Kok Aku dipanggil Mbak Sih?

”Kok dipanggil mbak sih?” kata teman-teman Shinichi Kudo dari Bandung pada suatu ketika mereka diajak main ke Jogja. Bukannya dia lebih tua dari aku, mengapa memanggil diriku “mbak”, bukannya “dik”. lanjut mereka. Rupanya mereka tidak diterima dianggap lebih tua dari umur sebenarnya.


Hal serupa terulang kala Shinichi menyebut mbak pada e-mail yang dikirim ke seorang temannya. Temannya memprotes sebutan itu karena dia lebih muda dari Shinichi. Panggilan mbak dalam persepsinya adalah panggilan untuk perempuan yang lebih tua.

^_^

Sebenarnya panggilan mbak penggunaan utamanya memang untuk kakak perempuan. Namun pada prakteknya digunakan juga untuk panggilan penghormatan kepada perempuan, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda. Seorang laki-laki yang belum mengenal seorang perempuan akan memanggil mbak (kalau bukan “Bu”). Sapaan “dik” memiliki konotasi panggilan terhadap junior atau terhadap orang yang memiliki hubungan dekat. Sapaan “dik” biasanya digunakan untuk keluarga, orang yang sudah saling kenal dengan baik atau terhadap anak kecil. Juga dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap istrinya.


Oleh karenanya bila suatu saat teman-teman dipanggil mbak oleh bapak-bapak yang sudah tua jangan marah dulu. Bapak itu bermaksud menghormati dan bukannya menganggap teman-teman lebih tua darinya. (nae)

Iklan layanan masyarakat: Yang harus orang tua lakukan untuk anak yang akan menghadapi Ujian Nasional




Hello, posting kali ini ikut-ikutan Pak Mendiknas yang gencar ngiklanin ujian nasional di radio. Kalo iklan yang versi mendiknas mengajak siswa hadapi unas dengan rajin belajar dan pede, iklan yang ini bicara tentang hal-hal yang lainnya. Misalnya tentang seribu satu alasan untuk "time out" dari membaca buku pelajaran dan tentang bakat vs tuntutan prestasi.
Selamat menikmati :)








Matikan TV Malam Ini

Matikan semua pesawat TV di rumah anda malam ini sebagai tanda bahwa Anda bukan hanya bisa menyuruh putra-putri Anda belajar, tetapi juga bersedia berkorban untuk menjaga konsentrasi belajar mereka menjelang ujian nasional.

Acara TV adalah salah satu gangguan terbesar bagi anak Anda dalam belajar. Bila saat ini mereka sedang giat-giatnya belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional, sudah pada tempatnya Anda memberi mereka lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan mematikan TV. Pastikan tidak seorang-pun anggota keluarga Anda yang masih menonton TV pada jam belajar yang telah disepakati. Pastikan seluruh keluarga bahu-membahu mendorong semangat belajar mereka dengan pengorbanan. Pastikan mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi ujian nasional yang akan menentukan masa depan mereka.

tags: iklan layanan masyarakat menjelang ujian nasional


Minum 8 gelas air putih sehari


Keunggulan air putih adalah sehat dan hemat. Sehat buat badan dan (juga) buat kantong kita. Mengapa? Karena kita tidak perlu biaya tambahan untuk beli sesuatu yang bisa membuatnya berwarna (kopi, sirup), berbau (essence) dan berasa (gula, soda, aspartam) ;p. Kita juga terhindar dari resiko yang mungkin timbul dari bahan tambahan yang melebihi ambang batas, misalnya terlalu banyak gula. (Hiks! sampai sekarang saya masih lebih suka minum air berwarna dibanding air putih!)

Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa makan manusia mampu bertahan 5 minggu (benarkah??). Namun tanpa air tubuh manusia hanya mampu bertahan 5 hari. Pasokan air kedalam tubuh sangat penting karena air memiliki peran penting dalam proses tubuh seperti pencernaan, penyerapan, sirkulasi serta pembuangan kotoran. Air dalam tubuh juga berfungsi seperti air dalam radiator mobil, yaitu berperan dalam pemeliharaan suhu tubuh. Delapan gelas air sehari dianjurkan agar tubuh kita sehat. Tentu saja yang diminum adalah air yang bersih dan sehat.

Sebenarnya kebutuhan air adalah sekitar 2,5 liter per hari, namun sebagian telah diperoleh dari makanan. Kebutuhan tersebut juga dipengaruhi oleh pengeluaran air oleh tubuh. Misalnya orang yang terkena diare membutuhkan air lebih banyak untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Seorang penderita diare bisa terancam dehirasi bila tidak segera dimasukkan air ke dalam tubuhnya melalui darah atau saluran pencernaan. (nae).



Bacaan penunjang:
1. Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004, Gizi dan Pola Hidup Sehat, Yrama Widya, Bandung.
2. Chris K. H Teo, Ch’ng Beng Im, 2001, Makanan & Kanker, Cancer Care, Penang, Malaysia.




Stop Mengganti Nama Jalan!

Apa yang menarik bagi Shinichi Kudo pada pemberian nama baru buat jalan Cipaganti beberapa tahun lalu -- adalah mengingatkan dia pada kebiasaan mengganti nama-nama jalan dengan nama-nama pahlawan atau nama tokoh di sebuah kota. Sebenarnya pemberian nama pahlawan untuk jalan bukanlah hal yang mengganggu bila dilakukan pada jalan-jalan baru atau jalan yang tidak punya nilai historis.

Namun lain halnya bila dilakukan pada jalan-jalan legendaris seperti jalan Cipaganti di Bandung. Nama itu bukan sekedar nama tetapi memiliki nilai historis yang tinggi. Jalan Cipaganti dikenal sebagai kawasan pemukiman tempo dulu peninggalan jaman Belanda. Penggantian nama jalan membuat jalan itu terpisah dari nilai sejarahnya.

Ada jalan yang telah menjadi “landmark” sebuah kota, seperti Jalan Braga, Jalan Cihampelas & Jalan Dago di Bandung, atau Jalan Malioboro di Jogja. Seandainya Jalan Cihampelas yang sudah identik dengan jeans diganti namanya dengan nama lain – bisa membuat calon pembeli dari luar kota bertanya-tanya dimanakah jalan Cihampelas -- padahal dia telah berada di jalan itu. Jadinya pemilik toko terpaksa menulis nama jalan dengan dua nama. Nama baru dan nama lama demi mempertahankan “jejak sejarah” yang telah berhasil dibangun di benak konsumen.


Tidak banyak manfaat yang dapat diambil dari merubah nama jalan. Toh masih banyak cara lain untuk menghormati para pahlawan. Semoga saja tahun-tahun mendatang tidak ada pihak yang tergoda untuk mengganti nama-nama jalan yang telah melegenda dengan nama-nama tokoh ternama di sebuah kota (nae)


Hari Minggu 18 maret 2007 Bandung Macet Luar Biasa

Ada peristiwa menarik hari minggu kemarin. Yaitu longweekend dan Bandung macet luar biasa. Saya yang habis mengantar kerabat jalan-jalan -- terjebak macet di Cihampelas. Teman yang berniat mancing ke Lembang, sesampai di tengah jalan putar arah, balik lagi ke rumah. Dia tidak ingin waktunya habis di jalan yang dibanjiri mobil-mobil dari luar kota. Konon kemacetan terjadi dimana-mana, bahkan sampai keluar kota. Mungkin banjir pengunjung itu salah satunya disebabkan wisatawan tidak bisa berlibur ke Bali yang sedang merayakan Nyepi, sehingga mereka tumpah ruah di Bandung. Tentu saja para pemilik hotel, outlet pakaian dan makanan boleh bergembira dengan banjirnya wisatawan ke Kota Bandung. Sebuah sisi positif dari datangnya wisatawan dari luar kota



Di balik kemacetan itu sebenarnya ada sebuah peluang yang layak dikaji oleh perusahaan kereta api yang memiliki keunggulan kompetitif, yaitu stasiun yang terletak di dalam kota. Bila perusahaan kereta api mampu menyediakan mobil angkutan & jemputan yang nyaman dari titik titik pemberhentian kereta api di dalam kota ke tempat-tempat wisata & hotel, tentu akan merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menghindari kemacetan.

Perusahaan kereta api bisa juga mengkaji kelayakan pembangunan jaringan kereta api ke tempat-tempat wisata yang selalu dihantui kemacetan pada saat banjir wisatawan. Misalnya ke Lembang atau tempat wisata lain yang sering macet pada saat liburan (nae)

Setahun yang Lalu: Pentingnya Pencatatan

Setahun yang lalu Shinichi Kudo bersama seorang engineer dari vendor menginstal software program sebuah reaktor yang dikendalikan lewat komputer. Program perlu diinstal lagi karena komputer yang semula komputer dekstop diganti dengan laptop yang dipandang lebih layak digunakan di ruangan produksi. Karena keduanya baru pertamakali menginstal program tersebut, mereka butuh waktu berjam-jam untuk dapat menjalankan program dengan benar. Walau lelah-- Shnichi puas karena program dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Kelak jika karena suatu hal program tersebut harus diinstal lagi, Shinichi yakin bisa mengerjakannya sendiri.

^_^

Kini saat itu tiba. Program harus diinstal lagi karena hardisk laptop rusak dan harus diganti hardisk baru. Namun tidak seperti yang diharapkan Shinichi, proses penginstalan tidak semudah dugaannya. Setelah program dijalankan, komputer meminta Shinichi memasukkan nomor-nomor channel sensor yang akan digunakan untuk mendeteksi pH, suhu dan tekanan di dalam reaktor. Shinichi ingat, permasalahan ini telah dipecahkan pada saat instalasi software setahun lalu. Sial-nya Shinichi telah lupa nomor-nomor tersebut. Mau tak mau proses penginstalan ditunda karena data-data tersebut harus ditanyakan terlebih dahulu kepada teknisi yang mengetahui alokasi channel-channel reaktor.

^_^

Catatan! Ya, setahun yang lalu Shinichi mengabaikan pencatatan karena menganggap dirinya sudah menguasai pekerjaan tersebut. Setahun ternyata waktu yang cukup untuk membuat seseorang lupa fakta-fakta detail sebuah pekerjaan. “Seandainya aku mencatat prosedur penginstalan secara terperinci tentu penginstalan sekarang menjadi lebih mudah. Bahkan seandainya hari ini aku tidak masuk kerja-pun.penginstalan tetap dapat dilakukan oleh temanku” kata Shinichi dalam hati. Belakangan perusahaan Shinichi mewajibkan semua pekerjaan penginstalan mesin dimasukkan kedalam dokumen prosedur baku dan dibuat reportnya. Dengan cara itu diharapkan semua aktifitas mesin terpantau dan tidak akan ada lagi ketergantungan instalasi mesin pada ingatan segelintir teknisi (nae).







Manusia yang merasa dirinya tak butuh surga

Rembulan memalingkan muka dan terisak-isak menitikkan air mata. Malam diam membisu, sabar menanti jawaban.

Rembulan:
Maafkan aku. Aku telah memutuskan bersama Matahari. Karena kusangka dia lebih membutuhkan aku daripada dirimu. Aku merasa tidak berarti apa-apa disisimu. Matahari tegar bersamaku, kau tetap tegar sendiri atau bersamaku.

Malam:
Mengapa kau punya kesimpulan seperti itu? Lihatlah aku hancur lebur ditinggal dirimu. Lihatlah aku yang merapuh tanpa dirimu. Aku butuh dirimu. Aku butuh kehadiranmu. Hidupku hampa tanpamu.

Rembulan :
Kau tidak selemah itu Aku sering dengar dirimu sesumbar tak butuh surga.. Aku sering mendengar saat dirimu berbincang-bincang dengan Bintang-bintang. Kau selalu bilang tak butuh surga! Kau selalu bilang semua amal perbuatanmu semata-mata karena cinta. Bahkan lebih sering lagi karena cintamu pada sesama. Tak ada yang lain yang kau harapkan. Tidak juga surga. Kau selalu berkata bila tidak ada surga-pun kau akan selalu beramal baik karena cintamu pada sesama dan karena keinginanmu untuk membangun dunia yang lebih baik. Impian menjadi penghuni surga tak pernah terlintas di benakmu.

Malam:
Apa hubungannya dengan penolakanmu?

Rembulan:
Kau tak butuh surga. Mungkin juga tidak takut neraka. Kupikir kau juga tidak butuh diriku. Surga yang keindahannya tak terkira dan untuk selamanya-pun kau tidak butuh. Mana mungkin kau mengharap memiliki aku, Si Rembulan hina yang akan rusak ditelan masa.

Malam:
Aku hanyalah makhluk biasa yang butuh sesama. Biarkan aku memilikimu.

Rembulan:
Dengarlah malam yang terlalu perkasa! Aku tidak berani bertanding dengan surga. Sesuatu yang keindahannya tidak tertandingi oleh dunia seisinya. Keindahan yang tidak terlukiskan dengan kata-kata. Seorang yang tidak butuh surga, mana mungkin butuh Rembulan. Tidak mungkin. Kau cukup bahagia dengan cinta. Kau tidak butuh imbalan lagi. Kau boleh mencintaiku, tapi kau harus merelakan diriku bersama Matahari.

Malam terhenyak, kemudian diam termangu.

Rembulan perlahan-lahan beranjak meninggalkannya sambil berseru:
Matahari berjanji mengajakku bersama-sama bekerja sekuat tenaga menjadi kekasih-Nya -- agar bisa abadikan cinta kami di surga. Aku butuh cinta. Aku juga butuh surga. Aku ingin hidup selamanya bersama orang yang kukasihi di surga...(nae)





Benarkah Kasta adalah Kenyataan Sosial? (2)

Tanpa pemahaman tentang kasta --- seseorang bisa terjebak untuk marah-marah pada lingkungan sekitarnya yang dianggapnya susah diatur dan berperilaku seenaknya. Padahal yang dia hadapi sebenarnya adalah perilaku sekelompok orang dengan kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan dirinya. Mereka membutuhkan perlakuan yang berbeda.

^_^

Di dalam tradisi lama --- setidaknya tradisi lama versi Shinichi Kudo --- manusia dibagi menjadi tiga kasta. Hanya saja kasta disini bukan didasarkan pada keturunan atau kekayaan. Tetapi didasarkan pada adat kebiasaan sehari-hari seorang individu atau sekelompok orang. Terutama pada bagaimana cara memberi peringatan kepada mereka.

Kasta pertama adalah kasta yang dikenal dengan nama priyayi. Untuk memberi peringatan pada kasta ini orang cukup dengan mengerdipkan mata atau dengan bahasa-bahasa isyarat yang lain. Misalnya bila hendak melarang mereka mendebat kata-kata seorang dalam sebuah meeting, cukup dengan memberi tatapan mata dan mereka akan langsung tahu bahwa mereka harus diam. Demikian juga dengan larangan parkir di tempat tertentu, cukup dengan memberi rambu dilarang parkir disitu. bahkan kadangkala tanpa ada tanda-tanda apapun mereka cukup tahu diri untuk tidak parkir di tempat itu. Soal antri, nggak perlu diberi papan peringatan untuk antri mereka dengan sendirinya akan antri.

Kasta kedua adalah kasta yang tidak sesensitif kasta pertama. Kasta ini memerlukan isyarat jelas berupa kata-kata atau tanda-tanda untuk membuat mereka mengerti. Misalnya hendak menyuruh mereka antri beli tiket, maka harus diteriakkan dengan kata-kata yang vulgar atau ditulis dengan papan nama yang besar agar mereka menyadari bahwa mereka harus antri. Untuk melarang mereka parkir di tempat tertentu harus dengan sebuah tulisan besar dilarang parkir disini atau dengan memasang police line. Mereka membutuhkan tanda-tanda yang jelas, tidak cukup dengan bahasa isyarat yang samar.

Kasta ketiga adalah kasta terendah. Kasta ini membutuhkan perlakuan fisik agar dapat menangkap sebuah peringatan. Bila hendak melarang mereka berdebat dengan seseorang pada sebuah meeting, maka harus ada seseorang yang membawa dia keluar dari ruangan meeting atau langsung dibentak agar diam. Bila hendak menyuruh mereka antri harus dipasang pagar besi yang tidak memungkinkan dia menyerobot antrian. Untuk melarang mereka parkir ditempat tertentu harus dengan membangun pagar atau dipasang portal. Hanya barrier fisik yang mampu membuat mereka patuh.

^_^

Sebenarnya salah satu faktor utama menciptakan kasta adalah pendidikan dalam arti luas, bukan pendidikan formal saja. Karena untuk dapat menangkap isyarat-isyarat yang samar orang memerlukan pengetahuan. Pengetahuan tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan, yang tidak boleh dilakukan dan hal-hal yang lebih baik tidak dilakukan. Pendidikan akan memberi perangkat untuk memilah-milah perilaku yang seharusnya diterapkan pada satu situasi. Dengan bekal tersebut seseorang dengan cepat akan menyadari bahasa isyarat yang ditujukan kepadanya tanpa perlu dikatakan secara vulgar.

^_^

Pemahaman atas kasta-kasta manusia ini juga akan sangat berguna dalam mempersiapkan diri menghadapi berbagai macam kebiasaan manusia. Tanpa pemahaman tentang kasta --- orang bisa terjebak untuk marah-marah pada lingkungan sekitarnya yang dianggapnya susah diatur dan berperilaku seenaknya. Padahal yang dia hadapi sebenarnya adalah perilaku sekelompok orang dengan kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan dirinya. Mereka membutuhkan perlakuan yang berbeda. (nl–bandung)

Perkenalkan Nama Saya Vaccinomics


Perkenalkan nama saya Vaccinomics. Saya sahabat Anda. Saya adalah alat ukur kebiasaan Anda dalam mengelola pembiayaan kesehatan keluarga. Anda boleh memilih mencegah atau mengobati. Vaksinasi atau menunggu anggota keluarga Anda jatuh sakit lalu mengobati. Keduanya sama-sama butuh biaya, hanya beda nominalnya saja. Yang jelas, biaya mengobati penyakit seperti Hepatitis B jauh lebih besar dibanding mencegahnya dengan vaksinasi. Belum lagi kerugian waktu yang hilang karena berminggu-minggu terbaring di atas ranjang. Namun semua terserah Anda. Vaccinomics hanya sekedar memberi gambaran konsekuensi keuangan atas pilihan-pilihan yang Anda ambil. Keputusan akhir sepenuhnya di tangan Anda.






Soccer Coop & Weekend

Bingung mengisi weekend? Bosan tiap akhir pekan selalu diisi wisata kuliner & sightseeing dari mal ke mal? Cobain deh permainan yang dinikmati dua orang teman saya dari Divisi Quality Assurance. Irpan Darfian dan Yohan main ke Soccer Coop di kawasan Kiaracondong Bandung. Permainan Soccer Coop adalah sejenis sepakbola yang dilakukan dalam kerangkeng (ruangan tertutup) dan di atas lapangan rumput sintetis. Lapangan rumput! Bukan lapangan dari lantai biasa.

Soccer Coop memadukan sepakbola dan futsal. Permainan dilakukan antara dua tim. Setiap tim hanya terdiri atas 4 orang pemain dan 1 orang penjaga gawang -- alias tidak butuh banyak orang!. Lapangan permainan mirip lapangan sepakbola namun tanpa garis keluar dan sekelilingnya tertutup rapat dengan jaring plastik, termasuk jaring di atas lapangan!. Jadi bola tidak akan pernah keluar lapangan karena dapat dipantulkan dari depan, belakang, samping, bahkan dari arah atas lapangan. Mau main atau sekedar nonton serunya pertandingan tetap mengasyikkan!.

Foto-foto dibawah ini diambil tanggal 6 Maret 2007 di arena Soccer Coop Kircon Center, Jln. Kiaracondong 366 Bandung. Foto-foto keren Irpan dan Yohan yang lagi nampang bareng personel Project P :) (nl. dibantu berbagai sumber)






IRPAN DARFIAN




YOHAN



IRPAN LAGI

http://soccer-coop.com















Prononciation

Beberapa hari kursus prononciation Shinichi Kudo baru menyadari bahwa salah satu faktor tersulit dalam "mentahsinkan" pelafalan kata-kata (Bahasa) Inggris adalah adanya kosa kata yang sama dalam Bahasa (Indonesia). Nyaris setiap kalimat dalam Bahasa dipenuhi kosa kata serapan dari Inggris.

Misalnya pada kalimat “Operasional komputer grafis dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak perlu dilakukan oleh operator yang mendapat training spesifik”. Kata Operational, computer, graphic, operator, training dan specific adalah kata-kata Inggris yang telah diserap ke dalam Bahasa. Pelafalan dalam Bahasa seringkali berbeda dengan pelafalan bahasa aslinya sehingga pada saat bicara dalam Inggris sering “tergelincir” masih menggunakan pelafalan yang sehari-hari digunakan.

Akibatnya kata “local” cenderung dilafalkan “lokal” dibanding “lokel”. demikian juga “departmen” akan dibaca “departemen” bukan dipartmen” karena pelafalan tersebutlah yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari(nl.)



Sampah-pun Ada Gunanya

Sampah-pun ada gunanya. Begitulah seharusnya cara seorang manager SDM memandang karyawan. Setiap orang memiliki tempat yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat dasar yang dimilikinya. Seseorang yang sepintas kelihatan tak berguna -- akan menjadi berguna bila perusahaan mampu meletakkan dirinya di tempat yang tepat.

Seorang trainer pada satu sesi pelatihan
Manajemen Resiko di Sol Elite Marbella






Kebiasaan-kebiasaan yang Tak Pernah Disadari

“Kakakmu itu kok bisa-bisanya menikmati banyak hal pada satu waktu?” tanya teman adik Shinichi Kudo pada si adik pada suatu ketika.

“Nonton TV, ndengerin radio, baca koran, nulis di kertas, minum teh dan makan siang dilakukan pada waktu bersamaan. Ajaib sekali, kok bisa menikmati semuanya bersamaan! lanjutnya

“Iya, aku juga heran. Emang sih dia orangnya kayak gitu!” jawab adik Shinichi seenaknya.

“Besok aku ingin coba kaya kakakmu juga ah, siapa tahu emang lebih asyik!

^_^

“Kamu kok suka sih, nulis sambil gak lihat ke kertas yang sedang kamu tulisin?” tanya teman Shinichi Kudo keheranan. Terkadang Shinichi memang menulis tanpa melihat kertas yang sedang ditulis -- karena matanya melihat buku, slide atau tulisan di papan tulis yang sedang disalin ke buku catatan.

^_^

Jangan pernah mengira Shinichi mengetahui bahwa dirinya punya dua kebiasaan “aneh” tersebut kalau tidak ada orang lain yang mengatakan padanya. Shinichi tak pernah menyadari dia suka melakukan banyak hal pada satu waktu – jika tidak dipergoki oleh teman adiknya yang sedang main ke rumah. Shinichi juga tak pernah sadar bahwa dia suka menulis tanpa melihat kertas yang sedang ditulis bila temannya tidak menyatakan keheranannya.

Banyak kebiasaan sehari-hari yang tidak kita sadari sampai seseorang memberitahu kita. Tidak masalah bila kebiasaan tersebut baik. Namun akan jadi masalah bila itu sebuah kebiasaan buruk yang membuat orang lain bete. Apalagi tidak semua orang bersedia mengatakan hal-hal yang mengganggu-dia -- pada kebiasaan kita. Bahkan ada orang yang suka “menabung” kekesalan terhadap perilaku kita sampai bertahun-tahun. Suatu saat kekesalan itu bisa “meledak” dalam wujud memarahi diri kita habis-habisan hanya karena sebuah kesalahan kecil. Terkadang sampai membuat kita terheran-heran melihat besarnya timbunan “dosa” kita -- yang membuat dia begitu menderita. Jadi selama ini kebiasaan yang menurut kita asyik-asyik saja ternyata adalah “bencana” buatnya.

Sebenarnya bila berminat -- kita bisa menurunkan peluang terjadinya hal itu dengan melakukan instropeksi. Kalau mau, kita bisa mengoreksi diri sebelum orang lain yang melakukannya. Cara lain adalah mencari info kebiasaan buruk kita ke orang-orang sekitar kita – namun syaratnya sangat berat, yakni kita harus benar-benar tebal telinga – harus siap-siap tersinggung berat tanpa diikuti marah-marah pada si pemberi info. (nl)