliknya
dianggap sebagai korban yang harus dibela mati-matian.
Sementara rakyat Palestina yang hanya menginginkan
tanahnya kembali dianggap sebagai pelaku teror.

Menggelikan yah!
Melihat dia sibuk mempermalukan dirinya,
karena sambil berteriak-teriak perang melawan teror,
menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia,
dia mati-matian membela Israel yang menginjak-injaknya.

memperingati 60 tahun penjajahan Israel (1947-2007)



tributed to rakyat Palestina yang tengah berjuang melawan penjajah seperti perjuangan negeri kita tercinta 61 tahun yang silam. Perjuangan yang akhirnya berhasil menghapuskan Hindia Belanda dari peta dunia dan menggantinya dengan Republik Indonesia.

Bandung Berkabut : What a Wonderful World!

Aku paling seneng kalo pagi-pagi mau berangkat ke kantor turun kabut. Wah rasanya seperti berada di pegunungan yang sejuk dan berudara bersih. Pohon-pohon besar yang berada di jalanan, dan di halaman belakang kantor, menambah kesan seperti berjalan melintasi arboretum (hutan buatan) di pegunungan. Seneng banget loh! Coba bayangkan aku ambil cuti panjang, terus sedang jalan kaki menyusuri jalan setapak menuju kebun anggrek di suatu tempat di dataran tinggi yang sejuk (wahhhh impian siang bolong niy!).

Aku jadi scientist tamu yang sehari-hari bertanggung jawab memperbanyak anggrek dengan kultur jaringan (itu tuh teknik memperbanyak tumbuhan dengan menanam jaringan tumbuhan pada medium yang mengandung nutrien dan hormon pertumbuhan sehingga diperoleh tumbuhan baru dalam jumlah banyak dan seragam, mirip-mirip menanam bakteri pada medium produksi gituh). Tentu saja aku diajari dulu sebelum bisa melakukan sendiri.

Trus aku juga diperbolehkan ambil bagian dalam beberapa proyek penyilangan anggrek dengan perantaraan serbuk sari maupun rekayasa genetika. Pastilah perkebunan anggrek itu memiliki laboratorium kultur jaringan yang tidak kalah dengan laboratorium sejawatnya di UI, UGM atau yang di Amsterdam sekalipun! (wew, tambah ngelantur!). Yang pasti setiap hari aku bisa jalan-jalan diantara ribuan tanaman hijau berhias warna-warni yang menawan dan menebarkan udara sejuk yang menyegarkan paru-paru (Gak usah diceritain kalo weekend bisa rame-rame duduk di sekeliling api unggun, ngobrol sambil ditemani bandrek dan jagung bakar!)

Produk yang dihasilkan perkebunan adalah anggrek-anggrek khas tropis yang sangat eksotis, karena bahan-bahannya yaitu anggrek asli dari alam udah keren dari sononya dan juga akibat cita rasa sang penyilang yang sangat menawan (yaitu aku hihihi! Bercanda gak serius niy!). Anggrek-anggrek itu telah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya (Indent!!) oleh para pembeli yang tersebar di seluruh dunia (weleh-weleh! ngimpi kowe yah!).

Stop mimpinya sampai di sini dulu dan bangun hadapi kenyataan (hiks!). Dibawah ini adalah foto-foto Bandung dalam kabut beneran, khususnya di halaman belakang kantorku. Lapangan bola di belakang itu ternyata sangat indah dalam selimut kabut. Lihat aja foto-foto yang diambil pake Olympus FE-110 ini. Selamat menikmati frends.(UNDIL)


Halaman Belakang Kantor




Lapangan Tenis di Halaman Belakang




Jalanan Sepi Berkabut

Galunggung (1)

Biru langit Galunggung
Rumput bergoyang menggapaimu
Saat kutiup bunganya
Terbang berhamburan terbawa angin

Kaldera
Kawah raksasamu
Ada pulau samosir di tengah
Ada bangunan mungil di tepinya
Ada rakit untuk berlayar

Air terjun menyembul di antara pepohonan
Hijau daun
Terjalnya bukit-bukitmu
Adalah harmoni

Air dingin menyapu wajahku
Mengalir tanpa henti
dari pancuran alami
yang mengalir lembut dari dalam bumi.





Galunggung (2)

Saat dipotret
mengapa aku ingin terlihat indah
Keindahan buat siapa?
Adakah pepohonan itu juga
ingin terlihat anggun?
Adakah jurang yang dalam itu
ingin dianggap cantik?
Apakah kawah itu ingin
membuatku terpesona?

Adakah rasa aman di hatiku
ketika diriku dinilai orang lain?
Apakah aku meletakkan harga diriku
di benak orang lain?

Cukupkah aku diterima oleh
diriku sendiri?
Ataukah aku merasa perlu mencari
pengakuan orang lain?
Engkau menawan!
Engkau cerdas!
Engkau dapat diandalkan!
Engkau menyenangkan!
Senang berteman denganmu!

Duhai angin sejuk yang menyapu kulitku
Apakah kau mau berbagi ilmumu?
Aku yakin kau tak hendak merayuku
atau membuatku terpesona dengan tiupanmu.
Engkau tetap bertiup ada atau tak ada aku.
Engkau bertiup karena engkau ingin bertiup.
.