Enam bulan sudah Anggi bersekutu dengan mahasiswi-mahasiswi tetangga kostnya menggarap anak-anak sekitar. Kamar kostnya semakin semarak dengan kehadiran anak-anak selepas maghrib. Materi mengaji-pun semakin canggih saja.
Beberapakali mereka mendatangkan guru tahsin untuk mengasah kemampuan mereka dalam membaca Al Quran. Juga koleksi buku-buku kisah para nabi dan para sahabat telah menggunung. Selingan dongeng itulah daya pikat bagi anak-anak agar antusias mengaji. Tanpa diduganya malam itu Anggi mendapat kejutan besar dari Ibu Kost.
Beberapakali mereka mendatangkan guru tahsin untuk mengasah kemampuan mereka dalam membaca Al Quran. Juga koleksi buku-buku kisah para nabi dan para sahabat telah menggunung. Selingan dongeng itulah daya pikat bagi anak-anak agar antusias mengaji. Tanpa diduganya malam itu Anggi mendapat kejutan besar dari Ibu Kost.
Ibu Kost yang sudah berumur tetapi masih berwajah rupawan dengan kulit putih kemerahan, mata belo, alis hitam tebal dan hidung yang tinggi melancip itu memanggil Anggi pada suatu malam. Diam-diam selain mengagumi masakannya yang sangat enak -- Anggi juga mengagumi kemampuan Ibu Kost menjaga kebugaran tubuhnya sehingga kesegaran paras wajahnya tidak pudar walaupun sudah lanjut usia.
Diajaknya Anggi masuk ke ruang makan untuk berdua menikmati hidangan khas nasi liwet lengkap dengan lauk pauknya. Setelah mereka berdua menyelesaikan makanannya mulailah Si Ibu menyampaikan maksudnya.