Sejak kapan cicak suka mencopet ? Siapa yang menjadi korbannya ?. Untuk lebih jelasnya mari kita bertanya pada semut-semut yang berbaris di dinding. Namun berhubung semut-semut tidak bisa bicara, Shinichi Kudo yang akan memberi testimoni. Begini ceritanya. Waktu itu Shinichi Kudo sedang mengamati atau lebih tepatnya melihat serombongan semut yang berpayah-payah mengangkut rontokan makanan dari meja makan atau lantai ke atas tembok. Mereka bergotong royong membawa makanan yang ukurannya lebih besar dari badan mereka sambil kadang-kadang memutar-mutar posisi makanan (mungkin) untuk mencari posisi yang paling enak. Setelah bekerja keras (andai punya kelenjar keringat mungkin badan mereka sudah bermandikan peluh) mengangkut makanan ke tengah-tengah dinding tiba-tiba muncullah si reptil penguasa tembok. Seekor cicak yang ukuran badannya jauh lebih besar dari semut tanpa malu-malu menyambar bawaan rombongan makhluk kecil itu. Sigap merebut makanan yang sedang di angkut ramai-ramai. Setelah berhasil merampas, si cicak langsung lari menjauhi para semut yang (sepertinya) menatap cicak dengan penuh kemarahan.
“Awas lu! Kalo sampai kejepit pintu gue makan lu!” mungkin begitulah panglima semut melampiaskan kekesalannya.
Benarkah cicak suka mencopet ? Nggak lah, beliau hanya mengikuti nalurinya untuk mencaplok makanan yang melintas di dekatnya.
“Bukan salah cicak caplok makanan yang mondar-mandir di depan lidah cicak” begitulah kira-kira jawab si cicak.