Water for Pharmaceutical Use (3) Sumber Air

Beberapa sumber air yang dapat digunakan untuk produksi pharmaceutical water diantaranya adalah air hujan; air permukaan atau air tanah; air sumur; dan city water (Perusahaan Air Minum).

AIR HUJAN
Air hujan walaupun jarang digunakan, bisa diperoleh dengan mengumpulkan ceceran air hujan dari atap dan disimpan sebelum digunakan. Karena air hujan dapat terkontaminasi atau bersifat asam (karena polusi udara), sebelum digunakan harus melalui perlakuan terlebih dahulu.

AIR PERMUKAAN
Air permukaan atau air tanah dari sungai, bendungan, telaga atau danau. Air jenis tersebut mengalami variasi aliran dan kualitas secara musiman antara musim kering dan musim hujan.

BULK
Air yang dipasok dalam bentuk bulk oleh perusahaan lain menggunakan tangki memerlukan vendor assesment (pemeriksaan terhadap pemasok untuk memastikan mereka memenuhi kualifikasi sebagai pemasok air) seperti yang dilakukan terhadap material lain, misalnya terhadap pemasok bahan baku produksi. Tangki yang digunakan mengangkut air harus memenuhi persyaratan sebagai pengangkut air minum. Bila sumber air adalah campuran dari berbagai sumber maka membutuhkan perlakuan yang lebih rumit sebelum digunakan untuk keperluan farmasi.

AIR SUMUR (WELL WATER)
Air sumur atau air bawah tanah adalah sumber utama air untuk banyak pabrik yang tidak mendapat pasokan air dari PDAM. Beberapa perusahaan mengambil air dari sumur, terkadang mereka menganggap air dari sumber sendiri lebih mudah dikontrol dibanding air dari perusahaan air minum. Aquifer tempat tersimpannya air dalam tanah maupun konstruksi sumur bawah tanah dapat berkontribusi terahdap kontaminasi. Bagian sumur yang bersentuhan dnegan air harus diperiksa secara rutin untuk mengantisipasi terjadinya keretakan, korosi, atau selubung yang rusak, pecah atau hilangnya well cap, lepas atau pecahnya pelapis permukaan.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kedekatan dengan septik tank yang dapat menyebabkan tingginya coliform atau bakteri fekal lain. Keberadaan material berbahaya di dekat sumber air juga harus diperhatikan. Pestisida seperti DDT yang tidak akan hilang dalam waktu lama dapat terserap ke dalam aquifer tempat tersimpan air bawah tanah. Pupuk yang sering digunakan di lahan pertanian seperti nitrat dan fosfat bisa jadi sulit dihilangkan dan memicu perbanyakan mikroba khususnya alga (ganggang) bila tempat penyimpanan air terkena cahaya. Herbisida (pembunuh gulma/tanaman pengganggu) organofosfat dan senyawa seperti 2, 4 D & 2, 4, 5 T bersifat persisten dan dapat masuk ke aquifer cadangan air dalam tanah. Demikian juga bahan bakar seperti bensin dan diesel.

Catatan pengujian harus menunjukkan air memenuhi kualifikasi air minum (potable water). Catatan pemeliharaan sumur harus tersedia. Pabrik harus memiliki prosedur desinfeksi atau penghilangan sedimen, beserta jenis bahan kimia yang dipergunakan dalam sumur.

bacaan:
Supplementary Training Modules on Good Manufacturing Practice - Water for Pharmaceutical Use, WHO-Essential Drugs and Medicine Policy, Quality and Safety of Medicines Unit, 2001.



0 komentar:

Post a Comment