Tante Warung depan Rumah Adelia

Warung depan kontrakan Adelia sebenarnya masakannya enak, tempatnya bersih, walaupun harganya agak mahal. Namun Adelia jarang makan di sana. Gara-garanya gadis yang baru dua tahun yang lalu lulus kuliah itu setiapkali datang ke sana dipanggil Ibu sama pemilik warung. Padahal taksiran Adelia, umur pemilik warung lima tahun lebih tua darinya. Menurut Adelia tidak ada alasan si pemilik warung memanggilnya Ibu. Makanya dia males datang ke situ.



















Pernah suatu ketika Adelia yang biasa memanggil teteh, merubah panggilannya menjadi tante pada pemilik warung. Akibatnya si pemilik warung protes, dan mengatakan jangan panggil dirinya tante, karena dia belum tua. Tentu saja Adelia tertawa dalam hati. Dirinya saja dipanggil Ibu. Si pemilik warung yang memang lebih tua dari dirinya bolehlah dipangggil tante, walaupun dia belum setua tante Adelia yang di Jakarta.

Anugrah yang tidak disadari

"Wah enak yah, kamu kerjanya di Bandung. Makanan enak ada di mana-mana. Kelak kalo mau nyekolahin anak juga gampang nyari sekolah yang bagus" kata Latri pada Shizuka ketika mereka bertemu di sebuah pesta pernikahan temannya.

Latri mengatakan berbeda dengan dirinya yang bekerja di pabrik petrokimia di sebuah pulau kecil di Sumatera, kesempatan menikmati makanan enak sangat sedikit. Paling jika sedang berkunjung ke Pakanbaru atau ke Medan. Lebih leluasa jika sedang ke Bandung seperti saat ini. Pada hari-hari biasa, bisa wisata kuliner paa saat makan siang adalah impian di siang bolong. Tidak bakal terwujud karena tidak ada restoran yang eksis di sekitar pabrik.  Jadi makannya yah ke kantin lagi, apa-apa kalo soal perut yah ke kantin lagi.

Mengapa Shinichi berhenti langganan Soto


Warung soto daging di pertigaan nan ramai itu adalah langganan Shinichi Kudo. Kuahnya gurih tanpa santan, dagingnya banyak  dan empuk, serta pelayanannya cepat. Paling tidak seminggu sekali Shinichi jajan di situ. Namun itu dulu. Dua tahun yang lalu Shinichi berhenti makan di sana.
 

Horor di Warung Kucingan

Inilah pengalaman mendebarkan Shinichi Kudo sehabis sholat jumat. Waktu itu Shinichi mampir ke sebuah warung kakilima di belakang masjid yang menyuguhkan aneka masakan rumah. Ditelitinya isi lemari kaca tempat memajang aneka lauk pauk. Seperti biasa Shinichi dengan cepat menyebutkan pesanan makanannya yang kali ini berupa nasi, tempe goreng 2 buah, opor paha ayam, sate telur puyuh, sayur kacang dan empal goreng satu buah, ditambah minum teh botol.

Ketika Shinichi sedang menikmati makanannya berturut-turut muncul  beberapa orang masuk ke dalam warung untuk makan. Seorang tukang parkir di masjid. Disusul seorang tua yang sering memijat para pengunjung masjid, dan kemudian tiga orang yang tampaknya rombongan pedagang keliling yang sedang beristirahat untuk makan. Semua orang itu memesan makanan yang sama dengan Shinichi, namun tanpa opor ayam, sate telur puyuh dan empal goreng. Mereka masing-masing memesan nasi, sayur, ditambah satu buah lauk, antara tempe atau tahu.