Mungkin teman-teman udah pernah dengar teka-teki ini dari ngobrol-ngobrol atau pada satu sesi pelatihan manajemen. Aku baru dengar teka-teki ini idul fitri yang baru lalu dari adikku. Adikku mendengarnya pada saat ikut acara kumpul-kumpul keluarga nenek buyutku. Saat itu seorang saudaraku melontarkan teka-teki 9 koin emas -- sembari menjanjikan hadiah bagi yang bisa menjawabnya.
Teka-tekinya kurang lebih seperti ini: Ada 9 koin emas, masing-masing beratnya 15 gram, namun ada satu koin yang beratnya hanya 14,5 gram. Pertanyaannya adalah bagaimana cara memilih satu koin yang menyimpang itu hanya dengan 2 kali melakukan penimbangan.
Fakta:
Ada 9 koin emas yang terdiri atas 8 koin 15 gram dan 1 koin 14,5 gram.
Teka-teki:
Bagaimana memilih satu koin 14,5 gram hanya dengan hanya 2 kali melakukan penimbangan?.
^_^
Yang pertama terpikir pada benakku adalah penimbangan pastilah menggunakan neraca yang membandingkan berat sisi kiri - kanan timbangan, bukan timbangan yang menggunakan skala seperti timbangan berat badan.
Selanjutnya yang terbayang adalah:
1. Koin dibagi dua kelompok, masing-masing 4 koin dan akan tersisa 1 koin
2. Timbang 2 kelompok koin tersebut.
3. Bila beratnya sama, berarti 1 koin yang tersisa adalah koin 14,5 gram. Masalah terpecahkan!
4. Bila berat tidak sama, berarti kita harus memilih dari kelompok koin yang lebih ringan.
5. Bagi kelompok ringan menjadi 2 kelompok, masing-masing akan berisi 2 koin
6. Lakukan penimbangan.
7. Berat pasti tidak sama, dari 2 koin di kelompok ringan salah satunya adalah koin 14,5 gram.
8. Jatah penimbangan habis, kita masih memiliki 2 koin yang salah satunya 14,5 gram.
9. Harus 3 kali penimbangan untuk mendapatkan koin yang dicari.
Blank! Minimal 3 kali penimbangan! Saya gagal memecahkan teka-teki ini.
^_^
Akhirnya adikku memberi kuncinya. Ternyata jawaban teka-teki itu ternyata sederhana saja. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Koin dibagi 3 kelompok (bukan 2 kelompok), masing-masing berisi 3 koin.
2. Ambil 2 kelompok dan lakukan penimbangan.
3. Bila hasilnya seimbang, berarti koin 14,5 gram berada pada kelompok yang belum ditimbang.
4. Bila hasilnya tidak seimbang, berarti koin yang dicari berada pada kelompok yang lebih ringan.
5. Dari kelompok yang dicurigai, ambil 2 koin untuk ditimbang, akan tersisa 1 koin.
6. Bila hasilnya seimbang, berarti koin 14,5 gram adalah sisa 1 koin yang belum ditimbang.
7. Bila hasilnya tidak seimbang, koin yang dicari adalah koin yang lebih ringan.
Ternyata caranya sederhana. Pemecahan ini tidak terpikirkan karena adanya block pada pikiran saya yaitu penimbangan hanya boleh 2 kali, rasanya gak masuk akal bila koinnya malahan dibagi 3 kelompok.
^_^
Komentar saya atas teka-teki ini adalah salah satu contoh kreatifitas dalam pemecahan masalah. Kreatifitas dalam memecahkan persoalan dengan cara paling efisien. Dua kali penimbangan adalah lambang efisiensi. Bila teka-teki ini dilontarkan dalam sebuah sesi pelatihan, seyogyanya si trainer tidak berhenti dengan hanya memberikan jawaban dan mengatakan bahwa itu adalah contoh pemecahan kreatif atas sebuah masalah.
Sebaiknya dia memberi contoh-contoh yang lebih kongkrit, yang berkaitan langsung dengan pekerjaan. Jika hal itu tidak dilakukan, saya khawatir teka-teki itu hanya berhenti sebatas teka-teki untuk selingan hiburan bagi peserta yang mulai jenuh dan hanya sedikit nilai tambahnya.
Contoh yang lebih kongkrit misalnya 9 koin diibaratkan sebagai 9 pekerjaan yang harus diselesaikan (diambil keputusan) oleh sebuah tim -- hanya dengan 2 kali meeting karena dikejar tenggat waktu. Koordinator tim harus menyusun strategi agar semua pekerjaan selesai tanpa meeting tambahan -- karena agenda kerja para anggota tim telah fullbooking. Tidak ada waktu lagi yang memungkinkan mereka menyelenggarakan meeting lanjutan.
Langkah yang dilakukan si koordinator misalnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi pekerjaan menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri 3 pekerjaan.
2. Bagi anggota tim menjadi 2 kelompok.
3. Pada meeting pertama bagi meeting menjadi 2 sesi.
4. Sesi pertama setiap kelompok bertugas menyelesaikan 3 pekerjaan.
5. Sesi kedua untuk konfirmasi hasil pembahasan masing-masing kelompok dan keputusan diambil. Dengan demikian 6 pekerjaan terselesaikan.
6. Meeting kedua untuk membahas sisa 3 buah pekerjaan dan mengambil keputusan.
Dengan memberi contoh kejadian nyata yang sehari-hari dihadapi peserta training, teka-teki akan lebih bermanfaat bagi mereka. Bahwa hanya 2 kali kesempatan meeting bukan berarti pekerjaan harus dibagi 2 dan dikerjakan secara beramai-ramai oleh anggota tim.
Ada cara-cara lain yang lebih efektif dan "nendang" asal kita bersedia berpikir lebih luas dan tidak segera mengesampingkan pilihan-pilihan yang kedengarannya tidak masuk akal. Seperti halnya ide membagi koin menjadi 3 kelompok, padahal hanya boleh melakukan penimbangan sebanyak 2 kali. Bukankah ide itu bila saya pikirkan secara sepintas -- akan segera saya anggap sebagai pilihan yang tidak masuk akal? (UNDIL)