Enam bulan sudah Anggi bersekutu dengan mahasiswi-mahasiswi tetangga kostnya menggarap anak-anak sekitar. Kamar kostnya semakin semarak dengan kehadiran anak-anak selepas maghrib. Materi mengaji-pun semakin canggih saja.
Beberapakali mereka mendatangkan guru tahsin untuk mengasah kemampuan mereka dalam membaca Al Quran. Juga koleksi buku-buku kisah para nabi dan para sahabat telah menggunung. Selingan dongeng itulah daya pikat bagi anak-anak agar antusias mengaji. Tanpa diduganya malam itu Anggi mendapat kejutan besar dari Ibu Kost.
Beberapakali mereka mendatangkan guru tahsin untuk mengasah kemampuan mereka dalam membaca Al Quran. Juga koleksi buku-buku kisah para nabi dan para sahabat telah menggunung. Selingan dongeng itulah daya pikat bagi anak-anak agar antusias mengaji. Tanpa diduganya malam itu Anggi mendapat kejutan besar dari Ibu Kost.
Ibu Kost yang sudah berumur tetapi masih berwajah rupawan dengan kulit putih kemerahan, mata belo, alis hitam tebal dan hidung yang tinggi melancip itu memanggil Anggi pada suatu malam. Diam-diam selain mengagumi masakannya yang sangat enak -- Anggi juga mengagumi kemampuan Ibu Kost menjaga kebugaran tubuhnya sehingga kesegaran paras wajahnya tidak pudar walaupun sudah lanjut usia.
Diajaknya Anggi masuk ke ruang makan untuk berdua menikmati hidangan khas nasi liwet lengkap dengan lauk pauknya. Setelah mereka berdua menyelesaikan makanannya mulailah Si Ibu menyampaikan maksudnya.
Dari bibirnya meluncur kata-kata yang membuat Anggi kaget setengah mati. Dimulai dengan bercerita tentang rumahnya yang sepi aktivitas sepeninggal anak-anaknya untuk bekerja di Jakarta -- kini semarak kembali berkat aktivitas Anggi.
Dia merasakan ketentraman dan kedamaian saat mendengar anak-anak mengaji dengan suara mereka yang nyaring. Keceriaan dan semangat mereka dalam mengaji menyebarkan semangat masadepan yang kembali menyala-nyala di rumah ini. Semangat yang pernah hadir kala dia membesarkan anak-anaknya.
Dia merasakan ketentraman dan kedamaian saat mendengar anak-anak mengaji dengan suara mereka yang nyaring. Keceriaan dan semangat mereka dalam mengaji menyebarkan semangat masadepan yang kembali menyala-nyala di rumah ini. Semangat yang pernah hadir kala dia membesarkan anak-anaknya.
Ibu yang jelita itu dengan hati-hati mengatakan dia tidak keberatan jika Anggi akan menggunakan ruang tamunya untuk tempat mengajar anak-anak mengaji. Ruang tamu Ibu Kost sangat luas karena langsung bersambung dengan ruang tengah dimana dulunya menjadi tempat berkumpul mereka berdua bersama kelima anaknya. Jika ada tamu sehabis maghrib -- bisa ditemui Ibu Kost dan suaminya di teras sementara ruang tamu dipakai untuk belajar mengaji.
Kata-kata selanjutnya benar-benar membuat Anggi kaget. Mulai saat ini Ibu Kost hanya akan menerima penghuni kost baru -- mahasiswi atau karyawati yang sanggup meluangkan waktunya untuk mengajar anak-anak mengaji sehabis maghrib. Surprise luar biasa buat Anggi.
Dengan seleksi itu tradisi mengaji di kost ini tidak akan hilang walaupun dirinya kelak menikah dan pergi dari tempat itu, Juga saat mahasiswi-mahasiswi yang membantu mengajar mengaji telah lulus kuliah. Rupanya Ibu Kost dan suaminya benar-benar sangat senang rumahnya dijadikan tempat mengaji anak-anak. Mereka memikirkan kesinambungan pengajian tatkala Anggi sudah tidak kost lagi di tempat itu.
Dengan seleksi itu tradisi mengaji di kost ini tidak akan hilang walaupun dirinya kelak menikah dan pergi dari tempat itu, Juga saat mahasiswi-mahasiswi yang membantu mengajar mengaji telah lulus kuliah. Rupanya Ibu Kost dan suaminya benar-benar sangat senang rumahnya dijadikan tempat mengaji anak-anak. Mereka memikirkan kesinambungan pengajian tatkala Anggi sudah tidak kost lagi di tempat itu.
Anggi tertawa bahagia mendengar tawaran Ibu Kost. Dipeluknya Ibu Kost erat-erat sambil mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Ternyata Ibu Kost juga menyampaikan terimakasihnya kepada Anggi. Dia merasa hidupnya jauh lebih bergairah dengan hadirnya anak-anak itu.
Bahkan dia menawarkan seminggu sekali -- setiap minggu pagi akan mengajarkan kepada anak-anak perempuan seni menyulam, menjahit, merangkai bunga, dan memasak aneka masakan tradisional Sunda. Si Ibu jelita memiliki semua ketrampilan itu karena pada masa mudanya bersekolah di Sekolah Kepandaian Keputrian.
Sementara suaminya akan mengajarkan aneka ketrampilan merangkai janur dan membuat aneka mainan kaulinan budak lembur kepada anak-anak laki-laki.
Bahkan dia menawarkan seminggu sekali -- setiap minggu pagi akan mengajarkan kepada anak-anak perempuan seni menyulam, menjahit, merangkai bunga, dan memasak aneka masakan tradisional Sunda. Si Ibu jelita memiliki semua ketrampilan itu karena pada masa mudanya bersekolah di Sekolah Kepandaian Keputrian.
Sementara suaminya akan mengajarkan aneka ketrampilan merangkai janur dan membuat aneka mainan kaulinan budak lembur kepada anak-anak laki-laki.
Untuk dua tawaran terakhir ini bukan hanya anak-anak yang akan senang. Anggi dan teman-teman yang mengajar mengaji-pun akan sangat senang bisa belajar pada Ibu Kost dan suaminya. Terutama tentang ketrampilan memasak yang belum juga dikuasainya dengan baik.
Dibayangkannya kelak suaminya akan menyesal tidak lebih awal mengawini istri dengan ketrampilan memasak tingkat tinggi seperti dirinya. Anggi juga langsung membayangkan betapa hari-hari minggunya tak lagi disibukkan dengan mencari-cari kawan yang mau diajaknya melakukan kegiatan bareng. Case closed!. Kini dia akan berguru memasak kepada Ibu Kost yang citarasa masakannya tidak diragukan lagi (Undil-2015).
Dibayangkannya kelak suaminya akan menyesal tidak lebih awal mengawini istri dengan ketrampilan memasak tingkat tinggi seperti dirinya. Anggi juga langsung membayangkan betapa hari-hari minggunya tak lagi disibukkan dengan mencari-cari kawan yang mau diajaknya melakukan kegiatan bareng. Case closed!. Kini dia akan berguru memasak kepada Ibu Kost yang citarasa masakannya tidak diragukan lagi (Undil-2015).
Just desire to say your article is as astounding. The clarity in your post is simply cool and i could assume you are an expert on this subject.
ReplyDelete