Trilogi Kampung Pengundang Ular .: Tragedi Negeri Pemuja Kebebasan

Begitu besarnya penentangan dari penduduk -- tidak membuat Kepala Kampung mundur dari tekadnya untuk memberi kebebasan seluas-luasnya kepada bangsa ular untuk berkeliaran di dalam kampung. Hal itu dianggapnya sebagai bentuk penghormatan terhadap kebebasan para ular. Dari situlah semuanya berawal...



Trilogi Kampung Pengundang Ular



Trilogi Bagian Pertama .: Kampung Pengundang Ular :. Tahun Kegelapan

Walaupun mendapat tantangan dari penduduk, Pak Kepala Kampung memutuskan untuk membiarkan ular berkeliaran di dalam kampung seperti tuntutan para pengundang ular. Menurut dia, ular punya hak untuk hidup di dalam kampung dan tak boleh diusik oleh siapapun.
Akibat kekalahan kelompok penentang dalam pemungutan suara, para pengundang ular seperti mendapat angin segar. Mereka bisa bebas berpesta pora dengan para ular tanpa gangguan dari penduduk kampung.

Diantara banyak jenis ular baru -- Ular pelangi adalah ular yang paling populer -- walaupun belakangan terbukti bahwa ular tersebut menyebarkan penyakit aneh yang mengerikan. Bagian-bagian tubuh penderita penyakit akan jatuh berceceran akibat keganasan virus ular pelangi. Penyakit tersebut ditularkan antar manusia melalui jarum suntik yang dipakai berulang kali.

Gara-gara ular itulah biaya pengobatan di tabib menjadi mahal -- karena raja memutuskan jarum suntik hanya boleh dipakai satu kali -- sebagai antisipasi penularan penyakit yang dibawa ular pelangi. Sedangkan jarum suntik kerajaan di masa itu mahal sekali karena terbuat dari emas. Mahalnya biaya berobat kemudian memicu ketidakpuasan di seluruh negeri. Usaha menggalang kekuatan mulai terjadi. . Cerita selengkapnya...

(gambar dari www.boston.com)

tags: cerpen, cerita pendek, cerita pendek asyik banget, cerita sarat makna, contoh cerpen, contoh cerita pendek, liberalisme, national condom week, cerita pendek tentang demokrasi tanpa batas, sosialisasi demokrasi, kebenaran mutlak, relativitas kebenaran, cerita pendek tentang pluralisme, cerita pendek tentang penyakit kutukan

Puisi Cinta Penerang Jiwa

Duhai cinta
yang apinya membakar laksana keringkan lautan
yang dinginnya membeku laksana padamkan matahari
yang rindunya mendalam laksana tenggelamkan Himalaya
Kini singgah di Hatiku
menggurita dan mencengkeram
coba membuatnya remuk redam
pecah dan berceceran
lalu beterbangan bak serpihan-serpihan
jiwa tak berdaya
Duhai cinta jangan begitu
Ini duniaku bukan duniamu
Akulah yang pegang kendali dan
bukan dirimu
Sebesar apapun dirimu
pasti lebih besar jiwaku
Sesuci apapun dirimu
pasti lebih suci firman Ilahi
Cinta jangan ragu tunduk dan mengabdi padaku
karena jalan cinta tak selalu suci
sedang aku akan membimbingmu ke jalan Ilahi
yang suci dan lebih indah dari sekedar cinta (undil-09)



Puisi Cinta Penerang Jiwa (sumber gambar: boston.com)

Cerita Sang Kancil dan Sekelompok Pemburu

Alkisah sekelompok pemburu ternama berkemah di tepi hutan. Pemburu ini sudah sangat terkenal kelihaiannya dalam menembak mati binatang buas dan binatang-binatang besar. Sudah belasan hutan yang kehilangan seluruh macan, singa, gajah, badak, banteng, gorilla dan bahkan kijang akibat ketrrampilan mereka dalam menembak. Tak terhitung berapa puluh ribu buaya yang telah mereka bantai di sungai-sungai yang mengalir di dalam hutan.




Namun kali ini mereka nampaknya bakalan gagal. Sudah berhari-hari ini para pemburu tidak berhasil memasuki hutan nan lebat itu. Baru beberapa ratus meter saja -- gelapnya hutan yang tertutup rindangnya daun-daun pohon-pohon besar yang telah berusia ratusan tahun, tanah yang licin dan tumbuhan menjalar yang malang melintang di tanah membuat para pemburu itu selalu gagal masuk ke dalam hutan.

Akhirnya mereka memutuskan berkemah sambil mencari cara untuk dapat merintis jalan ke dalam hutan.
Setelah dua minggu berpikir keras untuk menerobos hutan akhirnya terbersit dalam benak mereka untuk memanfaatkan para penghuni hutan.

Selama berhari-hari para pemburu dengan seksama mendengarkan percakapan binatang-binatang kecil seperti marmut, kelinci, tikus dan burung-burung yang sering mencari makan di tepi hutan. Sampai para pemburu itu tahu bahwa bintang paling dibenci di hutan itu adalah macan yang gemar mengganggu binatang lain. Kebencian umum pada si macan inilah yang akan dimanfaatkan para pemburu untuk mendapatkan binatang yang bersedia menjadi penunjuk jalan.

Pertama disapanya segerombolan kelinci yang sedang merumput di tepi hutan. Ditawarkannya jasa untuk memburu macan yang selama ini mengganggu para penghuni hutan. Mereka bersedia menembak macan tanpa bayaran dengan syarat ada binatang yang bersedia menuntun para pemburu agar bisa masuk ke dalam hutan.


Bukan main senangnya hati kelinci mendengar tawaran itu. Terbayang dalam benak kelinci, hilangnya para macan akan membuat hutan menjadi lebih aman. Belum lagi nama harum yang akan didapatkan para kelinci karena berjasa memusnahkan para macan.

Namun kelinci tidak langsung menyetujui permintaan para pemburu. Terlebih dahulu mereka minta pertimbangan pada binatang paling berilmu dan paling bijaksana di hutan. Dialah sang pemimpin sejati para binatang, yaitu Sang Kancil.


Walaupun bertubuh kecil, Sang Kancil adalah hewan yang paling dihormati di hutan raya yang keras ini berkat kebijaksanaannya. Para binatang hutan sadar betul bahwa mereka tidak akan mampu melawan kekuatan asing yang hendak merambah hutan tanpa bantuan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang telah belasan tahun dipelajari oleh Sang Kancil.

^_^

Setelah mendengar penuturan para kelinci, Sang Kancil bangkit dari duduknya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran dan takjub akan banyaknya siasat yang dimiliki sekelompok pemburu itu untuk memasuki hutan. Sejenak kemudian dia menjawab pertanyaan para kelinci. Dikatakannya bahwa sekali para pemburu dituntun ke dalam hutan, mereka akan memburu semua binatang hutan yang dianggap bermanfaat bagi mereka..

Awalnya mereka hanya akan memburu para macan yang dianggap sebagai makhluk pengganggu oleh para penghuni hutan. Namun setelah berhasil merintis jalan setapak di dalam hutan, selanjutnya mereka akan memburu kijang, sapi hutan, kambing, gajah dan bahkan burung-burung akan diburu untuk dijadikan binatang peliharaan. Hal itu telah mereka lakukan di hutan-hutan lain yang kini menjadi hutan mati karena hampir semua binatangnya habis diburu.

Para kelinci terkejut mendengar dampak yang akan timbul bila mereka memberi petunjuk jalan bagi para pemburu. Dalam hatinya mereka merasa sangat menyesal mengharap pujian karena mengundang kekuatan musuh untuk membasmi sesama penghuni hutan. Kini para kelinci bertekad untuk membiarkan masalah dalam hutan dipecahkan oleh para penghuninya, tanpa minta bantuan pada musuh karena justru akan menjadi masalah baru bagi para binatang.

Diam-diam kelinci akan minta bantuan tawon endhas yang terkenal kedahsyatan sengatannya – untuk mengusir para pemburu agar tidak ada lagi penghuni hutan yang terbujuk oleh rayuan mereka (undil – 2009)





Gambar diambil dari  livingart.co.uk)
 
tags: cerita kancil, cerita anak, cerita pendek, cerpen, cerita psikologi, cerita kelinci

Virus Onkogenik

Virus ini merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus onkogenik adalah virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses onkogenesis. Onkogenesis adalah hasil akumulasi berbagai perubahan genetik yang mengubah ekspresi atau fungsi protein yang penting dalam pengendalian pertumbuhan dan pembelahan sel. Virus onkogenik saat menginfeksi sel dapat menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi onkogen.



sumber gambar: bioscience.org


Proto-onkogen adalah gen normal sel yang dapat berubah menjadi onkogen aktif karena terjadinya mutasi atau mengalami ekspresi yang berlebihan (menghasilkan onkoprotein dalam jumlah berlebihan).


Onkogen adalah istilah untuk gen yang bisa menginduksi satu atau beberapa sifat karakteristik sel kanker. Gen tersebut dapat berupa gen virus atau gen sel yang bila dimasukkan ke dalam sel yang sesuai, secara sendiri atau bersama gen lain dapat merubah sifat sel normal menjadi sifat sel ganas.


Gen Pengendali Tumor (Tumor Supressor Gene) adalah gen yang bila mengalami inaktivasi (menjadi tidak aktif) akan menyebabkan pembentukan tumor. Tumor adalah istilah untuk perbanyakan sel yang tidak normal. Kanker adalah sebutan untuk tumor yang ganas.

Pada saat virus menginfeksi sel, dia berintegrasi ke dalam sel menjadi provirus yang akan mengganggu Gen Pengendali Tumor atau merubah ekspresi proto-onkogen yang normal. Akibat perubahan itu sel menjadi memiliki karakteristik sifat-sifat sel yang tertransformasi.

Diantara sifat-sifat sel tertransformasi adalah

1. Dapat tumbuh tidak terbatas (disebut immortal)
2. Kebutuhan faktor pertumbuhan berkurang
3. Kerapatan tinggi
4. Hilangnya sifat contact inhibition (perbanyakan sel normal akan berhenti pada saat sel tersebut kontak dengan sel lain)
5. Bentuk sel berubah

Bila sel masih memiliki sifat contact inhibition, sel tersebut akan menghentikan perbanyakannya saat bertemu dengan sel lain. Hilangnya sifat tersebut menyebabkan sel tumbuh terus, sel dapat berpindah ke jaringan atau organ lain (metastasis), dan menyebarkan pertumbuhan kanker.

Sifat-sifat lain dari sel kanker adalah mensekresi protease, mensekresi faktor pertumbuhan yang menstimulasi perbanyakan sel endotel kapiler di sekitarnya (angiogenesis), gagal berdiferensiasi (perbanyakan sel terus menerus) dan tidak mengalami apoptosis (kematian) meskipun terjadi kerusakan DNA sel.

Onkoprotein adalah produk dari gen onkogenik yang dapat memberi sinyal pada sel untuk melakukan transformasi sehingga sel tersebut akan memperbanyak diri secara tidak terbatas. Perbanyakan tak terkontrol ini bila disertai beberapa mutasi lainnya, bisa berujung pada pembentukan sel kanker. Onkoprotein dapat berupa protein normal yang diproduksi dalam jumlah melebihi produksi normal, namun kebanyakan berupa protein yang telah berubah dari protein normal.


Onkoprotein dapat digolongkan dalam 8 kategori:

1. Faktor pertumbuhan peptida (peptida adalah komponen penyusun protein)
2. Reseptor faktor pertumbuhan di membran plasma atau sitoplasma (reseptor adalah istilah untuk penerima)
3. Protein G (protein yang diregulasi oleh GTP)
4. Reseptor membran dengan tirosin kinase / dengan aktifitas treonin-serin kinase
5. Protein kinase sitoplasma dengan aktifitas tirosin kinase / dengan aktifitas serin-treonin
6. Protein pengikat DNA yang berfungsi sebagai aktifator transkripsional / mendorong replikasi RNA (catatan: pada proses sintesis protein, DNA ditranskripsi menjadi mRNA, selanjutnya protein disintesa berdasar kode-kode pada mRNA tersebut).
7. Siklin (memicu aktifitas protein kinase)
8. Protein yang menghambat protein pengendali tumor.

Onkoprotein hampir seluruhnya memiliki fungsi dalam berbagai jalur transduksi sinyal yang dimulai dari sebuah sinyal dan berakhir dengan transkripsi (proses awal produksi protein) maupun replikasi DNA (proses penggandaan DNA). Onkoprotein akan mengambil alih regulasi normal dari sel dan mengirimkan sinyal terus menerus yang mengaktifkan ekspresi gen dan progresi melalui siklus sel (progresi tumor adalah istilah untuk akumulasi mutasi pada sel-sel pada sebuah populasi tumor, yang berakibat kenaikan kecepatan pertumbuhan dan keganasan sel).

Aktifitas onkoprotein tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya mutasi proto-onkogen dan gen pengendali tumor. Semakin banyak proto-onkogen menjadi onkogen, regulasi sel semakin tidak terkendali. Demikian juga dengan semakin banyaknya gen pengendali tumor yang rusak akan semakin banyak jalur transduksi sinyal / mekanisme regulasi siklus sel yang tidak berfungsi dengan baik (undil - 2009)

bahan bacaan:

Bahan Kuliah Onkogenesis dan Transformasi oleh Virus, T. Mirawati Sudiro, Bagian Mikrobiologi FK-UI

William Stansfield, Raul Cano, Jaime Colome, 2006, Schaum Easy Otline, Biologi Molekuler dan Sel, Penerbit Erlangga, Jakarta.


tags: farmasi, mikrobiologi, kanker, virus onkogenik, tulisan ilmiah populer

Puisi Perang Suci di Gaza

Kala perang suci tak terelakkan
musuh menyerang
dengan senjata tak terbilang
kalian bertempur
dengan senjata sekedarnya di tangan
Mereka berperang
dengan perut kenyang
Kalian sudah lama sekali
sulit menemukan makanan



Gadis Palestina berdemonstrasi (gambar: cctv.com)

Tapi perang kalian beda dengan mereka!

Bila mereka perang
untuk mendapatkan tanah jarahan
kalaupun mati, hanya mati demi materi
(hiks! sungguh sedih Perang demi Materi)
Kalian bertempur demi kemerdekaan
Kalian berjuang mengakhiri penjajahan
Kalian ditemani ribuan malaikat bertasbih
Kalian dirindukan para penghuni langit
Kemenangan berarti kemerdekaan
Kematian-pun janji kemuliaan di alam keabadian

Mereka betempur penuh ketakutan
hati berkerut-kerut karena takut mati!
Kalian bertempur gagah berani, tidak takut mati!
Mereka sungguh ngeri dengan keberanian kalian
karena jiwa-jiwa mulia sungguh menakutkan
bagi jiwa-jiwa lemah yang berkerudung kegelapan
Bagi mereka kematian adalah jalan kehinaan
Mati demi sejumput tanah rampasan
sungguh kehinaan yang tak terlukiskan

Memperingati penjajahan Israel atas Palestina 1947-2009
Tribute to Pemerintahan Hamas di Jalur Gaza - Palestina


Cerpen Persahabatan: Sang Kancil dan Empat Ekor Banteng Bersaudara; Banteng Puisi, Banteng Penyanyi, Banteng Pantomim, & Banteng Drama

Alkisah Sang Kancil yang bijaksana memiliki empat orang sahabat di padang rumput. Mereka adalah empat ekor banteng bersaudara. Kerukunan empat ekor banteng muda sudah tersohor ke seluruh padang rumput. Empat sahabat Kancil yang gagah perkasa ini kemana-mana selalu bersama, makan rerumputan bareng, minum di telaga bareng, main ke bukit dago bareng, tamasya ke pantai bareng, pokoknya mereka berempat seolah-olah tidak terpisahkan.





Kebersamaan keempat ekor banteng itu tentu saja membuat Macan tidak berkutik menghadapi mereka. Walaupun Macan sedang lapar berat, dia sama sekali tidak berani mengusik banteng-banteng itu karena begitu Macan mendekat, keempat banteng langsung ambil posisi saling membelakangi dengan tanduk yang besar terarah ke depan siap menerjang perut Macan tanpa ampun.

Persahabatan mereka telah menjadi legenda di padang rumput dan sering dijadikan contoh oleh keluarga kijang, keluarga jerapah dan keluarga kelinci saat menasehati anak-anaknya yang suka berantem. “Lihatlah keempat banteng, itulah contoh binatang yang rukun, bersatu sehingga menjadi kuat. Macan-pun takut pada mereka”.

Walaupun selalu bersama-sama, ternyata cita rasa seni keempat banteng berbeda. Banteng Penyanyi adalah banteng tertua yang suka menyanyi. Dimana-mana dia suka mempraktekkan hobbinya itu untuk menghibur para penghuni hutan. Dia paling senang jika sedang berada di tepi telaga karena nyanyiannya akan diringi dengan orkestra suara katak. Suara katak yang bersahut-sahutan sangat serasi mengiringi nyanyiannya yang merdu mendayu. Tak heran banteng ini sering mengajak ketiga temannya main ke tepi telaga.

Banteng kedua adalah Banteng Puisi. Banteng ini senang sekali menciptakan puisi-puisi yang indah lalu membacanya dengan cara yang tak kalah indahnya. Ekspresi wajahnya, tinggi rendah suaranya, dan nada suaranya benar-benar sangat ekspresif menggambarkan puisi-puisinya yang banyak berbicara tentang persahabatan dan keindahan padang rumput. Berikut ini contoh puisinya.

Kala mentari senja menyapa
Sungguh indahnya cakrawala

Duniaku menguning disorot cahaya
Namun semua itu keindahan buat mata
Aku ingin ada juga keindahan bagi jiwa

Yaitu senyummu wahai sahabat setia
Hadirnya akan hangatkan perjumpaan kita

Tempat favorit bagi Banteng Puisi adalah di Bukit Dago. Di situ ada sebuah titik dimana bila Banteng membaca puisi, suaranya akan menjadi sangat keras dan bergema begitu indahnya karena dipantulkan oleh dinding-dinding jurang yang berada di sekelilingnya. Karenanya Banteng Puisi paling sering mengajak ketiga rekannya ke Bukit Dago.

Banteng ketiga adalah Banteng Pantomim. Banteng ini suka sekali melakukan pantomim meniru gerak-gerik binatang hutan. Dari mulai burung nuri, gajah hingga semut ngangkrang & tengu dengan sangat mudah ditirukannya. Bahkan Banteng Puisi bisa menirukan gerakan awan dan hujan dengan sangat miripnya, sehingga memukau para penghuni padang rumput.

Lokasi favorit Banteng Pantomim adalah Batu Gede, sebuah batu besar datar di tengah padang rumput tempat dia dengan leluasa memperagakan pantomimnya dan dapat terlihat jelas oleh para penghuni padang rumput. Waktu paling tepat adalah sore hari saat matahari berada di barat. Saat itu bayang-bayang tubuhnya akan terlihat besar dan indah di dinding bukit yang ada di timur Batu Gede. Makanya Banteng Pantomim sering mengajak ketiga sahabatnya main ke Batu Gede di sore hari.

Banteng Drama adalah Banteng yang suka berakting. Dia paling suka berkumpul dengan sesama binatang penggemar akting untuk berlatih drama. Banteng Drama paling sering mengajak ketiga sobatnya untuk kumpul bareng para penggemar akting dari berbagai jenis binatang, dari landak, kera hingga anjing hutan. Apalagi bila menjelang pementasan, Banteng Drama tak bosan-bosannya mengajak kawan-kaannya untuk menemaninya latihan drama.

^_^

Agaknya perbedaan selera itu telah menjadi masalah bagi mereka. Jadwal mereka seringkali bentrok yang membuat mereka harus saling mengalah. Hari ini Banteng Drama & Banteng Penyanyi mengalah dan mengikuti keinginan Banteng Puisi dan Banteng Pantomim untuk berlatih. Hari berikutnya giliran ketiga banteng mengalah untuk menemani Banteng Drama seharian berlatih drama untuk pentas minggu depan. Begitu seterusnya mereka saling mengalah sampai akhirnya keempat banteng merasakan mereka tidak bisa maksimal dalam mengembangkan hobbynya. Makanya mereka memutuskan menghadap Sang Kancil yang bijaksana.

Beberapa minggu ini keempat banteng rajin menyambangi rumah Sang Kancil di kaki bukit. Para penghuni padang rumput mulai berbisik-bisik. Mereka mengira keempat banteng sedang berasaha menjadikan Sang Kancil sebagai pendamai agar mereka tetap bersatu.

Namun setelah beberapa minggu berlalu keempat banteng mulai terlihat berpisah, tidak lagi bersama-sama. Kadang-kadang terlihat mereka berdua saja, atau hanya bertiga, bahkan kadang-kadang terlihat masing-masing sendirian dengan kegiatannya. Tentu saja hal itu membuat para binatang menjadi cemas. Mereka terlanjur menyuruh anak-anak mereka mencontoh para banteng dalam menjaga kerukunan. Segera saja berita buruk itu tersebar ke seluruh padang rumput.


Yang paling senang dengan berita peceraian para banteng tentu saja adalah Macan. Telah terbayang di benak Macan bahwa daging banteng muda yang empuk dan gemuk akan segera menjadi menu santap malamnya. Air liurnya menetes-netes setiapkali membayangkan gurihnya daging muda yang telah lama diincarnya. Bila melawan empat ekor banteng dirinya tak akan sanggup, tetapi melawan seekor banteng bukanlah perkara sukar baginya. Semudah membalikkan telapak tangan.

Setelah berpekan-pekan mengamati, pada hari yang telah ditentukan Sang Macan memutuskan untuk menyantap Banteng Puisi. Dianggapnya banteng ini paling mudah disantap karena suka sendirian baca puisi di Bukit Dago. Maka dibuntutinya Banteng Puisi yang berangkat untuk berlatih baca pusi di Bukit Dago.

Setelah didengarnya Sang Banteng mulai membaca puisi, Macan mengendap endap siap menubruk Banteng dari belakang. Dibayangkannya bila saat ini ada empat ekor banteng dirinya tak bakalan berani karena ketiga banteng yang lain pastilah telah berjaga dengan tanduknya yang mengerikan.

Macan mengendap-endap hingga sejauh satu loncatan untuk mencapai pantat banteng. Bagian tubuh itulah yang akan digigitnya pertama kali dengan taringnya yang tajam karena dipikirnya bagian itu paling jauh dari tanduk. Sambil manahan nafas dihitungnya satu, dua tiga dan yak....... macan melompat menerkam Banteng Puisi.

Ketika tubuh macan hampir mencapai pantat banteng tiba-tiba ada sepasang benda keras yang menerjang tubuhnya hingga terpental sepuluh meter ke belakang. Rupanya dua kaki belakang Banteng Puisi menendang ke belakang tepat mengenai kepala Sang Macan.

Tubuh Macan terguling-guling ke belakang Banteng Puisi yang kini telah berbalik menghadap tubuh Macan. Bukan main pusingnya kepala Macan. Terjangan kaki Banteng Puisi benar-benar dahsyat. Bumi serasa berputar-putar saat Macan mencoba berdiri. Badannya masih terhuyung-huyung tatkala dilihatnya Banteng Puisi kembali bergerak menerjang dirinya dengan tanduknya yang besar. Macan menggunakan kaki depan yang bercakar tajam untuk menangkis terjangan tanduk itu.

Pringgggg..........terdengar bunyi cakar-cakar yang terpotong diterjang tanduk. Hampir seluruh cakar di kaki depan macan putus oleh terjangan tanduk yang setajam pisau. Macan kaget sekali!. Sejak kapan tanduk banteng jadi tajam?.

Namun Macan tak sempat berpikir lagi karena Banteng kembali menerjang dirinya. Sekarang Macan melompat setinggi mungkin agar bisa hinggap di punggung Banteng lalu menggigitnya. Namun sebelum tubuhnya mendarat di tubuh Banteng, tanduk Sang Banteng telah menyambut tubuhnya dan melontarkan Macan ke jurang yang dalam. Oaaaaaaaaaaa.......terdengar lolongan panjang mengiringi tubuh Macan yang terlempar ke dasar jurang.

^_^

Kita telah lama bersahabat
Kini saatnya kita berpisah kawan
Tak perlu menangis karena ini untuk masa depan
Aku juga sedih, tapi semua ini tak bisa dihindari
Tegakkan kepalamu, angkat dagumu
Tersenyumlah untuk perpisahan ini
Karena kita berpisah demi kebesaran
Demi gemilangnya masa depan kita

Padang rumput gempar. Seekor banteng sendirian dapat mengalahkan Macan, binatang terkuat di padang rumput. Para binatang heboh. Kejadian ini berlawanan dengan cerita singa barong yang bisa memangsa empat ekor sapi hutan setelah mereka bertengkar lalu berpisah.. Kini empat ekor banteng telah berpisah kok malahan bisa mengalahkan macan. Sungguh sebuah peristiwa yang bikin geleng-geleng kepala para binatang.

Jauh di kaki bukit Sang Kancil tersenyum mendengar penuturan keempat banteng yang bertandang ke rumahnya. Beberapa minggu terakhir mereka telah mengadukan perbedaan cita-cita yang membuat mereka ingin berpisah. Tapi mereka takut kejadian seperti cerita empat ekor sapi hutan yang dimangsa Singa Barong akan menimpa mereka.

Sang Kancil memberi jalan keluar. Menurut Kancil keempat banteng tak mungkin terus menerus bersama. Pada saatnya mereka harus berpisah demi mengejar cita-cita masing-masing. Jika harus selalu bersama-sama mereka tak akan pernah dewasa dan sulit mengejar cita-cita.

Sebagai solusinya Sang Kancil menyuruh para banteng belajar pada kuda tentang cara menyepak ke belakang. Kuda sangat tersohor dengan kemampuan menendang ke balakang ini. Dengan ketrampilan ini para banteng tak perlu takut adanya serangan dari belakang.

Kancil juga menyuruh para banteng belajar dari para kucing tentang cara mendeteksi adanya musuh yang mengendap-endap dari belakang. Kucing terkenal akan pendengarannya yang tajam dalam mendeteksi adanya binatang lain di sekitarnya. Para banteng juga diajari cara mengasah tanduk-tanduk mereka hingga setajam pedang. Semua ketrampilan itu membuat para banteng percaya diri untuk berpisah demi mewujudkan cita-cita mereka (undil – bandung nopember 2009)

tags: cerpen, cerita si kancil, cerita sang kancil, dongeng kancil, kisah si kancil, cerita perpisahan, cerita pendek, cerita anak, cerita psikologi, cerita persahabatan, cerpen, cerita psikologi, mengenal diri



sumber gambar: boston.com