Peristiwa Setelah Ketua RW Menolak Perbaikan Jalan

Amoroso selaku ketua RW 5 menolak permintaan warga untuk mengajukan perbaikan jalan yang melintasi di sebelah selatan RW 5 ke Pemerintahan Kota seperti yang dilakukan RW-RW lain terhadap jalan di sekitarnya. Amoroso hanya setuju mengajukan perbaikan jalan yang melintas di sebelah barat, dan sebelah utara saja. Banyak warga yang kesal terhadap Amoroso, namun ketua RW5 itu tetap bertahan pada pendiriannya. Dia punya pertimbangan lain tentang hal itu.

Jalan Selatan merupakan jalan keluar bagi banyak jalan tikus yang melintas dari dalam RW 5, sehingga di sepanjang jalan tersebut banyak terdapat pertigaan yang ramai dilalui orang. Dengan jalan dalam kondisi rusak dimana kendaraan tidak bisa ngebut-pun beberapakali terjadi kecelakaan. Apalagi jika jalan dalam kondisi mulus sehingga kendaraan yang melintas bisa ngebut. Amoroso sungguh sulit membayangkan apa yang terjadi jika jalan diperbaiki. duniashinichi.blogspot.com

Faktor lain yang membuat Amoroso enggan mengajukan perbaikan adalah di pinggir Jalan Selatan terdapat sebuah sekolah dasar, sebuah TK, play group, tempat kursus Bahasa Inggris dan sebuah mushola. Saat ini banyak murid-murid sekolah yang berjalan kaki dan bersepeda menuju sekolah. Jarang orangtua yang mengantar dengan mengendarai mobil karena kondisi jalan yang rusak berat yang menyisakan bagian mulusnya sedikit di bagian tengahnya. Jalan tanpa trotoar itu sangat berbahaya jika diperbaiki, karena kendaraan yang pada ngebut bisa saja menyerempet murid-murid sekolah yang berjalan agak ke tengah. duniashinichi.blogspot.com

^_^

Kemarahan sebagian warga terhadap Amoroso perlahan-lahan sirna tatkala mereka melihat apa yang terjadi pada RW-RW tetangga yang jalannya diperbaiki. Mobil-mobil yang hendak menuju pusat kota yang dulunya lewat jalan selatan, kini beralih lewat ke jalan RW tetangga yang lebih mulus. Jalan yang dulunya hiruk pikuk oleh motor dan mobil kini terasa lebih lenggang karena berkurang drastisnya jumlah kendaraan yang melintas. Udara yang tadinya berdebu dan pengap oleh asap, kini terasa lebih segar karena jarang kendaraan melintas. Anak-anak juga lebih nyaman belajar di kelas karena tidak terganggu bising suara kendaraan.

Di sisi jalan terdapat tanah kosong sepanjang jalan selebar dua meter yang tadinya dibiarkan menjadi semak belukar kini telah dirubah menjadi arena menanam sayur-sayuran dan bebungaan bagi siswa sekolah. Sebenarnya sudah lama para guru ingin memanfaatkan tanah itu, tapi khawatir membahayakan para murid karena padatnya kendaraan yang melintas. Kini dengan kondisi jalan yang sepi, membuat kegiatan tersebut dapat direalisasikan. Setiap jumat pagi para guru mengajak murid-murid TK berjalan beriringan sepanjang jalan sambil mengamati pohon-pohon besar yang tumbuh di kiri kanan jalan.

Belakangan setelah melihat jalan menjadi sepi, Amoroso berinisiatif membangun trotoar di salah satu sisi jalan dan membangun pagar pembatas sederhana dari kawat untuk jalur sepeda bagi anak-anak sekolah. Semua berjalan lancar tanpa hambatan karena jalan itu mulai dilupakan orang. Jalan yang sepi itu juga membuat warga RW dan RW-RW tetangga senang berolahraga saat pagi dan sore di sepanjang jalan itu. Pohon-pohon rindang sepanjang jalan, suara burung berkicau di balik dedaunan, dan tanaman sayuran & bebungaan yang tertata apik di pinggir jalan, membuat orang betah berlama-lama berolahraga (undil-2013). 

Kancil Mencuri Cinta

Ketimun yang bergelantungan menjadi saksi
bahwa sang tambatan hati hinggap di sekitar diri
di sudut-sudut penuh misteri dari keriuhan sehari-hari
namun diri perlu memasang mata, telinga dan hati
agar semua hiruk pikuk itu gak jadi penghalang tuk mengenali

^_^

Ketimun yang bergelantungan adalah pemandangan yang dilihat Sang Kancil yang sedang berjalan-jalan di ladang untuk menikmati pemandangan yang indah sembari mencari ilham bagi puisi-puisinya.

Bulan depan adalah hari puisi, dimana para binatang hutan akan membacakan puisi bagi sahabatnya, atau suami pada istrinya. Sudah tiga tahun ini puisi Sang Kancil selalu menjadi juara, pasalnya dia begitu pandai merangkai kata-kata indah bagi sahabatnya. 

Namun beberapa hari ini pikiran Sang Kancil buntu. Gara-garanya dia merasa gundah. Dari tahun ke tahun, dia hanya membuat puisi untuk sahabat, kapan dia membuat puisi untuk istrinya?. Tentu pertama-tama Sang Kancil harus punya istri terlebih dahulu.























Akhirnya Sang Kancil mengambil kesimpulan bahwa dirinya tidak akan bisa membuat puisi sebelum menemukan seorang istri. Sambil terus merenung, tanpa kenal lelah Sang Kancil meneruskan perjalanan di ladang yang membentang di sepanjang perbatasan hutan. 

Tak terasa sampailah dia di perkampungan penduduk. Sang Kancil mulai berhati-hati dalam melangkah, jangan sampai kehadiran dirinya dipergoki oleh para penduduk. Ketika Sang Kancil usai menyeberangi kebun jagung, dia melihat seekor kancil betina remaja sedang mengendap-endap, mengamati seorang Perawan Desa yang sedang duduk di teras rumah sambil menyisir rambut. duniashinichi.blogspot.com

"Wooy, lagi ngapain kamu?" tanya Sang Kancil kepada Si Remaja

Si Remaja itu tampak kaget oleh sapaan Sang Kancil, lalu dia mendengus sambil mukanya merah merona.

"Ah rupanya Anda Tuan Kancil nan cerdik. Saya sedang melihat cermin yang dimiliki Perawan Desa itu. Jika aku punya cermin seperti itu alangkah senangnya. Aku bisa merawat kulitku dan rambutku dengan lebih cermat" jawab Kancil Remaja

Sang Kancil melihat Si Remaja yang berdiri di depannya nampak rapi. Bulu-bulunya putih bersih terawat, kakinya mengenakan sepatu dari kayu yang mengkilap, nampak bekas gerusan di sudut-sudut sepatu yang menunjukkan kancil nan jelita yang berdiri di depannya adalah seorang pekerja keras yang sering menggunakan sepatunya saat bekerja. Di pundaknya tercangklong tas yang dilengkapi kantong-kantong kecil berisi aneka barang yang tertata rapi, artinya dia adalah seekor kancil yang cermat.

"Apakah kamu ingin aku mencurikan cermin itu untukmu" tanya Sang Kancil dengan hati-hati

BIOPORI

Pengalaman itu sesuatu yang unik. Jika diulangi lagi oleh orang lain atau bahkan oleh pelakunya sendiri, mungkin hasilnya akan berbeda.

^_^


















Orang jaman dulu, termasuk Nenek Buyut Shinichi Kudo, mengenal pantun "Kerikil anak watu, dipikir karo mlaku", alias yang penting mulai kerjakan dulu, nanti kelanjutannya dipikirkan sambil jalan. Entah apa pepatah padanannya dalam bahasa Indonesia, atau in english. Sewaktu kecil, Shinichi sering mendengar pepatah tua itu. Namun baru benar-benar memahami maknanya saat mengerjakan project biopori. Ceritanya pada tahun 2010 Shinichi bersama Haibara mengerjakan project biopori sebagai acara inti kegiatan HUT serikat karyawan. Sebuah acara yang dimulai dengan bekal pengetahuan serba sedikit tentang biopori.

Waktu itu Haibara ditunjuk menjadi ketua panitia HUT serikat karyawan. Seperti biasa dia mengajak Shinichi untuk nimbrung, dan mencari sesuatu yang baru untuk dikerjakan. Sesuatu yang belum pernah dikerjakan sebelumnya. Novelty, itulah semboyan yang pertama. Harus novel, harus baru, jangan mengulang apa yang pernah dikerjakan para pendahulu. Akhirnya disepakatilah menggelar acara pembuatan biopori massal di perusahaan. Haibara mengurus keseluruhan acara, Shinichi khusus mengurusi biopori.

Ada orang yang meragukan acara biopori akan berhasil menarik minat para karyawan. Disebutnya membuat biopori memerlukan kerja fisik, harus ngebor-ngebor tanah. Sedangkan acara HUT biasanya hanya jalan santai, terus karyawan diminta duduk menikmati hiburan. Tidak perlu pake otot. Masukan yang bagus untuk disiapkan antisipasinya oleh panitia. Caranya dengan berkoar-koar tentang biopori jauh-jauh hari sebelum acara dimulai. duniashinichi.blogspot.com

Panitia akan menggunakan semua media perusahaan secara maksimal. Dari mulai mail moderator, papan pengumuman, sampai pemasangan spanduk. Bahkan nggak tanggung-tanggung, Panitia bakalan langsung menghadirkan Pak Kamir Raziudin Brata dari IPB selaku penemu biopori, untuk melakukan sosialisasi. Dengan publikasi yang gegap gempita itu, Shinichi yakin para karyawan bakalan berminat mengikuti acara biopori.
Biopori adalah lubang di permukaan tanah dengan diameter 10 cm, dan kedalaman satu meter, yang harus rutin "diberi makan" berupa sampah organik seperti daun-daunan dan sisa makanan. Sampah itu akan jadi makanan organisme tanah, yang akan membuat lubang-lubang kecil di dinding lubang tersebut. Lubang-lubang kecil tersebut dinamakan biopori, dan berperan membantu mempercepat proses penyerapan air hujan ke tanah, karena penyerapan bukan hanya vertikal, tapi juga horizontal melalui biopori. Biopori bermanfaat mencegah banjir dan membantu memperbanyak cadangan air tanah, karena air hujan tidak langsung terbuang ke sungai. 
 
Penerapan biopori di rumah tangga sangat mungkin dilakukan karena sampah organik dapat dengan mudah ditemukan di dalam rumah. Caranya dengan memasukkan sampah rumah tangga organik ke dalam biopori, jenis sampah yang sering menimbulkan bau tak sedap tersebut akan habis dimakan “penghuni” lubang biopori. Pada saat hujan, biopori juga bermanfaat untuk mengurangi aliran air dari halaman rumah satu ke halaman rumah lainnya, atau ke daerah lain yang lebih bawah, yang bisa menyebabkan banjir.

Kelebihan lain dari biopori adalah memperkaya kandungan air hujan. Bila sumber air hanya berupa air hujan tanpa tambahan apa-apa berarti kandungannya hanya H2O. Namun setelah diresapkan kedalam tanah lewat biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan melarutkan dan kemudian mengandung mineral-mineral yang diperlukan oleh kehidupan. 
Untuk mempermudah proses pembuatan biopori dapat digunakan bor yang bisa dipesan ke IPB Bogor. Caranya bor cukup ditancapkan ke tanah, diputar searah jarum jam dengan memberi tekanan seperlunya, bor akan masuk ke dalam tanah. Setiap masuk 20 cm, angkat bor dari dalam tanah maka tanah akan ikut terbawa bersama mata bor dan bisa di buang. Begitu seterusnya sehingga didapatkan sebuah lubang berdiameter kecil (10-30 cm) dan berkedalaman sekitar 1 meter. Untuk tanah yang banyak batu-batunya usahakan untuk terlebih dahulu menyingkirkan batu-batu yang akan menghalangi bor menembus tanah.

Toma yang gak pernah puas

Toma adalah sosok seorang pekerja yang gemar mengeluh. Padahal karirnya terbilang cemerlang. Baru tiga tahun kerja sudah menduduki jabatan kepala seksi, dengan lima belas anak buah. Namun itu tidak membuatnya puas. Pasalnya dia membandingkan dirinya dengan Hanna yang langsung menjadi kepala bagian karena formasi kosong setelah bosnya pensiun. 

Belum lagi soal sekolah S2. Dia mengeluhkan keberuntungan Freddy yang disekolahkan ke Jepang. Toma terlanjur lulus seleksi tahun lalu yang hanya menawarkan S2 di dalam negeri. Sedangkan Freddy yang tidak lulus pada seleksi tahun lalu, mendapat kesempatan ikut seleksi tahun ini dan lolos untuk bersekolah di Jepang. "Ya Nasiblah" hibur teman-temannya.

Puisi Anak: Pak Pos

Setiap pagi
dia menyapa para tetangga
riang menebar senyuman
setumpuk surat di boncengan
motornya mengelilingi desa
harap-harap cemas diriku
datangnya sepucuk surat
dari sahabat pena
bawa kabar dari seberang benua
Hmmmm....tapi itu semua
adalah cerita mama
bersahabat dengan kertas dan perangko
yang tak pernah kurasakan
duniaku adalah dunia maya
yang menyapaku nyaris tanpa jeda
Dia yang rambutnya telah memutih
masih setia menyapa
mama, tetangga, aku dan teman-temanku
walaupun jumlah surat di boncengan tak seberapa
riang senyumnya tak pernah sirna
(undil - 2013)

Puisi Anak: Sepatu Tua

Sebuah sepatu tergolek di selokan,
kotor, suram, bermandi lumpur,
tali-talinya sudah terbelah,
kulitnya compang camping,
solnya mangap, jebat, dan jebol.

Tapi jangan ragukan jasanya,
andai dia punya perasaan,
dia tidak akan sedih, tidak juga menderita,
karena di masa lalunya dia telah berguna,
bersahabat dengan kaki pemiliknya,
bertahun-tahun setia dalam tugasnya,
menemani sang kaki pergi kemana-mana,
Kini tiba masanya
merelakan tugasnya
bagi sepatu yang lebih muda 
(undil-2013)

Dongeng Kepahlawanan Sang Kancil vs Orang Berkumis dari Gunung


Sang Kancil dalam perjalanan dari Hutan Utopia menuju Gunung Sepikul mengikuti petunjuk buku Mas Wagenugraha, seorang ahli ilmu hayati paling mumpuni se-Jawa, untuk mencari rerumputan tahan kekeringan sebagai makanan cadangan rakyatnya di Hutan utopia. Hari itu Sang Cendekiawan tiba di sebuah kebun tanaman ketimun yang nampak memiliki batang-batang yang kurus, daun-daun yang sebagian menguning  dan buah-buah kecil yang bergelantungan. 

Baru saja dia duduk, tiba-tiba bertiup angin kencang yang menerbangkan topi orang-orangan – boneka kayu yang dipasang ditengah kebun ketimun.  Sang Kancil segera berlari mengejar topi itu dan bermaksud memasangnya kembali ke tubuh orang-orangan. Sialnya saat tangannya menyentuh dada orang-orangan, tangannya menempel  pada tubuh si boneka kayu dan tidak bisa dilepaskan.   

Pak Tani yang menemukan Sang Kancil terjebak pada tubuh orang-orangan langsung menyangka dirinya berhasil  menangkap pencuri yang selama ini mengganggu kebunnya. Maka ditetapkanlah hukuman pada Sang Kancil untuk bekerja membersihkan ladang Pak Tani selama 6 bulan terus menerus sebelum dia boleh pergi melanjutkan perjalanan ke Gunung Sepikul. Selama menjalani masa hukuman Sang Kancil akan dirantai kakinya dan dijaga oleh Anjing Gembala.

Dari Si Anjing Gembala, Sang Kancil tahu bahwa para petani di desa akhir-akhir ini kekurangan air karena sumber air yang mengalir dari Gunung Putih telah dikuasai sekelompok orang bersenjata yang dipimpin seseorang yang dijuluki Orang Berkumis dari Gunung. 

Orangnya tinggi jangkung, berkulit putih bersih, bermata belo warna biru, berambut kuning yang dicukur cepak, dan berkumis warna merah yang jarang-jarang tumbuhnya. Walaupun demikian orang-orang menjulukinya Orang Berkumis dari Gunung. Orang ini sangat giat mencari pengikut baru. Sepekan sekali dia membayar tukang teriak di pasar-pasar untuk meneriakkan ajaran-ajarannya tentang kebebasan tanpa batas. Dia juga mengundang anak-anak muda untuk berkunjung ke perpustakaan miliknya dan berdiskusi tentang kebebasan.

Setelah merasa cukup kuat, kelompok orang yang menguasai Gunung Putih itu membendung sumber air yang memancar dari puncak gunung. Mereka menggali tanah untuk mendapatkan tembaga dan emas dari gunung. Mereka memerlukan air dalam jumlah banyak untuk mencuci biji-biji tembaga dan emas yang masih bercampur dengan tanah. 

Belasan kali para petani mengirim utusan untuk meminta bendungan dibuka, tetapi selalu ditolak. Akhirnya para petani membentuk pasukan bersenjata dan berusaha merebut kembali  gunung itu -- namun selalu gagal. Sebenarnya jumlah kelompok yang dipimpin Orang Berkumis dari Gunung itu tidak banyak. Kekuatan mereka hanya belasan orang pasukan pemanah saja, ditambah beberapa puluh pekerja tambang yang tak pandai memainkan pedang. Namun di sekeliling gunung itu terdapat dinding batu yang tidak bisa ditembus oleh para petani.

Dongeng Timun Emas dan Raksasa

Mendengar kelakuan Raksasa, Timun Emas merasa perlu membuat perhitungan. Dia tak sabar untuk segera memberi pelajaran kepada Si Raksasa geleuh.

^_^

Adalah seorang perempuan jelita berusia duapuluh dua tahun bernama Anggraeni Paramarini, yang tinggal bersama suaminya di sebuah kampung di lereng gunung. Keduanya sudah menikah bertahun-tahun dan belum dikaruniai anak. Seminggu sekali Mbok Anggra pergi ke gunung untuk memetik jamur, sebagian besar untuk dimakan sendiri, dan sisanya dijual ke pasar. Tubuhnya yang tinggi dan ramping membuatnya lincah bergerak kala berjalan di atas jalan setapak yang terjal. Suami Mbok Anggra bekerja di rumah, mengurus peternakan bersama para pekerjanya. Dia adalah seorang yang banyak akal, tetapi penakut. Suami Mbok Anggra tidak berani pergi ke gunung. Menurutnya di sana masih ada macan dan raksasa penghuni gunung. Begitulah pemikirannya. Makanya tempat paling jauh yang pernah dikunjungi adalah peternakan bebek di pinggir kampung tempat bebek-bebek miliknya dikandangkan.






















Pada suatu hari, ketika Mbok Anggra sedang memetik jamur-jamur di gunung, muncullah seorang raksasa yang bermaksud memakannya. Untunglah setelah melihat tubuh Mbok Anggra yang kurus kering dia jadi kehilangan selera. Raksasa lalu bertanya apakah Mbok Anggra memiliki anak.  Setelah mendengar Mbok Anggra curcol tentang dirinya yang belum punya anak, Si Raksasa memberikan segenggam biji timun pada Mbok Anggra. Itu adalah biji-biji timun emas yang buahnya berfungsi sebagai penyubur, baik bagi Mbok Anggra maupun suaminya. Enam belas tahun yang akan datang Raksasa berjanji akan datang ke rumah Mbok Anggra untuk mengambil buah istimewa dari biji-biji timun emas yang diberikannya.

Biji-biji timun yang ditanam Mbok Anggra di halaman rumah ternyata cepat berbuah. Hanya dalam beberapa bulan saja telah bergelantungan timun-timun yang berwarna keemasan. Setelah rutin mengkonsumsi timun emas, Mbok Anggra berangsur bertambah cantik. Kulitnya semakin bersih dan berwarna kuning keemasan. Badannya semakin berisi, dan berat badannya proporsional, tidak lagi kurus kering. Rambutnya yang kemerahan tumbuh semakin lebat dan tebal. Tubuhnya semakin bugar dan beraroma wangi alami. Beberapa bulan kemudian Mbok Anggra hamil. Ketika lahir seorang bayi perempuan yang lucu, diberi nama Timun Emas.

Bayi itu kemudian tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang berbadan gempal, berkulit gelap, bertubuh kuat dan lincah. Tidak seperti ibunya yang terkenal karena kecantikannya yang mempesona, Timun Emas menjadi buah bibir penduduk kampung karena sopan, ramah dan rajin membantu orangtuanya bekerja. Gadis itu dengan senang hati ikut ibu-ibu tetangga menumbuk padi dan membuat tikar. Meskipun ayahnya terhitung petani kaya di kampung, Timun Emas tak segan membantu para pekerja ayahnya membersihkan kandang bebek dan memandikan kuda beban pengangkut telur. Tentu pergi ke gunung mencari jejamuran bersama Ibunya adalah kegiatan favoritnya. Kebaikan budi Timun Emas membuat dirinya menjadi calon menantu idaman bagi para orang tua di kampungnya. 

Tak terasa enam belas tahun berlalu tatkala Raksasa datang. Dia datang untuk menagih buah istimewa yang dulu dijanjikan. Mbok Anggra mempersilahkan Raksasa untuk  mengambil sendiri buah-buah timun sesuka hatinya. Namun Raksasa menolak, yang dia maksud buah istimewa bukanlah buah ketimun, tetapi anak yang lahir dari rahim Mbok Anggra. Tentu saja Mbok Anggra menolak permintaan Raksasa. Menurutnya Timun emas adalah karunia Allah, bukan berasal dari biji-biji timun milik raksasa. Namun Mbok Anggra berusaha menolak dengan halus. Soalnya tidak mungkin dirinya berkelahi melawan raksasa. Dia juga tidak rela mengorbankan suaminya untuk melawan raksasa. Lelaki itu kini bersembunyi ketakutan di kolong tempat tidur.  Dikatakannya agar Raksasa datang lagi minggu depan, karena Timun Emas saat ini sedang berada di rumah neneknya.
 
Si Raksasa diam-diam tertarik juga untuk memakan Mbok Anggra yang kini tubuhnya berisi, tidak lagi kurus kering. Dia bermaksud memakan keduanya tatkala kembali lagi ke rumah ini minggu depan. Si Raksasa menanyakan umur Mbok Anggra, dan bertanya mengapa tubuhnya kini menjadi terlihat lebih bugar. Mbok Anggra menjawab umurnya tiga puluh delapan tahun, dan mengatakan tubuhnya terasa lebih sehat dan kuat setelah rajin mengkonsumsi buah timun emas yang tumbuh dari biji-biji pemberian Raksasa. Si Raksasa tertawa mendengar jawaban Mbok Anggra, dikatakannya benih timun emas miliknya memang jenis pilihan yang hanya dimiliki para bangsawan Raksasa.

Thor The Dark World - Kisah Para Scientist Di Balik Kehandalan Si Ksatria Pukul Besi

Suatu hari Jane Foster, seorang mahasiswi mikrobiologi tahun pertama, berusia delapan belas tahun yang juga asisten Professor Erik Selvig, professor biologi & pakar immunology ternama, terperosok ke dalam sebuah lubang hitam. Gara-gara terperosok tersebut Jane terpapar pada Aether, yaitu sekumpulan campuran virus dan bakteri yang membuat sosok yang terinfeksi menjadi kuat dan bertenaga luar biasa. Namun karena Jane bukan seorang yang terlatih dengan energi sebesar itu, maka dia tidak bisa mengendalikan kekuatan yang berada di dalam dirinya yang telah terinfeksi. duniashinichi.blogspot.com




















Setelah dengan susah payah berhasil merangkak keluar dari lubang hitam, Jane berjalan terhuyung-huyung, dan terpeleset jatuh ke sungai yang tengah banjir bandang. Jane terbawa arus sungai yang bergolak dahsyat hingga terdampar ke Propinsi Asgard. Kekuatan Aether membuat tubuh Jane tetap terapung dan tidak terluka oleh benturan tebing, bebatuan dan hantaman balok-balok kayu yang hanyut. Tubuh Jane ditemukan oleh Thor, putra Gubernur Asgard yang berusia tujuh belas tahun. Thor The Dark World

Thor sangat terkenal dengan senjata pukul besinya. Senjata Thor yang sangat ternama itu berwujud pukul besi alias palu yang telah dilengkapi chips, sistem penggerak, dan roket, sehingga bisa terbang sesuai keinginan Thor. Saat Thor melempar pukul besinya, maka pukul besi itu akan menghantam sasaran, kemudian terbang balik lagi ke tangannya. Tenaga Thor yang luar biasa besar, membuat gebukan pukul besi itu bisa meremukkan tank terkuat yang pernah dibuat manusia. Kehebatan Thor dan pukul besinya ini membuat Propinsi Asgard sangat disegani oleh propinsi-propinsi lain.  duniashinichi.blogspot.com

Thor membawa Jane yang pingsan ke Istana Odin, ayahnya yang menjadi Gubernur Asgard. Jane dirawat oleh Frigga, istri Odin yang berprofesi sebagai dokter ahli mikrobiologi yang juga mahir memainkan palu. Meskipun palu Frigga tidak sebesar dan sekuat palu Thor, tetapi pengalaman bertempur Frigga membuat permainan palunya sangat efektif untuk merepotkan lawan. Thor The Dark World

Seminggu setelah dirawat Frigga, Jane berangsur sembuh. Tapi Frigga menemukan bahwa terdapat infeksi Aether dalam tubuh Jane yang terlalu kuat untuk dilawan dengan obat-obatan. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan adalah dengan mengeluarkan Aether dari dalam tubuhnya. Sesuatu yang belum diketahui caranya oleh Frigga maupun para dokter lain di Istana Asgard. Menurut Frigga, dahulu kala Aether sengaja disembunyikan dalam lubang hitam oleh Bor, kakek Thor, agar kekuatannya tidak disalahgunakan. Mungkin pergeseran kerak bumi telah menyebabkan lubang hitam terbuka, dan Jane terperosok ke dalamnya. Thor The Dark World

Adalah Dark Elf Malekith, Gubernur Propinsi Svartalfheim, yang sudah puluhan tahun mencari-cari keberadaan Aether. Malekith telah menghabiskan waktu limapuluh tahun di laboratorium untuk meneliti kekuatan Aether dan cara mengendalikannya. Kini dia telah menguasai cara mengendalikan kekuatan Aether, dus jika dirinya bertemu Jane, Malekith memiliki perangkat yang mampu menyedot keluar Aether dari tubuh Jane, dan memindahkannya ke dalam tubuhnya. Selanjutnya kekuatan Aether akan digunakan untuk mewujudkan ambisinya menaklukkan propinsi-propinsi lain. Ketika mendengar info intelijen bahwa Aether telah menginfeksi Jane yang berada di istana Asgard, maka Malekith mempersiapkan diri untuk menyerang Asgard. Thor The Dark World

Malekith membuat robot monster bernama Kursed untuk membantu dirinya menyerang Asgard. Dengan membawa pasukan segelar sepapan, Malekith melakukan serangan mendadak ke Istana Asgard. Terjadilah  pertempuran seru di dalam istana. Pasukan-pasukan Malekith melawan para pengawal  Istana Asgard. Tembakan senapan dan pukulan pedang berpadu menimbulkan suasana hiruk pikuk di dalam istana. Thor bersenjatakan palunya berada di barisan depan untuk mengobrak-abrik tentara Malekith beserta piring terbang - piring terbang yang membawa mereka ke Asgard. Sementara di sudut lain, Robot Monster Kursed dapat dengan mudah melempar-lemparkan para pengawal Asgard yang mencoba menghadangnya. Di tengah-tengah hiruk pikuk itu, Malekith menyusup ke dalam Keputren tempat Jane berada. Thor The Dark World

Cerita Cinta Diandra

Pagi hari di Bulan Januari kala Borip menarik nafas lega setelah Om Hariman akhirnya menyetujui untuk membeli belasan Toyota Innova Luxury untuk menambah armada mobil rentalnya. Kenyamanan, tenaga yang kuat dan kursi-kursi yang terpisah antar penumpang adalah feature andalan yang membuat Borip berhasil meyakinkan Om Hariman yang memiliki mayoritas pelanggan dari kalangan bisnis. Namun faktor terpenting yang mendorong keputusan Om Hariman adalah tawaran discount untuk perawatan mobil selama tiga tahun, plus layanan perbaikan di lapangan, yang ditawarkan Borip sebagai bonus tambahan kepada Om Hariman selaku premium konsumen.




Negosiasi berminggu-minggu itu akhirnya berhasil ditutup dengan manis oleh Borip, sekaligus membuat ayahnya selaku pemilik dealer dan bengkel puas dengan hasil kerja Borip. Keberhasilan ini adalah langkah pertama Borip mewujudkan impiannya. Kini Borip mendapat "hak" yang telah dijanjikan ayahnya untuk diberi bantuan pinjaman lunak guna membeli ruko di kawasan perumahan dosen di dekat kampus. Borip sudah setahun ini melakukan studi lapangan untuk berjualan di sana, dan mendapatkan kesimpulan berjualan sayur-sayuran segar adalah alternatif terbaik untuk tempat itu. Belum ada penjual sayuran yang lengkap di sekitar itu, dus Borip yakin tokonya bakalan laris manis disambangi pembeli.


Borip juga akan membuka kafe yang khusus menjual masakan sehat dari sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai menu utamanya. Dia telah menyiapkan dua orang koki yang akan bergantian menangani masakannya. Kenapa dua orang? Tentu saja supaya orang tidak bosan dengan masakan sayur-sayuran di kafenya. Tentu saja Diandra dilibatkan dalam semua persiapan ini. Mulai dari merancang desain toko hingga mendesain kafe. Juga memilih masakan-masakan yang akan disajikan di kafe. Semua mendapat sentuhan tangan-tangan kreatif Diandra. Toko sayuran adalah langkah kedua Borip untuk mewujudkan cita-citanya.

^_^

Toko sayuran maupun kafe sudah berjalan enam bulan dan memiliki pelanggan tetap yang lumayan banyak tatkala Borip dan Diandra diterima pada kampus yang sama, pada jurusan incaran mereka. Diandra memang sejak kecil berminat menjadi dokter hewan seperti tantenya, telah diterima di Fakultas Kedokteran Hewan. Sedangkan Borip belajar Agribisnis seperti kegemarannya sejak kecil ikut neneknya berdagang sayur-sayuran di pasar tradisional. Keduanya tersenyum lebar tatkala mengetahui kelulusan mereka dari situs online. Cita-cita keduanya terasa semakin dekat saja.


Borip tahu bahwa Diandra telah terbiasa dengan pekerjaan rumah seperti memasak, menjaga kerapian rumah, hingga urusan tetek bengek seperti mencari pembantu dan bergaul dengan baik dengan ibu-ibu tetangga. Sebuah bekal yang bagus untuk cita-cita mereka. Sementara Borip mampu memperbaiki perkakas rumah tangga, membengkel mobil, hingga kompromi dengan Bapak-bapak tetangga untuk menentukan besaran iuran memperbaiki selokan. Melihat semua itu, Borip merasa bahwa persiapan dirinya dan Diandra sudah lebih dari cukup untuk mewujudkan cita-citanya.        


^_^


Baik keluarga Borip, maupun kedua orang tua Diandra tidak berkeberatan kala Borip menyatakan niatnya untuk menikah sesaat sebelum perkuliahan dimulai. Borip berhasil membuktikan bahwa dirinya  sudah cukup matang untuk berumahtangga. Demikian juga Diandra yang jelita itu jauh dari sifat kekanak-kanakan dan manja, serta trampil dalam urusan rumah tangga. Baik Borip maupun Diandra telah bekerja keras untuk membuat diri mereka layak menuju jenjang pernikahan. Alangkah bahagia kedua remaja itu kala mengetahui bahwa cita-cita mereka untuk bersatu dalam pernikahan sebelum masuk ke dunia kampus dapat terkabulkan. Sebuah cita-cita yang sudah ditetapkan di hati mereka sejak setahun lalu, saat menginjak kelas dua SMA.

Unboxing Panasonic RF-5250


Kali ini saya akan membahas gadget yang bukan biasa-biasa saja seperti smartphone, tablet atau notebook versi terbaru. Mereknya cukup ternama sebagai pemasok barang-barang elektronik papan atas, yaitu panasonic. Kita langsung saja lihat box luarnya.
















Barang apakah itu? Yah benar. Tebakan anda 1000% benar, sebuah portable radio. Fasilitas yang ada di gadget radio Panasonic seri RF-5250 ini adalah radio 2 band FM/AM, dilengkapi dengan eksternal speaker jack untuk mendengarkan memakai eksternal speaker ataupun earphone. Mari kita buka boks ini lebih lanjut:




Wow ternyata dlengkapi dengan tali pembawa radio untuk dikaitkan di sisi kiri dan kanan radio. Jadi kita bisa membawa radio ini kemana-mana dengan mencangklongkan di pundak. Praktis kan?. Fasilitas lain yang ada di body radio adalah antena FM, pengatur volume, dan pengatur gelombang. Di bagian belakang ada tombol geser untuk memindah gelombang dari AM ke FM dan sebaliknya. Di bagian samping kanan terdapat colokan untuk eksternal speaker dan earphone. Sumber power untuk radio ini adalah dua baterai UM-1 yang ada di bagian belakang. Berikut spesifikasi lengkap Panasonic RF-5250:

Menunggu Godot

Tahun ini Juned membeli 2 ekor kambing korban. Satu untuk masjid di dekat rumahnya, satu lagi untuk disembelih di kampung halaman temannya, di pelosok pedesaan di Subang. Untuk kambing yang di Subang, Juned memilih kambing yang terbesar yang ada di sana, harganya relatif lebih murah karena langsung beli pada peternak. Untuk yang Masjid di dekat rumahnya, Juned memilih kambing ukuran sedang karena rada susah cari yang besar.

Juned menitipkan pengurusan kambing pada temannya di Subang. Untuk yang di dekat rumah, Juned menitip pada Bibi yang biasa membersihkan rumahnya. Kebetulan dia tinggal tak jauh dari rumah Juned. Sebenarnya hal serupa telah dilakukan Juned tahun lalu. Waktu itu dia menitipkan pengurusan hewan kurban pada Si Bibi dan temannya. Tahun lalu sehabis dhuhur Juned sudah bisa menikmati gule dan sate kambing masakan si Bibi.

Tante Warung depan Rumah Adelia

Warung depan kontrakan Adelia sebenarnya masakannya enak, tempatnya bersih, walaupun harganya agak mahal. Namun Adelia jarang makan di sana. Gara-garanya gadis yang baru dua tahun yang lalu lulus kuliah itu setiapkali datang ke sana dipanggil Ibu sama pemilik warung. Padahal taksiran Adelia, umur pemilik warung lima tahun lebih tua darinya. Menurut Adelia tidak ada alasan si pemilik warung memanggilnya Ibu. Makanya dia males datang ke situ.



















Pernah suatu ketika Adelia yang biasa memanggil teteh, merubah panggilannya menjadi tante pada pemilik warung. Akibatnya si pemilik warung protes, dan mengatakan jangan panggil dirinya tante, karena dia belum tua. Tentu saja Adelia tertawa dalam hati. Dirinya saja dipanggil Ibu. Si pemilik warung yang memang lebih tua dari dirinya bolehlah dipangggil tante, walaupun dia belum setua tante Adelia yang di Jakarta.

Anugrah yang tidak disadari

"Wah enak yah, kamu kerjanya di Bandung. Makanan enak ada di mana-mana. Kelak kalo mau nyekolahin anak juga gampang nyari sekolah yang bagus" kata Latri pada Shizuka ketika mereka bertemu di sebuah pesta pernikahan temannya.

Latri mengatakan berbeda dengan dirinya yang bekerja di pabrik petrokimia di sebuah pulau kecil di Sumatera, kesempatan menikmati makanan enak sangat sedikit. Paling jika sedang berkunjung ke Pakanbaru atau ke Medan. Lebih leluasa jika sedang ke Bandung seperti saat ini. Pada hari-hari biasa, bisa wisata kuliner paa saat makan siang adalah impian di siang bolong. Tidak bakal terwujud karena tidak ada restoran yang eksis di sekitar pabrik.  Jadi makannya yah ke kantin lagi, apa-apa kalo soal perut yah ke kantin lagi.

Mengapa Shinichi berhenti langganan Soto


Warung soto daging di pertigaan nan ramai itu adalah langganan Shinichi Kudo. Kuahnya gurih tanpa santan, dagingnya banyak  dan empuk, serta pelayanannya cepat. Paling tidak seminggu sekali Shinichi jajan di situ. Namun itu dulu. Dua tahun yang lalu Shinichi berhenti makan di sana.
 

Horor di Warung Kucingan

Inilah pengalaman mendebarkan Shinichi Kudo sehabis sholat jumat. Waktu itu Shinichi mampir ke sebuah warung kakilima di belakang masjid yang menyuguhkan aneka masakan rumah. Ditelitinya isi lemari kaca tempat memajang aneka lauk pauk. Seperti biasa Shinichi dengan cepat menyebutkan pesanan makanannya yang kali ini berupa nasi, tempe goreng 2 buah, opor paha ayam, sate telur puyuh, sayur kacang dan empal goreng satu buah, ditambah minum teh botol.

Ketika Shinichi sedang menikmati makanannya berturut-turut muncul  beberapa orang masuk ke dalam warung untuk makan. Seorang tukang parkir di masjid. Disusul seorang tua yang sering memijat para pengunjung masjid, dan kemudian tiga orang yang tampaknya rombongan pedagang keliling yang sedang beristirahat untuk makan. Semua orang itu memesan makanan yang sama dengan Shinichi, namun tanpa opor ayam, sate telur puyuh dan empal goreng. Mereka masing-masing memesan nasi, sayur, ditambah satu buah lauk, antara tempe atau tahu.

Paino dan para perampas kebahagiaan yang tidak disadari


Keresahan mulai muncul di RW Paino, tatkala tetangga baru di ujung jalan masuk ke RW, membuka arena permainan games merangkap warnet. Banyak anak-anak yang tadinya masih bisa disuruh mengaji, dan belajar sehabis maghrib, menjadi membandel. Mereka memilih berkumpul di arena permainan itu, dari mulai pulang sekolah hingga larut malam. Pokoknya hari-hari mereka dihabiskan nongkrong di sana.

Awalnya Ketua RW Paino mengabaikan protes dari warga. Dia menganggap bahwa si tetangga baru bebas-bebas saja membuka usaha sepanjang tidak merugikan warga lain. Urusan anak warga jadi demen nongkrong di sana, itu urusan orang tuanya. Seharusnya mereka bisa mendidik anak mereka dengan baik, sehingga tidak tergoda untuk main games sepanjang hari.  Bukan saatnya lagi main larang melarang. Sekarang jamannya demokrasi, jaman bebas. Setiap orang bertanggung jawab menjaga  diri sendiri dan keluarganya. Bukan lagi mengandalkan aturan larangan ini dan itu.

Namun pandangan Paino berubah 180 derajad setelah dia mendapat laporan prestasi sekolah anak-anak kampung merosot.  Ditambah lagi tidak ada lagi kegiatan olah raga yang aktif. Jika dulu kampung ini dikenal sebagai jagonya basket dan volley, kini klubnya pun telah bubar. Belakangan ini malahan anak-anak muda mulai susah diminta menjadi panitia kegiatan RW. 

Shinichi, Masjid Jami di dekat Mal dan Kotak Amal Masjid

Ketika pertamakali gabung dengan pengurus Masjid Jami itu yang terpikir oleh Shinichi adalah pengaruh dakwah masjid itu belum optimal. Masjid Jami terletak di sebuah ruas jalan di pusat kota, berdekatan dengan beberapa mal dan pusat perbelanjaan yang secara rutin menyedot publik untuk berkunjung. Fasilitas mal yang nyaman untuk berekreasi, refreshing, belanja, dan rajin mengadakan acara-acara pengasah kreativitas anak, telah membuat Mal itu selalu penuh. 


Maka hal pertama yang dilakukan Shinichi adalah mengajak pengurus lama berkunjung ke Manajer Mal, dan memperkenalkan diri mereka sebagai pengurus Masjid Jami. Sambutan Manajer Mal sangat ramah, sementara Shinichi berusaha menyampaikan maksudnya. Awalnya Manajer Mal menyangka Shinichi hendak minta partisipasi pendanaan kegiatan masjid atau minta ijin menaruh kotak amal di dalam Mal. Namun Shinichi menegaskan kunjungannya bukan untuk itu. 


Masjid Jami punya buletin yang ditujukan untuk para remaja dan terbit setiap hari Jumat. Selama buletin yang dikelola Remaja Masjid ini hanya dikonsumsi  oleh para jamaah Sholat Jumat.  Nah, Shinichi ingin pihak Mal memberi kesempatan Shinichi menaruh buletin Jumat itu pada beberapa titik strategis di Mal, yaitu di dekat pintu masuk, desk informasi, kasir swalayan, dan di kasir pusat makanan jajanan.  Namun Shinichi tidak puas dengan hal itu saja.


Shinichi juga tertarik dengan ruang terbuka di tengah Mal yang selama ini sering digunakan untuk pameran atau pertunjukan musik. Shinichi ingin menggunakan tempat itu untuk menggelar sebuah acara yang  tadinya akan diselenggarakan di Gedung Pertemuan.


^_^


Manajer Mal sedikit kaget dengan permintaan Shinichi. Permintaan ini lain dari biasanya. Diam-diam dia mengakui bahwa dampak permintaan ini jauh lebih besar bagi Masjid Jami dibanding jika dirinya hanya memberi sumbangan berupa uang. Ini dampaknya adalah dakwah Masjid Jami akan mengalir ke pengunjung Mal yang setiap hari jumlahnya ribuan, jauh lebih banyak daripada pengunjung Masjid Jami. Kini mereka akan dijangkau oleh pengurus Masjid dengan materi-materi dakwahnya. Apalagi menurut pengamatan Manajer Mal yang rajin bertandang kepada pengelola fasilitas umum di sekitar Mal, buletin itu selalu tampil colorful dan isinya menarik.


Permintaan pertama Shinichi dapat langsung diluluskan. Namun per mintaan kedua masih memerlukan pengkajian.  Ada hal-hal yang perlu dia bicarakan dengan owner mal sebelum menerima usulan kedua. Itu pun dengan catatan acara tidak digelar pada hari prime time seperti hari Sabtu dan Minggu, dimana lokasi ruang terbuka telah banyak dibooking orang.


Ketika Shinichi mengatakan dirinya bakalan menggelar malam konsultasi keluarga dengan menyediakan aneka ragam konsultan dari  para aktifis masjid baik tua maupun muda yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang keluarga dari sisi psikologi dan agama,  Si Manajer Mal buru-buru menelpon owner. Beberapa saat kemudian dia menyatakan setuju untuk menyediakan tempat buat acara yang akan digelar Shinichi. Acara seperti itu akan menjadi nilai tambah yang luar biasa bagi Mal yang dikelolanya (Undil-2013)

Balada Belanja dengan Reza

Ini adalah pertamakalinya Shinichi Kudo belanja ke Swalayan dengan Reza, keponakannya yang berusia 4 tahun. Seperti biasa, Shinichi langsung menuju rak makanan ringan untuk mencari snack-snack ringan kegemarannya. Ketika Shinichi mulai mengambil snack-snack yang berada di atas rak dan memasukkan ke kereta dorong, tiba-tiba Reza memprotesnya.

"Wah, jangan beli itu. Aku gak boleh makan itu oleh Mama" kata Reza sambil mengembalikan sebagian makanan yang diambil Shinichi ke raknya. 

Dongeng Kancil dan Tikus Clurut

Adalah Tikus Clurut datang mengadu pada Sang Kancil karena merasa dimusuhi Mbok Prisca Larasati Satriavi, juragan muda belia pemilik warung makan di pinggir hutan. Si tikus wadul pada Kancil bahwa beberapa kali dirinya dikejar-kejar Mbok Prisca karena dianggap mengotori warung makan dan mengganggu pelanggan. 

Berhubung harga makanannya yang mahal, dagangan Mbok Prisca memang hanya dibeli para wisatawan dari kota yang hendak berkemah di padang rumput terbuka di sisi hutan. Pemandangan alam yang indah, dan keluarnya aneka ragam binatang hutan untuk mencari makan di padang rumput adalah pemandangan yang dicari-cari wisatawan.

Warung Mbok Prisca hanya ramai di saat liburan saja. Pada hari-hari biasa hanya ada beberapa pengunjung saja. Karenanya pada saat hari-hari biasa lulusan Sekolah Kuliner di Bandung itu tidak begitu hirau dengan kehadiran Tikus Clurut mencari makan di sekitar warungnya. Namun begitu musim liburan, Si Mbok Prisca tiba-tiba menjadi galak setengah mati pada Tikus Clurut. Itulah yang dikeluhkan pada si Kancil

Horor kala Tabrak Pintu Kaca

Suatu siang yang sibuk kala Shinichi Kudo buru-buru keluar dari Gedung Office tiba-tiba langkahnya terhenti karena kepalanya, disusul dada dan kakinya menabrak pintu kaca. "Bruuuk" suara berdentum kala tubuh Shinichi yang bergerak cepat menghantam pintu kaca yang merupakan jalan keluar dari gedung. Beberapa orang yang melihatnya menjerit melihat hal itu, dan membuat Shinichi gugup.

Nasib barang Rifka


Rifka akhirnya angkat tangan dan menyerahkan kepada adiknya untuk membereskan barang-barang yang ada di kosnya. Bukan untuk merapikan, tetapi menyingkirkan barang-barang tak terpakai yang telah memenuhi kamar kos ukuran 4 x 5 meter itu. Awalnya Rifka berniat pindah kost ke kamar yang lebih besar, tapi kata adiknya percuma. Kamar kost yang lebih besar pun akan segera penuh jika kebiasaan Rifka menumpuk barang-barang yang tidak terpakai masih diteruskan.



















 

Kisah Kehancuran RW 14

Sepeninggal Pak Mujahidin, kondisi RW 14 berubah. Semuanya kacau balau. Sebelumnya hampir semua urusan dibereskan oleh pensiunan direktur sebuah pabrik sandal jepit itu. Dari mulai mengkoordinir satpam & petugas kebersihan, menagih iuran bulanan warga, hingga memperingatkan warga dan tamu yang dianggap mengganggu ketertiban. Banyak warga yang menyimpan kedongkolan pada Pak Mujahidin yang dianggap lebay karena terlalu tertib, teratur dan juga rajin menagih iuran. Namun mereka rata-rata tidak berani mengungkapkan karena sebagai sesepuh dia sangat dihormati.

Peran Penting Orang Tua dalam Ujian Nasional

Apa sih peran penting orang tua dalam Ujian Nasional?

Salah satu yang paling penting adalah tidak menonton TV pada saat anak sedang mempersiapkan ujian nasional. Biarlah anak berkonsentrasi dalam belajar tanpa terganggu magnet acara-acara TV.


Wagenugraha dan Professionals Day di Sekolah Terpencil

Untuk kesekian kalinya Randy Abdurrahman mendatangi Wagenugraha untuk mendapatkan ide pengembangan sekolah di desanya yang berada di pelosok Subang. Madrasah Ibtidaiyah & Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SD & SMP yang merupakan almamater Randy itu butuh terobosan-terobosan baru agar mampu bertahan hidup dan menarik siswa baru dari orang-orang kampung yang kebanyakan dari kalangan tidak mampu agar bersedia mengirimkan anaknya bersekolah. Tujuan lainnya adalah Randy ingin madrasahnya tidak jauh ketinggalan dari sekolah-sekolah yang ada di kota.

 http://duniashinichi.blogspot.com

Ekstrakrikuler yang ada di madrasah relatif sudah lengkap, mulai dari komputer, menjahit, cooking class,  elektronika, hingga pelajaran kumon yang diberikan secara gratis oleh beberapa sukarelawan dari Kota Subang. Namun semua itu belum memuaskan bagi Randy, karena dia merasa belum ada suatu pelajaran atau acara yang akan mengarahkan anak-anak kampung itu menuju masa depan yang sesuai dengan jiwa mereka. Randy ingin anak-anak itu mendapatkan gambaran tentang pilihan-pilihan masa depan sekaligus mendapat suntikan semangat yang akan membuat mereka tabah menghadapi semua masalah dalam usaha mewujudkan cita-cita mereka.

Sudah seminggu Wagenugraha siang malam memikirkan cara untuk membantu Randy mewujudkan cita-citanya. Dan "Tinggggggg......" tiba-tiba pada hari kedelapan Wagenugraha mendapatkan suatu ide yang diyakininya akan mampu membantu anak-anak kampung untuk menentukan pilihan masa depannya. Sebuah acara yang akan memperkenalkan murid-murid madrasah dengan beranekaragam profesi yang dapat mereka geluti kala mereka dewasa nanti.

Wagenugraha, Jalan Mulus dan Bisnis Tanaman Hias

Long weekend kali ini dimanfaatkan Wagenugraha untuk berkunjung  ke rumah sepupunya di sebuah kampung di kaki gunung pedalaman Cianjur. Selama di perjalanan, Wagenugraha mendapati jalan raya dari kota kabupaten ke kampung telah teraspal mulus. Jembatan yang kokoh membentang di atas sungai-sungai yang mengalir di sepanjang jalan. Jalan raya dan jembatan ini juga akan memudahkan transportasi dari Bogor, Sukabumi, Purwakarta dan kota-kota lainnya menuju kampung sepupunya. Angkutan umum pun telah mulai tumbuh dan menjangkau ke kampung-kampung, termasuk kampung tempat saudaranya tinggal. http://duniashinichi.blogspot.com

htt
p://duniashinichi.blogspot.com












Namun ada satu hal yang mengherankan bagi Wagenugraha. Meskipun jalanan telah mulus dan angkutan umum mulai tersedia, tenyata tidak berdampak besar terhadap perekonomian warga. Sepupunya dan tetangga-tetangganya masih berbisnis tanaman hias kecil-kecilan di kebun belakang rumah mereka yang luas. Setiap bulan ada pedagang dari kota yang datang untuk mengambil tanaman untuk dipasarkan ke kota Cianjur dan sekitarnya. Omzetnya tidak seberapa besar, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Wagenugraha: Resep mengatasi kesedihan, kesepian dan kegalauan para Manula

Awalnya dari keprihatinan melihat tetangga yang baru saja pensiun yang nampak selalu galau dan bersungut-sungut wajahnya. Nampaknya dia kurang puas dengan kondisi dirinya saat ini dan juga terhadap pencapaian anak-anaknya yang telah beranjak dewasa. Kondisi tetangganya itu membuat Wagenugraha jatuh kasihan dan berniat untuk membantu dia kembali menemukan keceriaan hidupnya. 

Ditambah lagi beberapa orang lanjut usia yang lain kenalan Wagenugraha juga nampak kehilangan gairah dalam hidup mereka. Terlihat dari keluhan-keluhan yang mereka lontarkan setiap kali mengobrol dengan Wagenugraha. Fenomena yang menimpa beberapa orang manula tersebut membuat Wagenugraha tergerak melakukan sesuatu untuk membangkitkan semangat mereka.

Cerita Anak: Bunda Aliya dan kulkas segede kamar makan

Gara-gara Bunda Aliya keceplosan bilang pada Kirana dan Arina, maka anak kelas satu dan kelas tiga sekolah dasar itu jadi penasaran ingin main ke kantor Bunda. Awalnya Kirana bercerita tentang kantor ayah temannya yang katanya memiliki ratusan kulkas untuk menyimpan daging beku. Teman Kirana tersebut sangat bangga dengan tempat kerja ayahnya. Kebanggaan temannya itu membuat Kirana ingin tahu apa yang bisa dibanggakan dari kantor bundanya. http://duniashinichi.blogspot.com

Maka meluncurlah kata-kata dari Bunda Aliya bahwa kulkas di kantor bunda besarnya sebesar ruang makan. Cukup dimasuki oleh satu kelas anak sekolah dasar beserta guru-gurunya. Kulkas sebesar ruang makan tentu saja membuat Kirana dan juga Arina sangat bangga dengan kantor Bunda. Namun mereka masih belum berani bercerita pada teman-temannya bila belum melihat dengan mata kepala sendiri. Maklum mereka takut dianggap tukang ngibul jika tidak bisa menceritakan secara detail kulkas raksasa itu. Maka sejak hari itu dua orang anak itu setiap hari minta diajak berkunjung ke kulkas segede kamar makan. Pusinglah Bunda Aliya menghadapi permintaan mereka.

Wagenugraha dan Pembantu Kakeknya

Awalnya Si Pembantu nampak ogah-ogahan berjualan. Wajar karena selama ini dia biasa berbaring di tempat tidur sambil nonton TV, sedangkan sekarang dia harus berjaga di pinggir jalan. Namun seiring dikenalnya lapak korannya, jumlah pembeli juga semakin banyak dan nampaknya membuat laki-laki itu menjadi bersemangat. Resep berjualan Wagenugraha terbukti ampuh. Wagenugraha menekankan pada Si Pembantu untuk selalu menyediakan uang kembalian sehingga pembeli dapat dilayani dengan cepat tanpa perlu menukarkan uang. Pelayanan cepat oleh Si Pembantu itu sangat terkenal di wilayah itu. Banyak pengendara mobil yang berlangganan kepada Si Pembantu berkat kecepatan pelayanannya. Hanya kurang dari lima detik seorang pengendara mobil sudah mendapat koran atau majalah beserta uang kembaliannya. Tak satupun penjual koran di sekitar situ yang memiliki kecepatan pelayanan sebaik pembantu kakeknya Wagenugraha. 

Berawal dari kekesalan terhadap gaya bermalas-malasan Si Pembantu, Wagenugraha menyisihkan uang hingga terkumpul cukup banyak untuk membeli koran dan majalah beserta lemari tempat memajangnya. Perangkat berjualan koran dan majalah itu akan diberikan kepada pembantu laki-laki kakeknya. Kebetulan rumah Kakeknya berada di pinggir jalan raya sehingga Si Pembantu bisa berjualan di pinggir jalan tanpa meninggalkan rumah kakek yang harus dijaga. Dikatakannya pada Si Pembantu bahwa dia tidak akan repot bila berjualan koran dan majalah. Para pembeli akan datang sendiri. Yang perlu dia lakukan adalah setiap pagi pergi ke agen untuk mengambil barang, dan mengembalikan sisa barang yang tidak terjual. Kebetulan Wagenugraha memiliki teman yang menjadi agen besar sehingga dia tinggal memperkenalkan Si Pembantu kepada temannya itu.  

Sebenarnya sudah lama Wagenugraha kesal dengan pembantu laki-laki kakeknya ini. Pasalnya dia selalu terlihat duduk berpangku tangan melihat istrinya bekerja. Kakeknya mempekerjakan suami istri sebagai pembantu di rumahnya yang memiliki halaman luas. Namun sehari-hari yang banyak bekerja adalah Si Istri. Dari mulai memasak, mencuci pakaian, menyetrika hingga membersihkan rumah. Si suami praktis hanya bekerja bila ada dahan pohon yang perlu dipotong atau ada barang berat yang harus dipindahkan. Lain dari itu dia memilih duduk ongkang-ongkang sambil menonton TV. Pastilah dia hapal hampir semua cerita sinetron (Undil-2013).

Wagenugraha dan harga diri Kakek Harlem

Kakek Harlem Somad tidak lagi menghabiskan waktunya dengan duduk-duduk di rumah sambil menonton TV. Dia sibuk melayani belasan hingga puluhan baju dan celana yang harus diperbaiki. Semangat hidupnya yang tadinya ala kadarnya kini kembali berpendar-pendar lagi. Sorot matanya penuh percaya diri. Dia bisa dengan berdiri tegak penuh harga diri berhadapan dengan istrinya. Pekerjaan baru telah membangunkan harga dirinya dan membuatnya merasa menjadi makhluk yang berguna.   HTTP://DUNIASHINICHI.BLOGSPOT.COM

Seperti dugaan Wagenugraha, banyak teman-temannya yang berminat untuk memakai jasa Kakek Harlem. Mereka yang selama ini membuang pakaian atau celana yang rusak karena malas harus pergi ke tukang jahit, kini memilih menggunakan jasa Kakek Harlem untuk memperbaikinya. Setiap hari ada saja pakaian yang dititipkan di satpam untuk diambil Nenek Somad. Setiap sore Nenek Somad kembali menyerahkan pakaian yang telah diperbaiki suaminya ke Pos Satpam.

Ketrampilan menjahit Kakek Harlem mengilhami Wagenugraha untuk memberi bisnis baru bagi Nenek Somad. Dia memperkenalkan Nenek Somad kepada teman-temannya sebagai keluarga penjahit yang siap melayani perbaikan pakaian-pakaian yang sobek, kancing yang lepas atau ritsleting yang rusak dengan cepat. Pagi ditaruh di satpam, sore sudah bisa diambil kembali dalam kondisi sudah selesai diperbaiki.

Wagenugraha tahu Kakek Harlem memiliki ketrampilan menjahit saat bagian bawah celananya yang sobek, tiba-tiba kembali normal setelah dicuci Nenek Somad. Saat ditanya ke Nenek Somad, dijawab bahwa Kakek Harlem yang telah menjahitnya. Dari situlah Wagenugraha tahu bahwa Kakek Harlem diam-diam punya ketrampilan jahit menjahit. Hasil kerjanya rapi dan dikerjakan dengan cepat. Rupanya keluarganya turun menurun adalah penjahit pakaian di Garut.

Sebulan yang lalu Kakek Harlem Somad -- suami dari Nenek Somad masih lebih sering berdiam diri di rumah dibanding bekerja. Sehari-hari pekerjaan dia adalah duduk-duduk di rumah sambil menunggu orderan dari orang untuk bekerja serabutan. Biasanya dia diminta membantu memotong rumput atau membersihkan kamar mandi. Namun karena orderan dari orang jarang datang, waktunya lebih banyak dihabiskan di rumah sambil menonton TV. Boleh dibilang dia hapal semua cerita sinetron TV saking seringnya menghabiskan waktu di depan kotak bergambar itu. Sorot matanya lemah dan kepercayaan dirinya terbang terbawa angin karena dia merasa tidak banyak berguna bagi orang lain (Undil-2013)

  

Cerpen genre flashback: Wagenugraha dan Jualan Nenek Somad


Untungnya jualan di gerbang kantor ini sangat laku. Setiap jam enam pagi, Nenek Somad membawa lima puluh bungkus nasi dan biasanya habis sebelum jam tujuh pagi. Kadang-kadang ada karyawan yang kecewa karena tidak kebagian nasi bungkus. Mereka minta Nenek Somad menambah jumlah nasi bungkus agar para karyawan yang datang agak siang tidak kehabisan. Namun Wagenugraha telah berpesan pada Nenek Somad untuk menolak permintaan itu. Di sekitar Pos Satpam depan itu ada penjual kupat tahu, nasi kuning, roti kukus dan Indomi telur. Wagenugraha tidak ingin dagangan Nenek Somad mematikan bisnis mereka. Jadi cukup 50 bungkus saja. Biarlah pembeli yang tidak kebagian nasi bungkus, membeli dagangan orang lain. http://duniashinichi.blogspot.com

Wagenugraha tidak putus asa dengan kegagalan pertama di kantin koperasi. Kali ini dia punya ide baru yang lebih sederhana. Wagenugraha akan memfasilitasi Nenek Somad untuk berjualan nasi bungkus buat sarapan para karyawan di luar pintu depan kantor. Dikenalkannya Nenek Somad pada satpam-satpam kantor, dan dikatakannya Nenek Somad setiap pagi akan berjualan di luar Pos Satpam. Barang dagangan berupa nasi bungkus yang sudah diisi dengan paket aneka lauk pauk. Dimulai dari harga 5000 perak hingga lima belas ribu perak tergantung isi lauknya. Yang paling sederhana adalah nasi, tempe plus telur dadar. Yang paling mahal dengan lauk daging dan ikan.

Tidak seperti yang diharapkan Wagenugraha, barang dagangan Nenek Somad di kantin koperasi tidak laku. Kata orang-orang dagangannya terlalu biasa untuk ditaruh di kantin yang cukup mewah ini. Orang datang ke sini untuk mencari makanan yang “bukan makanan rumahan”.  Sop iga bakar, tongseng, sate dan seafood lebih laku di tempat ini dibanding makanan rumahan. Makanya Nenek Somad juga pelan-pelan kehilangan semangat untuk meneruskan jualan. Biaya membeli bahan makanan dan membayar pembantu masih lebih mahal dibanding dengan hasil yang didapatkan. Akhirnya Wagenugraha mengiyakan ketika Nenek Somad mengutarakan niatnya untuk berhenti jualan.

Berawal dari rasa kasihan terhadap Nenek Somad, wanita yang sehari-hari membantu Wagenugraha mencuci pakaian di rumah, Wagenugraha menawarkan pada Nenek Somad untuk berjualan di kantin koperasi kantornya. Kebetulan waktu itu sedang ada pembukaan lapak-lapak baru di kantin yang terletak di samping sebuah rumah sakit besar itu. Konsumennya sudah jelas, dari mulai pengunjung rumah sakit, mahasiswa kedokteran, dokter residen hingga para karyawan kantor tempat Wagenugraha bekerja. Untuk biaya membuat meja hingga modal awal berjualan, Wagenugraha merogoh kantongnya sendiri berhubung Nenek Somad tidak punya modal sama sekali. Anak muda itu yakin nasi dan lauk pauk buatan Nenek Somad akan laku karena rasanya cukup enak menurut ukutan Wagenugraha (Undil-2013)