Cerpen Manajemen: Sebuah Cerita Otomatisasi

Seorang newbie (pekerja baru) akhirnya memutuskan menemui bossnya untuk mengajukan keberatan atas pekerjaan yang telah dilakukannya selama satu tahun masa kerjanya. Dia menginginkan pekerjaan yang lebih menantang kemampuannya. Dia butuh pekerjaan yang lebih sesuai dengan tingkat ketrampilannya.

Newbie:
Begitulah Pak. Berilah saya pekerjaan yang lebih menantang daripada hanya mencuci tangki-tangki secara manual dengan tangan saya dan sterilisasi tangki secara manual juga dengan menyemburkan steam ke dalam tangki. Karena semuanya masih manual, jadi harus saya tungguin. Kalau hanya untuk mencuci dan sterilisasi tangki seperti itu tak perlulah saya kuliah engineering lima tahun di universitas.

Boss:
Lalu siapa yang akan mencuci dan sterilisasi tangki?

Newbie:
Eh, siapa yah? Gak tahu Pak. Mungkin kita perlu rekrut operator baru untuk mengerjakannya.

Boss:
Kita tidak diperbolehkan merekrut operator baru terkecuali ada pekerjaan baru yang menuntut seorang pekerja full time. Lagipula pekerjaanmu bagus. Tangki-tangki kita terawat baik setelah kau tangani.

Newbie:
Tapi gimana dung Pak. Saya butuh aktualisasi kemampuan saya. Saya butuh pekerjaan yang membuat pengetahuan saya berkembang. Saya takut pengetahuan yang saya dapat selama kuliah akan hilang karena tidak pernah dipergunakan.

Boss:
Okey kalau begitu. Kamu akan saya beri pekerjaan baru, tetapi pekerjaan lama tidak boleh ditinggalkan.

Newbie:
Wah! Gak mungkin Pak!. Pekerjaan sekarang saja sudah menyita seluruh jam kerja saya.

Boss:
Habis gimana dong! Mau gak diberi tambahan job-job baru yang lebih menantang?

Newbie:
Pusing dong saya Pak. Saya pengen beralih job, bukan nambah job!

Boss:
Perusahaan tidak ingin membebani keuangan dengan karyawan baru.

Newbie:
Yah....batal deh.

Boss:
Kok batal? Kamu kan belum dengar jenis pekerjaan baru yang ku tawarkan?.

Newbie:
Eh, maaf Pak... pekerjaan macam apa siy?

Boss:
Dengar baik-baik. Pekerjaan baru pertama buat kamu adalah proyek otomatisasi pencucian tangki!

Newbie:
Hah! Otomatisasi! Waaaah bagus banget Pak! Pencucian tangki akan selesai jauh lebih cepat! Mau! Saya mau pekerjaan itu Pak!

Boss tertawa, kemudian berkata:
Sebenarnya aku mengharapkan usulan ini datang dari kamu. Aku bayangkan dirimu datang padaku untuk mengajukan otomatisasi tangki sehingga kamu punya lebih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang “sesuai” dengan tingkat ketrampilanmu.


Kita merekrut lulusan universitas untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan manual dengan harapan mereka akan tergerak untuk melakukan otomatisasi. Seperti katamu tadi, kalau tidak melakukan otomatisasi berarti waktumu habis hanya untuk mencuci tangki atau sterilisasi tangki. Jika telah terotomatisasi kamu tinggal pencet tombol dan segalanya akan dikerjakan oleh sistem yang telah kamu bangun (undil - 23des08)

Pantun Ulang Tahun

Menepuk air di bak mandi,
terpercik muka sendiri.
Bila ingin setiap waktumu berarti,
jangan terjebak rutinitas sehari-hari.



Mencari suatu lokasi tersembunyi,
lebih mudah dari tempat yang tinggi.
Ambilah jarak dari perilaku sehari-hari,
biar lebih mudah menggali potensi diri.

Jangan puas hanya dengan satu piagam
Jangan puas dengan yang telah kau lakukan
Jangan biarkan Sang Hiu membeku kedinginan
Selamat Ulang Tahun Kuucapkan
Semoga Dirimu Semakin Dekat dengan Tuhan
Semakin Banyak Potensi Diri yang Kau Kembangkan

~undil dec 08~







Mengapa Hari-hari Terasa Lebih Panjang Shinichi?

Akhir pekan Shinichi Kudo ikutan oubound di Sentul, Bogor. Acara dimulai dari perjalanan panjang dari Bandung ke Sentul di Jumat malam hingga diakhiri perjalanan ke Curug Luhur di Minggu pagi menjelang pulang. Sabtu Minggu diisi dengan rangkaian acara yang padat merayap yang dirancang rapi oleh penyelenggara outbound. Rangkaian games kreatif, flying fox dan permainan highrope lain telah memadati dua hari yang sangat mengasyikkan itu. Lelah, tapi terasa sangat bermakna untuk mengisi akhir pekan.



Ada satu hal menarik yang dirasakan Shinichi Kudo selama outbound. Yaitu bahwa hari-hari terasa lebih panjang daripada hari-hari biasa. Hari Sabtu dan Minggu terasa berjalan lebih lambat daripada hari Sabtu Minggu biasa. Akhir pekan yang biasanya terasa begitu cepat berlalu, tidak terjadi pada akhir pekan di arena outbound. Dua hari itu terasa begitu panjang. Begitu terasa menit demi menit yang berlalu bersama laju sang waktu. Waktu terasa lebih lambat. Hari-hari terasa lebih panjang. Buktinya banyak sekali hal yang berhasil dikerjakan hanya dalam dua hari itu.

Mangapa hari-hari terasa lebih panjang?

Shinichi Kudo menduga karena dua hari di Sentul itu diisi dengan kegiatan-kegiatan yang telah dirancang rapi sehingga menit-demi menit benar-benar dimanfaatkan untuk mendapatkan raihan sebanyak-banyaknya. Setiap menit dirancang untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi para peserta outbound. Banyak hal-hal baru yang diajarkan lewat permainan selama outbound. Banyak kegembiraan yang dimunculkan. Banyak keceriaan yang dibagikan. Banyak permainan mengasyikkan yang diluncurkan. Dan semuanya terancang dengan padat dan rapi selama dua hari itu.

Dengan pemanfaatan waktu yang maksimal -- maka hari-hari terasa lebih panjang. Tidak ada kamus waktu dihabiskan untuk tidur-tiduran atau melakukan hal-hal yang tidak berguna. Tidak ada waktu yang dibiarkan berlalu dengan berlama-lama di kamar mandi atau di depan cermin. Setiap menitnya benar-benar terasa sebagai satuan waktu yang dibayar dengan sesuatu yang bermakna. Itulah yang membuat hari-hari terasa lebih panjang.

Penyebab lain hari terasa lebih panjang adalah hal-hal baru yang diperoleh selama outbound. Hal-hal yang berbeda dengan peristiwa yang biasa dialami Shinichi Kudo di akhir minggu. Hal-hal yang bukan sekedar kegiatan rutin yang terus diulang-ulang dari minggu ke minggu.


Di Sentul, Shinichi Kudo mengalami hal-hal yang sama sekali baru. Hal-hal menarik yang membuat perangkat perekam di dalam otaknya melonjak-lonjak kegirangan karena mendapatkan bahan-bahan baru untuk memperkaya khazanah pengetahuan yang tersusun rapi di dalam otak. Pengetahuan yang bermanfaat untuk memperkaya wawasan dan mempertajam pikiran.

Penggunaan waktu yang efisien, adanya pengetahuan baru dan variasi dari kegiatan rutin adalah tersangka utama penyebab hari-hari terasa lebih panjang bagi Shinichi. Perasaan serupa juga dialami Shinichi kala dirinya piknik keluar kota ataupun ikut seminar ke Jakarta di hari kerja. Hari-hari terasa lebih panjang dibanding hari-hari biasa (Undil – Des 08).


Kapankah Saat yang Tepat untuk Hujan?

Rinoa Enomoto mengeluhkan hujan yang akhir-akhir ini selalu rutin mengguyur kotanya ketika pagi hari menjelang masuk kantor dan sore hari ketika pulang kantor. Andai hujan turun di waktu yang lain, begitu pikirnya. Sampai sore itu dia terkaget-kaget tatkala keponakan bertanya pada dirinya

"Kapan waktu yang tepat untuk turun hujan?.

Segera saja Rinoa menyadari bahwa waktu yang tepat untuk turun hujan tidak harus sesuai dengan seleranya. Hujan tidak musti berhenti hanya karena dirinya tak ingin berhujan-hujan dalam perjalanan ke kantor. Inilah awal persahabatan Rinoa dengan hujan.

^_^


Kapankah saat yang tepat untuk hujan?

Bertanyalah pada petani maka dia akan menjawab
sekaranglah saat yang tepat karena tanamanku membutuhkan air

Kapankah saat yang tepat untuk hujan?
Bertanyalah pada insinyur di PLTA
maka dia akan menjawab sekaranglah saatnya karena
mesinku butuh air untuk menghasilkan listrik

Kapankah saat yang tepat untuk hujan?
Bertanyalah pada petugas PDAM maka dia akan menjawab
sekaranglah saatnya karena aku perlu air untuk melayani
kebutuhan penduduk kota seperti dirimu

Kapankah saat yang tepat untuk hujan?
Bertanyalah pada pekerja pabrik maka dia akan menjawab
sekaranglah saatnya karena untuk bisa produksi kami perlu air

Kapankah saat yang tepat untuk hujan?
Bertanyalah pada penjaga lapangan bola maka dia akan menjawab
sekaranglah saatnya karena rumput perlu air agar tetap hijau

Kapankah saat yang tepat untuk hujan?
Bertanyalah pada Ibunda maka dia akan menjawab
sekaranglah saatnya karena sumur kita butuh air agar tidak surut



Kapankah saat yang tepat untuk hujan?
Bertanyalah pada adik kecil maka dia akan menjawab
sekaranglah saatnya karena aku ingin mencoba jas hujan baru dari mama!


Alangkah Indahnya Hujan

Alangkah indahnya hujan di sinar matahari
warna-warni pelanginya hiasi langit biru

Alangkah nyamannya hujan di malam hari
bikin tidurku lelap dalam sejuknya udara

Alangkah asyiknya hujan di pagi hari
segarkan rerumputan di sepanjang perjalananku

Alangkah segarnya hujan di siang hari
murnikan udara yang ku hirup dari debu


Alangkah sejuknya hujan di sore hari
temaniku pulang dengan sapuan lembut titik-titik airnya

Lirik Lagu Keren: Tunjuk Satu Bintang

oleh: Sheila on Seven

Coba kau tunjuk satu bintang
S'bagai pedoman langkah kita
Jabat erat hasil karyaku...
Hingga terbias warna syahdu

Akan ku ukir satu kisah tentang kita
Dimana baik dan buruk terangkum oleh indah
Akan ku cerna semua karya cipta kita
Dimana hitam dan putih terbalut oleh hangatnya cinta

Dan bila semua terwujudkan...
Di sisimu s'lalu hariku

sumber: http://www.kapanlagi.com/print/sheila_on_seven_tunjuk_satu_bintang


^_^

Coba kau tunjuk satu bintang. Coba kau tunjuk satu arah perjalanan agar bensin di mobil kita tidak habis untuk berputar-putar tanpa tujuan. Coba kau tunjuk satu tujuan agar tenaga dan pikiran kita tercurah untuk mencapainya. Coba kau tunjuk sebuah sasaran yang jelas agar kita mudah mengarahkan kemampuan kita untuk menggapainya. Coba kau tunjuk sebuah pilihan yang jelas agar gaji-mu tidak tersebar kemana-mana tanpa satu pun hal-hal berarti yang kamu miliki.


Tujuan, sasaran, pilihan atau apapun namanya adalah sebuah titik yang mengikat dan lalu memungkinkan manusia untuk memusatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapainya. Sebuah ikatan yang membuat sumberdaya tidak tersebar kemana-mana tanpa tujuan yang jelas. Seperti seseorang yang memiliki cicilan rumah dengan porsi besar dari penghasilannya akan menghentikan kebiasaan wisata kuliner ke restoran-restoran mahal dan kebiasaan lain yang berbiaya besar agar sisa uangnya cukup. Sebagai ganjarannya dia memiliki sebuah rumah.


Tatakrama & Sopan Santun: Bagaimana Cara Menyerahkan Pisau Kepada Teman?

Bagaimana cara menyerahkan pisau kepada teman makan di samping kita yang hendak meminjamnya?. Pegang bagian yang tajamnya, arahkan ke diri kita dan berikan kepada teman kita bagian yang aman yaitu gagang pisau. Teman kita dapat memegang pisau dengan mudah tanpa risiko terluka. Begitulah ajaran klasik tentang tatakrama menyerahkan pisau kepada orang lain.

Banyak atauran-aturan kecil klasik yang sangat bermanfaat bagi kita dalam membuat nyaman orang lain. Misalnya pada saat menyuguhkan minuman dalam gelas sebaiknya kita pegang bagian bawah gelas, bukan dengan tangan di atas dan memegang mulut gelas. Kenapa? Karena bagian mulut gelas akan bersentuhan dengan bibir orang yang akan meminumnya sehingga kenikmatan minum akan berkurang bila dia melihat kita telah memegang bagian itu.

^_^

Di sebuah jalan raya di kanan-kirinya dihiasi taman-taman kecil yang memanjang di sepanjang tepi jalan yang ramai tersebut. Aneka macam tanaman hias menghiasi taman-taman yang ditujukan untuk mempercantik jalan dan sekaligus menghiasi bagian depan bangunan-bangunan yang berjajar di tepi jalan. Namun ada perbedaan menyolok antara taman di kiri dan taman di kanan jalan. Perbedaan keduanya terletak pada pagar yang membatasi taman.

Taman di kiri jalan di batasi dengan pagar besi yang ujungnya runcing. Tingginya sedikit dibawah lutut orang dewasa. Sekilas pagar runcing tersebut terlihat bermanfaat untuk menjaga keamanan tanaman yang ada di dalamnya. Namun pagar tersebut juga berpotensi membahayakan orang yang terjatuh ke dalam taman. Bila seorang pejalan kaki atau pengendara motor terpeleset dan terjerembab ke taman maka dirinya mudah terluka oleh besi-besi runcing yang memagari taman.

Sebaliknya taman di kiri jalan dipagari dengan pagar bambu yang tingginya sedikit dibawah lutut. Ujung bambu tersebut dibuat tumpul sehingga mengurangi bahaya bila ada pejalan kaki atau pengendara motor yang terpeleset ke sana. Sebuah pemikiran bijak yang membuat nyaman orang lain.


Perkara pagar adalah perkara kecil. Namun ternyata desain pagar yang kurang safety bisa berpotensi membahayakan orang lain. Pengetahuan tentang hal-hal kecil ini sangat bermanfaat dalam menjaga kenyamanan orang lain. Idealnya pengetahuan teantang hal remeh temeh ini telah diperoleh seseorang dari lingkungan di sekitarnya sejak awal hidupnya. Karena pengetahuan sederhana ini sangat berguna untuk membangun sebuah lingkungan yang nyaman bagi semua orang (Undil – Des 2008)