Seperti yang telah direncanakan -- pagi sepulang dari joging keliling lapangan -- Shinichi Kudo bertemu dengan Ryu di depot susu murni di jalan gajah. Sambil menikmati susu murni, soto lamongan, martabak basah dan pemandangan belasan kuda sewaan yang lalu lalang di depan mereka, mengalirlah serangkaian cerita menarik dari mulut Ryu.
Tiga tahun silam seusai lulus kuliah, Ryu hanya berminat untuk bekerja di area yang tak jauh-jauh dari binatang, terutama burung. Sebagai bekas koordinator Klub Pengamat Burung di kampus, Ryu sangat ingin menerapkan pengetahuannya tentang burung ke dalam pekerjaan, dan pilihannya jatuh pada bonbin (kebun binatang). Dengan sedikit sentuhan kreatif, Ryu yakin bonbin bisa menawarkan lebih dari sekedar “melihat binatang liar di kandang”, tetapi juga bisa menjadi arena hiburan dan pengetahuan yang menarik.
Dengan serangkaian presentasi yang melelahkan, ditambah dukungan data dari teman-temannya, Ryu berhasil meyakinkan pimpinan kebun binatang saat itu untuk menerima usulan-usulannya tentang program pengembangan bonbin, dan sekaligus menjadikan Ryu sebagai bagian dari tim yang akan melaksanakan program tersebut.
Sebelum meluncurkan program, bonbin terlebih dahulu melakukan program pendahuluan dengan melengkapi koleksi binatang-binatang peliharaan populer, misalnya ikan hias. Hampir semua jenis ikan hias favorit yang disukai masyarakat dimasukkan sebagai koleksi baru bonbin untuk menarik minat para pecinta ikan hias. Langkah lain adalah bonbin menyediakan Guide yang akan memimpin tur keliling bonbin dan memberi penjelasan pada pengunjung mulai dari jenis binatang, sifat-sifatnya di alam bebas, sampai sejarah bagaimana binatang itu sampai ke bonbin, dan untuk semua itu pengunjung tidak dipungut biaya tambahan.
Setelah program pendahuluan dilaksanakan, mulailah belasan program baru diluncurkan. Diantara serentetan program, ada tiga program yang berhasil mendongkrak jumlah pengunjung. Program pertama yang menyumbang lebih dari 60% pengunjung adalah “PROGRAM SAHABAT SEKOLAH”.
Program ini menawarkan praktikum lapangan untuk mata pelajaran yang berkaitan dengan binatang. Ryu menyediakan “guru-guru” yang akan membimbing para siswa selama kunjungan di bonbin. Para pembimbing tak lain adalah mahasiswa-mahasiswa yang bekerja part time, mereka telah diberi kursus singkat tentang kurikulum sekolah sehingga bisa memberi penjelasan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Program ini juga menawarkan potongan harga bila kunjungan tidak dilakukan hari sabtu-minggu. Hasilnya nyata! Bonbin selalu ramai dikunjungi anak sekolah walaupun bukan hari sabtu minggu.
Program kedua adalah”DUNIA BURUNG” yang menawarkan kursus singkat tentang burung, meliputi pengenalan jenis-jenis burung, sifat-sifat & tingkah laku alami burung sampai praktek mengidentifikasi seekor burung dengan menggunakan buku manual. Bonbin juga menawarkan program mengamati burung di alam bebas (tentu saja menggunakan teropong), dengan cara mengkoordinir “wisata pengamatan burung” ke daerah-daerah yang masih banyak dihuni kawanan burung-burung liar. Program lain yang mirip dengan ini adalah “DUNIA ULAR” yang mengajak pengunjung berkenalan dengan ular & binatang melata lainnya, walaupun peminatnya tidak sebanyak dunia burung.
Program ketiga adalah “DUNIA TANAMAN’. Pada program ini bonbin menawarkan kursus singkat cara identifikasi tanaman menggunakan buku manual disertai praktek identifikasi pohon-pohon di bonbin, mengenal sifat-sifat berbagai jenis tanaman, cara menanam & merawat tanaman yang sedang ngetrend, misalnya adenium, kantong semar dan anthurium. Yang paling menarik minat pengunjung adalah tur keliling kebun anggrek & kursus singkat merawat Anggrek. Untuk mendukung program ini bonbin rela membangun rumah kaca yang ditanami ratusan spesies anggrek, termasuk anggrek hasil silangan paling mutakhir. Program ini menyumbang lebih dari 20% penghasilan bonbin.
^_^
Tak terasa matahari telah meninggi--pengunjung depot susu-pun telah berganti bukan lagi orang-orang yang usai berolah raga-- saat Ryu mengakhiri ceritanya. Sebelum berpisah Ryu sempat menceritakan permintaan sejumlah pengunjung bonbin untuk membangun klinik & tempat penitipan hewan peliharaan. Tantangan baru buat Ryu setelah keberhasilannya mengembangkan bonbin bukan saja menjadi arena hiburan, tetapi juga pusat pengetahuan yang hampir setiap hari dibanjiri anak-anak berseragam putih-merah, putih-biru dan putih-abu-abu yang sedang melakukan praktikum lapangan (UNDIL).