Kumpulan Cerita Lucu Bahasa Sunda

Tujuh bobodoran Sunda pilihan. Tujuh humor alias lelucon basa Sunda  berikut ini dikutip dari buku Ajib Rosidi yang berjudul Seuri Leutik. Buku tersebut berisi banyak sekali humor-humor menarik dalam Bahasa Sunda. Ajib Rosidi adalah sastrawan senior yang pernah menjadi direktur Penerbit Pustaka Jaya dan Ketua IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia).

Sastrawan Sunda terkemuka kelahiran Jatiwangi ini juga pernah menjadi guru besar tamu di Universitas Osaka, Jepang. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Perancis, Jepang, Rusia dan berbagai bahasa lain di dunia. Diantara karyanya adalah: Tahun-tahun Kematian (1955), Kandjutkundang (antologi cerpon jeung sajak, 1963) dan Ensiklopedi Sunda (2000), yang disusun selama kurang lebih sepuluh tahun.

Berikut ini adalah tujuh lelucon basa Sunda dan sedikit catatan kaki tentang lelucon tersebut dalam Bahasa Indonesia.


1. Henteu Bogaeun
Aram nyarita ka Udi, “Karunya ku si Badu, kakara tanggal 3 geus teu bogaeun duit sapuluh rebu sapuluh rebu acan”.

Naha nginjeum kitu ka ilaing?”

“Henteu. Ngan tadi basa dewek rek nginjeum duit ka manehna, cenah teu boga. Duit gajihna geus ambring.


2.Kabiasaan
“Ari maneh, naon sababna ari ditanya ngawalonna ku nanya deui?

“Naha henteu meunang kitu? Naon sababna?


3. Teu Kudu Dimandoran
Adil: “Euy silaing mah henteu kira-kira. Pamajikan disina migawe sagala rupa pagawean di imah sorangan bae: nyangu, nyeuseuh, sasapu, ngurus budak.... Ari ilaing kalah ulin teu uni!”

Diwalon, “Da pamajikan dewek mah geus hideng, henteu kudu dimandoran. Geus biasa sagala pagawean ditangkes ku manehna sorangan”.


4. Tolol
Gapur nyerenteng ka Tasim bari ambek, “Nanaonan maneh teh kamari carita ka dunungan yen dewek tolol?

Tasim, “alah punten bae. Sugan teh sanes rasiah!”


5. Nu Matak Henteu Dugul
Sastra ngagidig kaluar ti kantor, ditanya ku Bapa Kapala, “Rek ka mana, Sastra?”

“Bade dicukur,” walonna

“Naha dicukur dina waktu ngantor?”

‘Atuda buukna ge apan manjanganana dina waktos dines.....”

“Enya tapi apan henteu kabeh manjangan dina waktu di kantor, keur di luareun kantor oge buuk maneh teh terus manjangan”

“Nu mawi henteu didugulan.....” walonna bari terus ngingkig ka luar

6.Lamun
Neng Astri nganteuran tuang siang ka ramana anu ti isuk keneh ngedeluk nguseup di Talaga Sangiang.

“Kumaha Pa? Tos kenging sabaraha nguseup teh?” manehna nanya

Diwalon ku ramana, “Lamun anu ieu beunang serta ditambah tilu deui, poe ieu Bapa baris meunang opat.....”



7. Hayang Teu Gawe
Waktu keur ngilikan model komputer anu anyar, nu dagangna nyarita ka Tisna, “Model enggal teh. Upami ngagunakeun komputer model eta padamelan baris ngirangan satengahna”.

“Enya?”

“Leres pisan”.

“Ari kitu mah meser dua!”


Sumber cerita: Ajib Rosidi, 2008, Seuri Leutik, Kiblat, Bandung



Catatan kaki
1. Humor no. 1 adalah humor ironi, yang mengandalkan ironi kelakuan tokoh Aram yang lugu. Tokoh ini heran dan kasihan pada seorang temannya yang pada tanggal muda sudah tidak punya uang. Lucunya dia sendiri juga sama bokeknya karena mau pinjem uang dari orang yang dia kasihani.

2. Humor no.2 bercerita tentang orang yang punya kebiasaan balik bertanya bila ada orang yang nanya. Sebenarnya mirip dengan humor pertama yang mengandalkan ironi. Tokoh kedua memberi jawaban yang lugu banget saat ditanya tentang kebiasaannya itu.

3. Lelucon no. 3 bertumpu pada jawaban yang “salah sambung” dengan keinginan si penanya. Humor seperti ini bisa sangat lucu jika si penutur cerita bisa mencari topik yang pas bila diberi jawaban yang “salah sambung”. Bercerita tentang seorang teman yang "protes" karena si tokoh membiarkan sang istri bekerja keras sendirian di rumah. Namun jawaban si tokoh malahan tentang istrinya yang sudah bisa bekerja mandiri, tak perlu dimandori.

4. Lelucon ke-empat juga mengandalkan jawaban yang tidak nyambung dengan maksud si penanya. Namun karena pilihan settingnya bagus, jadi kelihatan lucu banget. Humor ini bercerita tentang seseorang yang protes karena si tokoh bilang ke bosnya bahwa dia tolol. Jawaban si tokoh justru tentang bahwa dia tidak tahu kalau ketololan si teman adalah sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui orang lain.

5. Kelucuan humor no. 5 bertumpu pada jawaban yang ngeles. Pilihan topiknya bagus dan bersifat novel (baru), maka jadilah sebuah humor yang lucu banget. Ceritanya tentang seorang pegawai yang ingin potong rambut pada jam kerja, alasannya bertambah panjangnya rambut juga terjadi pada saat jam kerja.

6. No. 6 masih tentang jawaban ngeles dari si Bapak terhadap pertanyaan anak yang ternyata bisa jadi humor lucu karena sangat pas ketika diterapkan pada topik memancing ikan. Ceritanya si Bapak belum dapat ikan, tapi dia berkata pada anaknya bahwa bila pancingan kali ini dia dapat satu ikan dan ditambah nanti dapat tiga ikan lagi, berarti hari ini dia akan mendapat 4 ekor ikan. Humor jenis ini sudah sering diceritakan orang, namun bila topiknya novel (baru) masih akan terlihat lucu.


7. Humor terakhir ini sebenarnya temanya sangat dalam, yaitu menggambarkan sindrom “overestimated pada teknologi”. Dianggapnya dengan komputerisasi tidak ada lagi acara entry data, alias tinggal duduk-duduk saja pekerjaan otomatis beres. Jika topik ini digali lebih dalam lagi akan dihasilkan humor-humor baru yang lebih lucu. Lelucon ini bercerita tentang komputer teknologi baru yang bisa mengurangi pekerjaan hingga setengahnya. Namun hal itu diartikan oleh si tokoh, bila dia beli dua berarti dia tak perlu kerja lagi (Undil, 2009)

tags: bobodoran sunda, cerita lucu bahasa sunda, humor, lulucon basa sunda, review humor

Cerita lainnya:

Sato Dugem dan Jadi Sapuluh Lembar
Persiapan Family Gathering & Seni Menolak  
Romo Wage dan Warung Penjual Minuman Keras

Trilogi Kampung Pengundang Ular .: Tragedi Negeri Pemuja Kebebasan

Begitu besarnya penentangan dari penduduk -- tidak membuat Kepala Kampung mundur dari tekadnya untuk memberi kebebasan seluas-luasnya kepada bangsa ular untuk berkeliaran di dalam kampung. Hal itu dianggapnya sebagai bentuk penghormatan terhadap kebebasan para ular. Dari situlah semuanya berawal...



Trilogi Kampung Pengundang Ular



Trilogi Bagian Pertama .: Kampung Pengundang Ular :. Tahun Kegelapan

Walaupun mendapat tantangan dari penduduk, Pak Kepala Kampung memutuskan untuk membiarkan ular berkeliaran di dalam kampung seperti tuntutan para pengundang ular. Menurut dia, ular punya hak untuk hidup di dalam kampung dan tak boleh diusik oleh siapapun.
Akibat kekalahan kelompok penentang dalam pemungutan suara, para pengundang ular seperti mendapat angin segar. Mereka bisa bebas berpesta pora dengan para ular tanpa gangguan dari penduduk kampung.

Diantara banyak jenis ular baru -- Ular pelangi adalah ular yang paling populer -- walaupun belakangan terbukti bahwa ular tersebut menyebarkan penyakit aneh yang mengerikan. Bagian-bagian tubuh penderita penyakit akan jatuh berceceran akibat keganasan virus ular pelangi. Penyakit tersebut ditularkan antar manusia melalui jarum suntik yang dipakai berulang kali.

Gara-gara ular itulah biaya pengobatan di tabib menjadi mahal -- karena raja memutuskan jarum suntik hanya boleh dipakai satu kali -- sebagai antisipasi penularan penyakit yang dibawa ular pelangi. Sedangkan jarum suntik kerajaan di masa itu mahal sekali karena terbuat dari emas. Mahalnya biaya berobat kemudian memicu ketidakpuasan di seluruh negeri. Usaha menggalang kekuatan mulai terjadi. . Cerita selengkapnya...

(gambar dari www.boston.com)

tags: cerpen, cerita pendek, cerita pendek asyik banget, cerita sarat makna, contoh cerpen, contoh cerita pendek, liberalisme, national condom week, cerita pendek tentang demokrasi tanpa batas, sosialisasi demokrasi, kebenaran mutlak, relativitas kebenaran, cerita pendek tentang pluralisme, cerita pendek tentang penyakit kutukan

Puisi Cinta Penerang Jiwa

Duhai cinta
yang apinya membakar laksana keringkan lautan
yang dinginnya membeku laksana padamkan matahari
yang rindunya mendalam laksana tenggelamkan Himalaya
Kini singgah di Hatiku
menggurita dan mencengkeram
coba membuatnya remuk redam
pecah dan berceceran
lalu beterbangan bak serpihan-serpihan
jiwa tak berdaya
Duhai cinta jangan begitu
Ini duniaku bukan duniamu
Akulah yang pegang kendali dan
bukan dirimu
Sebesar apapun dirimu
pasti lebih besar jiwaku
Sesuci apapun dirimu
pasti lebih suci firman Ilahi
Cinta jangan ragu tunduk dan mengabdi padaku
karena jalan cinta tak selalu suci
sedang aku akan membimbingmu ke jalan Ilahi
yang suci dan lebih indah dari sekedar cinta (undil-09)



Puisi Cinta Penerang Jiwa (sumber gambar: boston.com)

Cerita Sang Kancil dan Sekelompok Pemburu

Alkisah sekelompok pemburu ternama berkemah di tepi hutan. Pemburu ini sudah sangat terkenal kelihaiannya dalam menembak mati binatang buas dan binatang-binatang besar. Sudah belasan hutan yang kehilangan seluruh macan, singa, gajah, badak, banteng, gorilla dan bahkan kijang akibat ketrrampilan mereka dalam menembak. Tak terhitung berapa puluh ribu buaya yang telah mereka bantai di sungai-sungai yang mengalir di dalam hutan.




Namun kali ini mereka nampaknya bakalan gagal. Sudah berhari-hari ini para pemburu tidak berhasil memasuki hutan nan lebat itu. Baru beberapa ratus meter saja -- gelapnya hutan yang tertutup rindangnya daun-daun pohon-pohon besar yang telah berusia ratusan tahun, tanah yang licin dan tumbuhan menjalar yang malang melintang di tanah membuat para pemburu itu selalu gagal masuk ke dalam hutan.

Akhirnya mereka memutuskan berkemah sambil mencari cara untuk dapat merintis jalan ke dalam hutan.
Setelah dua minggu berpikir keras untuk menerobos hutan akhirnya terbersit dalam benak mereka untuk memanfaatkan para penghuni hutan.

Selama berhari-hari para pemburu dengan seksama mendengarkan percakapan binatang-binatang kecil seperti marmut, kelinci, tikus dan burung-burung yang sering mencari makan di tepi hutan. Sampai para pemburu itu tahu bahwa bintang paling dibenci di hutan itu adalah macan yang gemar mengganggu binatang lain. Kebencian umum pada si macan inilah yang akan dimanfaatkan para pemburu untuk mendapatkan binatang yang bersedia menjadi penunjuk jalan.

Pertama disapanya segerombolan kelinci yang sedang merumput di tepi hutan. Ditawarkannya jasa untuk memburu macan yang selama ini mengganggu para penghuni hutan. Mereka bersedia menembak macan tanpa bayaran dengan syarat ada binatang yang bersedia menuntun para pemburu agar bisa masuk ke dalam hutan.


Bukan main senangnya hati kelinci mendengar tawaran itu. Terbayang dalam benak kelinci, hilangnya para macan akan membuat hutan menjadi lebih aman. Belum lagi nama harum yang akan didapatkan para kelinci karena berjasa memusnahkan para macan.

Namun kelinci tidak langsung menyetujui permintaan para pemburu. Terlebih dahulu mereka minta pertimbangan pada binatang paling berilmu dan paling bijaksana di hutan. Dialah sang pemimpin sejati para binatang, yaitu Sang Kancil.


Walaupun bertubuh kecil, Sang Kancil adalah hewan yang paling dihormati di hutan raya yang keras ini berkat kebijaksanaannya. Para binatang hutan sadar betul bahwa mereka tidak akan mampu melawan kekuatan asing yang hendak merambah hutan tanpa bantuan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang telah belasan tahun dipelajari oleh Sang Kancil.

^_^

Setelah mendengar penuturan para kelinci, Sang Kancil bangkit dari duduknya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran dan takjub akan banyaknya siasat yang dimiliki sekelompok pemburu itu untuk memasuki hutan. Sejenak kemudian dia menjawab pertanyaan para kelinci. Dikatakannya bahwa sekali para pemburu dituntun ke dalam hutan, mereka akan memburu semua binatang hutan yang dianggap bermanfaat bagi mereka..

Awalnya mereka hanya akan memburu para macan yang dianggap sebagai makhluk pengganggu oleh para penghuni hutan. Namun setelah berhasil merintis jalan setapak di dalam hutan, selanjutnya mereka akan memburu kijang, sapi hutan, kambing, gajah dan bahkan burung-burung akan diburu untuk dijadikan binatang peliharaan. Hal itu telah mereka lakukan di hutan-hutan lain yang kini menjadi hutan mati karena hampir semua binatangnya habis diburu.

Para kelinci terkejut mendengar dampak yang akan timbul bila mereka memberi petunjuk jalan bagi para pemburu. Dalam hatinya mereka merasa sangat menyesal mengharap pujian karena mengundang kekuatan musuh untuk membasmi sesama penghuni hutan. Kini para kelinci bertekad untuk membiarkan masalah dalam hutan dipecahkan oleh para penghuninya, tanpa minta bantuan pada musuh karena justru akan menjadi masalah baru bagi para binatang.

Diam-diam kelinci akan minta bantuan tawon endhas yang terkenal kedahsyatan sengatannya – untuk mengusir para pemburu agar tidak ada lagi penghuni hutan yang terbujuk oleh rayuan mereka (undil – 2009)





Gambar diambil dari  livingart.co.uk)
 
tags: cerita kancil, cerita anak, cerita pendek, cerpen, cerita psikologi, cerita kelinci

Virus Onkogenik

Virus ini merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus onkogenik adalah virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses onkogenesis. Onkogenesis adalah hasil akumulasi berbagai perubahan genetik yang mengubah ekspresi atau fungsi protein yang penting dalam pengendalian pertumbuhan dan pembelahan sel. Virus onkogenik saat menginfeksi sel dapat menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi onkogen.



sumber gambar: bioscience.org


Proto-onkogen adalah gen normal sel yang dapat berubah menjadi onkogen aktif karena terjadinya mutasi atau mengalami ekspresi yang berlebihan (menghasilkan onkoprotein dalam jumlah berlebihan).


Onkogen adalah istilah untuk gen yang bisa menginduksi satu atau beberapa sifat karakteristik sel kanker. Gen tersebut dapat berupa gen virus atau gen sel yang bila dimasukkan ke dalam sel yang sesuai, secara sendiri atau bersama gen lain dapat merubah sifat sel normal menjadi sifat sel ganas.


Gen Pengendali Tumor (Tumor Supressor Gene) adalah gen yang bila mengalami inaktivasi (menjadi tidak aktif) akan menyebabkan pembentukan tumor. Tumor adalah istilah untuk perbanyakan sel yang tidak normal. Kanker adalah sebutan untuk tumor yang ganas.

Pada saat virus menginfeksi sel, dia berintegrasi ke dalam sel menjadi provirus yang akan mengganggu Gen Pengendali Tumor atau merubah ekspresi proto-onkogen yang normal. Akibat perubahan itu sel menjadi memiliki karakteristik sifat-sifat sel yang tertransformasi.

Diantara sifat-sifat sel tertransformasi adalah

1. Dapat tumbuh tidak terbatas (disebut immortal)
2. Kebutuhan faktor pertumbuhan berkurang
3. Kerapatan tinggi
4. Hilangnya sifat contact inhibition (perbanyakan sel normal akan berhenti pada saat sel tersebut kontak dengan sel lain)
5. Bentuk sel berubah

Bila sel masih memiliki sifat contact inhibition, sel tersebut akan menghentikan perbanyakannya saat bertemu dengan sel lain. Hilangnya sifat tersebut menyebabkan sel tumbuh terus, sel dapat berpindah ke jaringan atau organ lain (metastasis), dan menyebarkan pertumbuhan kanker.

Sifat-sifat lain dari sel kanker adalah mensekresi protease, mensekresi faktor pertumbuhan yang menstimulasi perbanyakan sel endotel kapiler di sekitarnya (angiogenesis), gagal berdiferensiasi (perbanyakan sel terus menerus) dan tidak mengalami apoptosis (kematian) meskipun terjadi kerusakan DNA sel.

Onkoprotein adalah produk dari gen onkogenik yang dapat memberi sinyal pada sel untuk melakukan transformasi sehingga sel tersebut akan memperbanyak diri secara tidak terbatas. Perbanyakan tak terkontrol ini bila disertai beberapa mutasi lainnya, bisa berujung pada pembentukan sel kanker. Onkoprotein dapat berupa protein normal yang diproduksi dalam jumlah melebihi produksi normal, namun kebanyakan berupa protein yang telah berubah dari protein normal.


Onkoprotein dapat digolongkan dalam 8 kategori:

1. Faktor pertumbuhan peptida (peptida adalah komponen penyusun protein)
2. Reseptor faktor pertumbuhan di membran plasma atau sitoplasma (reseptor adalah istilah untuk penerima)
3. Protein G (protein yang diregulasi oleh GTP)
4. Reseptor membran dengan tirosin kinase / dengan aktifitas treonin-serin kinase
5. Protein kinase sitoplasma dengan aktifitas tirosin kinase / dengan aktifitas serin-treonin
6. Protein pengikat DNA yang berfungsi sebagai aktifator transkripsional / mendorong replikasi RNA (catatan: pada proses sintesis protein, DNA ditranskripsi menjadi mRNA, selanjutnya protein disintesa berdasar kode-kode pada mRNA tersebut).
7. Siklin (memicu aktifitas protein kinase)
8. Protein yang menghambat protein pengendali tumor.

Onkoprotein hampir seluruhnya memiliki fungsi dalam berbagai jalur transduksi sinyal yang dimulai dari sebuah sinyal dan berakhir dengan transkripsi (proses awal produksi protein) maupun replikasi DNA (proses penggandaan DNA). Onkoprotein akan mengambil alih regulasi normal dari sel dan mengirimkan sinyal terus menerus yang mengaktifkan ekspresi gen dan progresi melalui siklus sel (progresi tumor adalah istilah untuk akumulasi mutasi pada sel-sel pada sebuah populasi tumor, yang berakibat kenaikan kecepatan pertumbuhan dan keganasan sel).

Aktifitas onkoprotein tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya mutasi proto-onkogen dan gen pengendali tumor. Semakin banyak proto-onkogen menjadi onkogen, regulasi sel semakin tidak terkendali. Demikian juga dengan semakin banyaknya gen pengendali tumor yang rusak akan semakin banyak jalur transduksi sinyal / mekanisme regulasi siklus sel yang tidak berfungsi dengan baik (undil - 2009)

bahan bacaan:

Bahan Kuliah Onkogenesis dan Transformasi oleh Virus, T. Mirawati Sudiro, Bagian Mikrobiologi FK-UI

William Stansfield, Raul Cano, Jaime Colome, 2006, Schaum Easy Otline, Biologi Molekuler dan Sel, Penerbit Erlangga, Jakarta.


tags: farmasi, mikrobiologi, kanker, virus onkogenik, tulisan ilmiah populer

Puisi Perang Suci di Gaza

Kala perang suci tak terelakkan
musuh menyerang
dengan senjata tak terbilang
kalian bertempur
dengan senjata sekedarnya di tangan
Mereka berperang
dengan perut kenyang
Kalian sudah lama sekali
sulit menemukan makanan



Gadis Palestina berdemonstrasi (gambar: cctv.com)

Tapi perang kalian beda dengan mereka!

Bila mereka perang
untuk mendapatkan tanah jarahan
kalaupun mati, hanya mati demi materi
(hiks! sungguh sedih Perang demi Materi)
Kalian bertempur demi kemerdekaan
Kalian berjuang mengakhiri penjajahan
Kalian ditemani ribuan malaikat bertasbih
Kalian dirindukan para penghuni langit
Kemenangan berarti kemerdekaan
Kematian-pun janji kemuliaan di alam keabadian

Mereka betempur penuh ketakutan
hati berkerut-kerut karena takut mati!
Kalian bertempur gagah berani, tidak takut mati!
Mereka sungguh ngeri dengan keberanian kalian
karena jiwa-jiwa mulia sungguh menakutkan
bagi jiwa-jiwa lemah yang berkerudung kegelapan
Bagi mereka kematian adalah jalan kehinaan
Mati demi sejumput tanah rampasan
sungguh kehinaan yang tak terlukiskan

Memperingati penjajahan Israel atas Palestina 1947-2009
Tribute to Pemerintahan Hamas di Jalur Gaza - Palestina


Cerpen Persahabatan: Sang Kancil dan Empat Ekor Banteng Bersaudara; Banteng Puisi, Banteng Penyanyi, Banteng Pantomim, & Banteng Drama

Alkisah Sang Kancil yang bijaksana memiliki empat orang sahabat di padang rumput. Mereka adalah empat ekor banteng bersaudara. Kerukunan empat ekor banteng muda sudah tersohor ke seluruh padang rumput. Empat sahabat Kancil yang gagah perkasa ini kemana-mana selalu bersama, makan rerumputan bareng, minum di telaga bareng, main ke bukit dago bareng, tamasya ke pantai bareng, pokoknya mereka berempat seolah-olah tidak terpisahkan.





Kebersamaan keempat ekor banteng itu tentu saja membuat Macan tidak berkutik menghadapi mereka. Walaupun Macan sedang lapar berat, dia sama sekali tidak berani mengusik banteng-banteng itu karena begitu Macan mendekat, keempat banteng langsung ambil posisi saling membelakangi dengan tanduk yang besar terarah ke depan siap menerjang perut Macan tanpa ampun.

Persahabatan mereka telah menjadi legenda di padang rumput dan sering dijadikan contoh oleh keluarga kijang, keluarga jerapah dan keluarga kelinci saat menasehati anak-anaknya yang suka berantem. “Lihatlah keempat banteng, itulah contoh binatang yang rukun, bersatu sehingga menjadi kuat. Macan-pun takut pada mereka”.

Walaupun selalu bersama-sama, ternyata cita rasa seni keempat banteng berbeda. Banteng Penyanyi adalah banteng tertua yang suka menyanyi. Dimana-mana dia suka mempraktekkan hobbinya itu untuk menghibur para penghuni hutan. Dia paling senang jika sedang berada di tepi telaga karena nyanyiannya akan diringi dengan orkestra suara katak. Suara katak yang bersahut-sahutan sangat serasi mengiringi nyanyiannya yang merdu mendayu. Tak heran banteng ini sering mengajak ketiga temannya main ke tepi telaga.

Banteng kedua adalah Banteng Puisi. Banteng ini senang sekali menciptakan puisi-puisi yang indah lalu membacanya dengan cara yang tak kalah indahnya. Ekspresi wajahnya, tinggi rendah suaranya, dan nada suaranya benar-benar sangat ekspresif menggambarkan puisi-puisinya yang banyak berbicara tentang persahabatan dan keindahan padang rumput. Berikut ini contoh puisinya.

Kala mentari senja menyapa
Sungguh indahnya cakrawala

Duniaku menguning disorot cahaya
Namun semua itu keindahan buat mata
Aku ingin ada juga keindahan bagi jiwa

Yaitu senyummu wahai sahabat setia
Hadirnya akan hangatkan perjumpaan kita

Tempat favorit bagi Banteng Puisi adalah di Bukit Dago. Di situ ada sebuah titik dimana bila Banteng membaca puisi, suaranya akan menjadi sangat keras dan bergema begitu indahnya karena dipantulkan oleh dinding-dinding jurang yang berada di sekelilingnya. Karenanya Banteng Puisi paling sering mengajak ketiga rekannya ke Bukit Dago.

Banteng ketiga adalah Banteng Pantomim. Banteng ini suka sekali melakukan pantomim meniru gerak-gerik binatang hutan. Dari mulai burung nuri, gajah hingga semut ngangkrang & tengu dengan sangat mudah ditirukannya. Bahkan Banteng Puisi bisa menirukan gerakan awan dan hujan dengan sangat miripnya, sehingga memukau para penghuni padang rumput.

Lokasi favorit Banteng Pantomim adalah Batu Gede, sebuah batu besar datar di tengah padang rumput tempat dia dengan leluasa memperagakan pantomimnya dan dapat terlihat jelas oleh para penghuni padang rumput. Waktu paling tepat adalah sore hari saat matahari berada di barat. Saat itu bayang-bayang tubuhnya akan terlihat besar dan indah di dinding bukit yang ada di timur Batu Gede. Makanya Banteng Pantomim sering mengajak ketiga sahabatnya main ke Batu Gede di sore hari.

Banteng Drama adalah Banteng yang suka berakting. Dia paling suka berkumpul dengan sesama binatang penggemar akting untuk berlatih drama. Banteng Drama paling sering mengajak ketiga sobatnya untuk kumpul bareng para penggemar akting dari berbagai jenis binatang, dari landak, kera hingga anjing hutan. Apalagi bila menjelang pementasan, Banteng Drama tak bosan-bosannya mengajak kawan-kaannya untuk menemaninya latihan drama.

^_^

Agaknya perbedaan selera itu telah menjadi masalah bagi mereka. Jadwal mereka seringkali bentrok yang membuat mereka harus saling mengalah. Hari ini Banteng Drama & Banteng Penyanyi mengalah dan mengikuti keinginan Banteng Puisi dan Banteng Pantomim untuk berlatih. Hari berikutnya giliran ketiga banteng mengalah untuk menemani Banteng Drama seharian berlatih drama untuk pentas minggu depan. Begitu seterusnya mereka saling mengalah sampai akhirnya keempat banteng merasakan mereka tidak bisa maksimal dalam mengembangkan hobbynya. Makanya mereka memutuskan menghadap Sang Kancil yang bijaksana.

Beberapa minggu ini keempat banteng rajin menyambangi rumah Sang Kancil di kaki bukit. Para penghuni padang rumput mulai berbisik-bisik. Mereka mengira keempat banteng sedang berasaha menjadikan Sang Kancil sebagai pendamai agar mereka tetap bersatu.

Namun setelah beberapa minggu berlalu keempat banteng mulai terlihat berpisah, tidak lagi bersama-sama. Kadang-kadang terlihat mereka berdua saja, atau hanya bertiga, bahkan kadang-kadang terlihat masing-masing sendirian dengan kegiatannya. Tentu saja hal itu membuat para binatang menjadi cemas. Mereka terlanjur menyuruh anak-anak mereka mencontoh para banteng dalam menjaga kerukunan. Segera saja berita buruk itu tersebar ke seluruh padang rumput.


Yang paling senang dengan berita peceraian para banteng tentu saja adalah Macan. Telah terbayang di benak Macan bahwa daging banteng muda yang empuk dan gemuk akan segera menjadi menu santap malamnya. Air liurnya menetes-netes setiapkali membayangkan gurihnya daging muda yang telah lama diincarnya. Bila melawan empat ekor banteng dirinya tak akan sanggup, tetapi melawan seekor banteng bukanlah perkara sukar baginya. Semudah membalikkan telapak tangan.

Setelah berpekan-pekan mengamati, pada hari yang telah ditentukan Sang Macan memutuskan untuk menyantap Banteng Puisi. Dianggapnya banteng ini paling mudah disantap karena suka sendirian baca puisi di Bukit Dago. Maka dibuntutinya Banteng Puisi yang berangkat untuk berlatih baca pusi di Bukit Dago.

Setelah didengarnya Sang Banteng mulai membaca puisi, Macan mengendap endap siap menubruk Banteng dari belakang. Dibayangkannya bila saat ini ada empat ekor banteng dirinya tak bakalan berani karena ketiga banteng yang lain pastilah telah berjaga dengan tanduknya yang mengerikan.

Macan mengendap-endap hingga sejauh satu loncatan untuk mencapai pantat banteng. Bagian tubuh itulah yang akan digigitnya pertama kali dengan taringnya yang tajam karena dipikirnya bagian itu paling jauh dari tanduk. Sambil manahan nafas dihitungnya satu, dua tiga dan yak....... macan melompat menerkam Banteng Puisi.

Ketika tubuh macan hampir mencapai pantat banteng tiba-tiba ada sepasang benda keras yang menerjang tubuhnya hingga terpental sepuluh meter ke belakang. Rupanya dua kaki belakang Banteng Puisi menendang ke belakang tepat mengenai kepala Sang Macan.

Tubuh Macan terguling-guling ke belakang Banteng Puisi yang kini telah berbalik menghadap tubuh Macan. Bukan main pusingnya kepala Macan. Terjangan kaki Banteng Puisi benar-benar dahsyat. Bumi serasa berputar-putar saat Macan mencoba berdiri. Badannya masih terhuyung-huyung tatkala dilihatnya Banteng Puisi kembali bergerak menerjang dirinya dengan tanduknya yang besar. Macan menggunakan kaki depan yang bercakar tajam untuk menangkis terjangan tanduk itu.

Pringgggg..........terdengar bunyi cakar-cakar yang terpotong diterjang tanduk. Hampir seluruh cakar di kaki depan macan putus oleh terjangan tanduk yang setajam pisau. Macan kaget sekali!. Sejak kapan tanduk banteng jadi tajam?.

Namun Macan tak sempat berpikir lagi karena Banteng kembali menerjang dirinya. Sekarang Macan melompat setinggi mungkin agar bisa hinggap di punggung Banteng lalu menggigitnya. Namun sebelum tubuhnya mendarat di tubuh Banteng, tanduk Sang Banteng telah menyambut tubuhnya dan melontarkan Macan ke jurang yang dalam. Oaaaaaaaaaaa.......terdengar lolongan panjang mengiringi tubuh Macan yang terlempar ke dasar jurang.

^_^

Kita telah lama bersahabat
Kini saatnya kita berpisah kawan
Tak perlu menangis karena ini untuk masa depan
Aku juga sedih, tapi semua ini tak bisa dihindari
Tegakkan kepalamu, angkat dagumu
Tersenyumlah untuk perpisahan ini
Karena kita berpisah demi kebesaran
Demi gemilangnya masa depan kita

Padang rumput gempar. Seekor banteng sendirian dapat mengalahkan Macan, binatang terkuat di padang rumput. Para binatang heboh. Kejadian ini berlawanan dengan cerita singa barong yang bisa memangsa empat ekor sapi hutan setelah mereka bertengkar lalu berpisah.. Kini empat ekor banteng telah berpisah kok malahan bisa mengalahkan macan. Sungguh sebuah peristiwa yang bikin geleng-geleng kepala para binatang.

Jauh di kaki bukit Sang Kancil tersenyum mendengar penuturan keempat banteng yang bertandang ke rumahnya. Beberapa minggu terakhir mereka telah mengadukan perbedaan cita-cita yang membuat mereka ingin berpisah. Tapi mereka takut kejadian seperti cerita empat ekor sapi hutan yang dimangsa Singa Barong akan menimpa mereka.

Sang Kancil memberi jalan keluar. Menurut Kancil keempat banteng tak mungkin terus menerus bersama. Pada saatnya mereka harus berpisah demi mengejar cita-cita masing-masing. Jika harus selalu bersama-sama mereka tak akan pernah dewasa dan sulit mengejar cita-cita.

Sebagai solusinya Sang Kancil menyuruh para banteng belajar pada kuda tentang cara menyepak ke belakang. Kuda sangat tersohor dengan kemampuan menendang ke balakang ini. Dengan ketrampilan ini para banteng tak perlu takut adanya serangan dari belakang.

Kancil juga menyuruh para banteng belajar dari para kucing tentang cara mendeteksi adanya musuh yang mengendap-endap dari belakang. Kucing terkenal akan pendengarannya yang tajam dalam mendeteksi adanya binatang lain di sekitarnya. Para banteng juga diajari cara mengasah tanduk-tanduk mereka hingga setajam pedang. Semua ketrampilan itu membuat para banteng percaya diri untuk berpisah demi mewujudkan cita-cita mereka (undil – bandung nopember 2009)

tags: cerpen, cerita si kancil, cerita sang kancil, dongeng kancil, kisah si kancil, cerita perpisahan, cerita pendek, cerita anak, cerita psikologi, cerita persahabatan, cerpen, cerita psikologi, mengenal diri



sumber gambar: boston.com

Cerpen Kancil versus Si Pemancing Keributan

"Ibu, kenapa Sang Kancil baca buku pake sepatu?

^_^





Bangun tidur Sang Kancil terkejut melihat selembar daun tergeletak di depan rumahnya. Dipungutnya daun tersebut, lalu dibacanya tulisan yang tergores di atas daun. Rupanya sebuah surat-daun.


Akhir-akhir ini memang mulai banyak binatang hutan yang berkomunikasi dengan lembaran daun sebagai pengganti komunikasi lisan via burung beo. Karena kalo menitipkan pesan secara lisan lewat burung beo harus sabar mengantri, maklumlah banyak binatang yang membutuhkan jasanya.


Pelan-pelan disimaknya tulisan yang tertera di permukaan daun.


“Hari gini Kancil masih tidur.
Gak tau apa kalo Kijang sibuk
mengomentari otak Sang Kancil
yang disebutnya mulai tumpul.
Katanya ilmu pengetahuan Sang Kancil
ketinggalan jaman, jauh dari kenyataan”
Sejenak hati Sang Kancil terbakar. Rupanya Kijang mulai meremehkan kemampuan dirinya. Dianggapnya ilmu pengetahuan Sang Kancil telah lapuk. Sudah usang, tidak sesuai dengan kebutuhan masakini. Brrrrggggg! Api kemarahan mulai membakar hati Sang Kancil.

Si Kijang tidak tahu sopan santun! Berani-beraninya meremehkan diriku, Si guru dari segala macam anak binatang di hutan!. Yah, sampai dengan saat ini Sang Kancil adalah guru paling bijak di hutan, tempat para binatang mempercayakan anaknya untuk dididik.


Beruntunglah Sang Kancil berkat kebijaksanaan yang dipelajarinya selama belasan tahun dia tidak mengikuti kata hatinya untuk marah-marah pada Kijang. Dibacanya sekali lagi tulisan di daun lontar. Diselidikinya cara penulisannya. Rasa-rasanya dia kenal tulisan yang ada di daun itu. Yah! Dia pernah menerima tulisan serupa tahun lalu.


Setahun silam Sang Kancil mendapat kiriman tulisan mirip ini. Waktu itu tulisan yang tertera di daun adalah tentang komentar Jerapah terhadap cara baca Sang Kancil. Disebut-sebut dalam surat itu bahwa Jerapah mempertanyakan Sang Kancil yang membaca di perpustakaan Ibu Gajah tanpa melepas sepatu. Padahal sepatu itu kan dipake jalan kemana-mana. Apakah debu di sepatu tidak akan melekat pada tikar dan menyebabkan celana pengunjung perpustakaan jadi kotor?.
Kala itu Sang Kancil langsung marah-marah pada binatang yang pernah dimasukkan dalam kulkas tersebut. Dilabraknya rumah Sang Jerapah dan dimarahinnya Si Jerapah tepat di muka pintu. Di katakannya Si Jerapah jangan menuduhnya sembarangan! Dirinya memang tak pernah melepas sepatu bila baca di perpustakaan Ibu Gajah karena dia bacanya di luar! Dia tak pernah masuk ke perpustakaan, tapi duduk di batu-batu yang disediakan di luar perpustakaan. Jadi wajar saja bila dia tidak membuka sepatu.

Jerapah buru-buru menjelaskan pada Sang Kancil kalau yang bertanya itu adalah Ajer (Anak Jerapah). Waktu itu Ajer, si Jerapah kecil yang sedang diajaknya berkunjung ke perpustakaan heran melihat Sang Kancil asyik membaca tumpukan daun tanpa melepas sepatu. Saat itu juga telah dijelaskan pada Jerapah kecil bahwa Sang Kancil tidak membuka sepatu karena bacanya di luar, bukan di dalam perpustakaan.


Jadilah mereka berdua bingung tentang siapa yang iseng mengirimkan surat pada Sang Kancil mengadukan pertanyaan Jerapah kecil.
Ada juga ternyata makhluk yang suka memancing-mancing.

^_^

Ingat peristiwa dirinya dengan Jerapah tersebut Sang Kancil tersenyum. Tulisan di daun ini dikirim oleh makhluk yang sama. Makhluk Pemancing pertikaian. Jadi pasti isinya tak jauh beda. Tujuannya bikin heboh saja!. Sang Kancil tidak mau jadi tontonan warga hutan karena bertengkar dengan Kijang gara-gara surat itu.

Pastilah kata-kata itu ditujukan bagi kalangan internal keluarga kijang. Didengarnya beberapa anak kijang sudah cukup umur untuk mulai bersekolah. Mungkin mereka sedang rapat keluarga untuk membahas kepada siapa anak mereka akan dititipkan.

Boleh jadi salah satu anggota keluarga Kijang pernah mengetahui dirinya membuat pernyataan yang salah -- lalu khawatir anak-anak mereka jadi ikut salah. Mereka pasti sedang berusaha sekuat tenaga mencari guru yang tepat buat anak-anaknya. Jadi para kijang sedang diskusi keluarga untuk mencari seorang guru, bukan sedang menjelek-jelekkan Sang Kancil.

“Maafkan aku Si Pemancing keributan.
Aku tak sudi makan umpanmu.
Aku tidak akan berdebat dengan siapapun
hanya karena ulahmu! Sorry yah!”

Itulah kata-kata yang ditambahkan Sang Kancil di atas surat-daun berisi aduan itu. Lalu dilemparkannya daun itu hingga terbang terbawa angin ke angkasa (Undil – 2009).


tags: cerita kancil, cerita anak, cerita pendek, cerpen, cerita psikologi, cerita si pemancing-mancing,
 
sumber gambar: boston.com

Andong dan Lalat Kecil

Jaman dahulu kala ada sebuah Andong (kereta kuda) bermuatan jambu biji sedang berjalan dari Selarong ke Pasar Bantul. Jaman itu jalan raya masih bergelombang, tidak rata dan dibuat dari bebatuan karena belum ada aspal. Ketika andong sedang melewati jalanan berpasir, ada seekor lalat yang hinggap di atasnya. Bersamaan dengan itu laju andong menjadi lambat. Sebenarnya bukan karena keberadaan lalat, tetapi karena roda andong tertahan oleh pasir yang memenuhi jalan.

Namun pelannya andong tersebut oleh Si Lalat dianggap karena keberadaan dirinya. “Wah, andong jadi pelan gini, pasti karena tidak kuat menahan berat badanku” pikir Si Lalat yang merasa dirinya paling berat sedunia.
“Sapa siy yang bisa menandingi berat tubuhku? Gak ada hewan lain yang lebih berat dari diriku!”

Setelah beberapa lama hinggap di atas andong, Si Lalat menjadi bosan terus terbang lagi. Berbarengan dengan itu andong telah sampai jalanan yang tidak berpasir sehingga lajunya menjadi kencang kembali. Si Lalat yang udah ge-er jadi tambah yakin bahwa tubuhnya benar-benar sangat berat.

“Wah, saya tinggal sebentar saja andong bisa kencang lagi. Pastilah tubuhku benar-benar berat buat dia!” kata Si Lalat dengan hati berbunga-bunga.


Lalat kemudian berpikir jika dirinya hinggap diatas andong sambil menggerakkan sayap tentunya andong akan melaju lebih kencang karena terdorong oleh kepakan sayapnya. Tak berapa lama kemudian Si Lalat mencoba hinggap lagi di atas andong sambil menggerakkan sayapnya. Mendadak andong melaju kencang sekali dengan kecepatan sangat tinggi. Si Lalat kaget sampai terlempar dari atas andong. Untungnya dia bisa terbang sebelum jatuh menyentuh tanah.


Sebenarnya andong tersebut melaju kencang sekali karena ada turunan di jalan raya. Jadi wajar saja andong melaju lebih kencang karena dibantu gravitasi bumi. Namun peristiwa itu membuat Lalat semakin ge-er. Kemudian Si Lalat berteriak pada kuda yang menarik andong

“Sorry, sorry Mas Kuda. Aku salah mengukur kekuatanku. Kayaknya aku gerakkan sayap terlalu cepat, jadi andongmu melaju terlalu kencang!. Sorry ya, besok lagi aku akan menggerakkan sayapku pelan-pelan saja” kata Si Lalat dengan hati bangga akan kekuatannya. (Undil – Okt 09)

bacaan:
Tjrita Pantja Warna oleh S. Har, Penerbit PT. Jaker Jogjakarta

tags: cerita anak, cerita pendek, dongeng menjelang tidur, cerita orang besar kepala, cerita pendek tentang orang geer.



Cerita Pendek Bahasa Jawa: Andong lan Laler Cilik

Jaman mbiyen ana andong nggawa momotan jambu kluthuk lagi mlaku saka Selarong arep menyang Pasar Bantul. Jaman iku dalane isih gronjal-gronjal digawe saka watu durung ana aspal. Nalika andong lagi liwat dalan sing kebak wedi, ana laler cilik mencok ning nduwure andong. Bareng karo mencoke laler, lakune andong malik rindik. Ora amarga kabotan laler, nanging amarga rodane kepater dening wedi sing mbleder ning ndalan.

Nanging rindike andong tumrap laler dianggep amarga kapencokan deweke.
“Wah andong iki dadi mlakune alon-alon, mesti merga jarane kabotan awakku” pikire si laler kanthi ati bungah rumangsa paling abot sak donya.
“Sapa sing iso nandingi abote awakku, ora ana kewan liya sing luwih abot timbang aku!”.

Sakwise sakwetara mencok ning andong, laler banjur jeleh terus mabur meneh. Nalika Laler mabur, andonge pas liwat dalan sing ora ana wedine. Dadi lakune andong malik cepet maneh. Si Laler kang gegeden rumongso tambah yakin menawa deweke abot tenan. “Weladalah, tak tinggal sedilit wae, andonge langsung biso mlaku banter. Wah, nek ngono aku iki abot temenan ya!” celatune si laler.

Laler banjur mikir, manawa deweke mencok ning andong karo ngobahke sewiwine mestine si andong bakal mlaku luwih banter amarga kasurung dening obahe sewiwi. Laler trus nyoba mencok maneh ning andong karo ngobahke sewiwi. Dumadakan andong malik mlayu banter banget ngedap-edapi. Laler kaget banget ngantek awake kontal saka andong. Untunge deweke iso mabur sakdurunge tiba ning lemah.



Sajatine andong mau iso mlayu banter banget amarga dalane ndronjong, Dadi lumrah menawa mlakune luwih banter wong diewangi gravitasi bumi. Nanging lelakon itu agawe Laler dadi tambah ge-er. Trus mbengok-mbengok marang jarane andong.. ‘Sorry, sorry Kang Jaran, aku salah ngukur kekuatanku. Anggonku ngobahke sewiwi sajake kebanteren, dadi andongmu mlakune banter banget. Sorry ya, sesuk maneh anggonku ngobahke sewiwi rindik wae”. celatune Laler kanthi ati mongkok (Undil Okt 09).

bacaan:
Tjrita Pantja Warna oleh S. Har, Penerbit PT. Jaker Jogjakarta


tags: blog bahasa jawa, cerkak, cerita cekak, cerita pendek bahasa jawa, cerkak anak

Sastrokreatip Mau Dodolan Gorengan



Inilah hari yang ditunggu-tunggu Haji Wage, yaitu datangnya Sastrokreatip ke rumahnya untuk menyatakan minat buka usaha. Mau bisnis saja, begitu kata Sastrokreatip pada Haji Wage lewat telpon. Setahun yang lalu Sastrokreatip lulus kuliah dengan IPK three point something. Namun entah kenapa hingga saat ini belum juga dapat pekerjaan yang sreg dengan panggilan hatinya.

Dua minggu lalu Haji Wage mendengar berita bahwa Sastrokreatip telah magang di warung Kang Dadang. Pertanda upaya Haji Wage tidak sia-sia. Sebulan sebelumnya Haji Wage yang dicurhati ayah Sastrokreatip tentang anaknya yang belum juga dapat kerja – berinisiatif mengajak Sastrokreatip jalan-jalan seharian.

Mereka berdua keliling-keliling Kota Bandung. Bukan keliling sembarang keliling. Si Sastrokreatip ini diajaknya jajan sambil ngobrol dengan tukang gorengan yang tersebar di seantero Bandung. Dari Jalan Eijkman sampai Gunung Batu, dari Dipati Ukur sampai Lembang, dari Tamansari sampai Surapati. Pokoknya komplitlah seluruh penjuru kota dijelajahi untuk bersua dengan para tukang gorengan.

^_^

Pukul sepuluh pagi tamu yang dinanti-nanti oleh Haji Wage datang. Setelah sejenak basa-basi, ngobrol sana-sini akhirnya Sang Tamu tiba pada inti persoalan yang ingin diungkapkan pada Haji Wage.

“Saya butuh uang untuk bisnis Kang!. Bisa nggak pinjem barang 10 juta untuk buka usaha jualan gorengan” pinta Sastrokreatip

“Berapa??. Sepuluhjuta????” Haji Wage kaget sampai rambutnya berdiri.

“Sedikitlah segitu!. Untuk beli gerobak saja berapa? Belum lagi kompor gas dan tabung gas. Wajarlah angka segitu!”

Haji Wage diam sejenak. Kemudian dia berceramah panjang lebar tentang perlunya Sastrokreatip berhati-hati dalam membelanjakan uang buat modal bisnis. Beli yang perlu-perlu saja, jangan dulu tanam modal banyak-banyak. Jelajahi kolamnya dulu, sebelum mencebur untuk berenang. Siapa tahu banyak buaya dan cicak dalam kolam. Intinya Haji Wage tidak setuju Sastrokreatip memulai usaha gorengan dengan modal sebesar itu.

“Bukannya pertigaan jalan tempat kau mau jualan itu dekat banget dengan rumahmu. Kamu juga gak akan jualan keliling kampung. Gak perlulah bikin gerobak dorong. Angkut saja satu meja dari rumahmu untuk pengganti gerobak dorong”. kata Haji Wage

“Waaah, gak nyeni dong Kang. Masa aku jualan pake meja belajar, malu dong!

“Ah, tenang aja. Ntar kalo daganganmu laku kamu gak akan malu lagi. Kalo soal kompor ambil saja satu kompor dari rumahmu, tabung gas tak liat banyak juga di rumahmu. Tinggal diambil satu”.

Sastrokreatip mau gak mau menerima saran Haji Wage untuk mempergunakan perabotan rumah buat jualan gorengan. Pertigaan jalan tempat dirinya akan berjualan memang bukanlah jalan raya yang ramai, tetapi banyak karyawan kantor yang ngontrak, juga banyak tempat kost anak koas kedokteran dan ramai oleh murid-murid SD yang jalan kaki ke sekolah. Ditaksirnya soal pembeli gak akan pernah sepi. Sekarang tinggallah persoalan dana untuk beli isi tabung gas, beli minyak goreng dan tenda sederhana biar dagangannya tidak bubar kalo tiba-tiba turun hujan.

“Kalo gitu aku pinjem uang buat beli bahan-bahan gorengan dan tenda aja” kata Sastrokreatip

“Bukannya kamu punya Motor Megapro di rumah?. Itu bisa untuk modal awal!”

“Apa maksudmu Kang? Kalo dijual, aku beli bahan-bahan gorengan pake apa? Lagipula motor itu sangat kubutuhkan untuk transportasi sehari-hari. Gak mungkinlah kujual!”

“Waaaah salah ngerti kamu!. Jual lalu beli lagi motor yang agak lebih tua. Beli aja motor keluaran akhir tahun 90-an atau awal 2000-an . Banyak yang masih bagus kok! Selisih uangnya buat modal usahamu!”

“Huuuuuu.....Kok Akang gitu siy! Gak bisa yah pinjem uang dulu ke Kang Wage?”

“Bisa aja siy. Tapi aku khawatir kamu jadi kurang semangat dalam jualan. Soalnya uangnya dari aku. Jadi kalo gagal -- yah kamu bisa berharap aku akan memberi kelonggaran dalam pembayaran hutang atau aku akan mengikhlaskan uang itu. Tapi jika modal berasal dari kocekmu sendiri, aku berharap kamu lebih bersemangat. Sebab kalau modal hilang berarti kamu gak akan punya Megapro lagi. Kalau bisnismu tutup, berarti kamu gak bisa naik motor bagus lagi. Makanya kamu bisa lebih semangat!”

Sastrokreatip diam. Dia sayang banget sama motornya. Motor itu diperolehnya dari uang hadiah saat menjadi juara satu lomba rekayasa teknologi tingkat nasional. Puncak dari sederet prestasi yang diraihnya semasa masih kuliah Makanya sangat bersejarah sekali bagi dirinya.



“Dengar!. Kalo kamu semangat, kamu tak akan berhenti jualan hanya karena seharian tidak laku. Kamu gak akan bermalas-malasan karena hujan. Kamu juga tak akan mundurin jadwal buka warung hanya karena ngantuk akibat baru pulang dari luar kota. Jadi pelangganmu dapat mengandalkan warungmu untuk mencari goreng-gorengan! Nah, semangat itu akan bangkit kalo kamu merasa udah membuat pengorbanan, yaitu motormu yang kau jual. Karena kalo kamu malas-malasan kamu rugi sendiri karena uangmu yang akan lenyap. Bukan uang orang lain yang akan hilang!” lanjut Haji Wage berusaha meyakinkan Sastrokreatip.

Sastrokreatip tertegun. Diam-diam dia mengakui bahwa dengan modal sendiri dirinya akan lebih bersemangat. Juga dirinya lebih bangga karena dapat berdiri di atas kaki sendiri (Undil – Okt 2009).


tags: cerpen, cerita pendek, cerita manajemen, cerita wirausaha, dongeng sebelum tidur, dongeng anak, haji wage, wiraswasta, tips mau buka usaha, harga diri, mandiri, hati-hati hutang untuk usaha, hemat modal, jualan gorengan, psikologi modal usaha


Renata Kalah Lagi

Weekend ini Renata kalah lagi. Bagaimana tidak kalah, Renata gagal memanfaatkan dua hari libur itu untuk belajar beberapa hal baru tentang pekerjaannya. Lebih tepatnya Renata gagal belajar tentang cara pembuatan database sederhana – terkait penanganan data yang semakin melimpah di departemennya. Terutama untuk menampung data-data terkait proses produksi yang belum tercakup dalam database perusahaan.

Sabtu pagi Renata sudah patok untuk bersepeda keluar kota. Jadi acara naik-turun jalanan di Lembang yang sejuk bersama teman-temannya adalah hal yang tak bisa dia tinggalkan. Sabtu siang Renata jalan-jalan ke toko buku bareng Himaru untuk melihat koleksi buku-buku baru yang masuk ke rak pajangan Toko Buku Gunung Agung.

Sorenya sebenarnya Renata bisa mulai membuka CD Pelajaran Membuat Database – yang dibelinya sejak minggu lalu -- tapi Renata memilih main ke rumah Sari. Mereka berdua menghabiskan waktu nonton serial Numb3rs yang bercerita tentang seorang detektif polisi yang memecahkan kasus-kasus pelik dengan bantuan adiknya – yang seorang jenius matematika & dosen di sebuah universitas. Sebuah film matematika yang sangat mengasyikkan bagi mereka.

Minggu pagi Renata jogging di lapangan bola sebuah kampus dekat kost-nya. Dilanjutkan dengan wisata kuliner di warung-warung tiban yang berjajar di pinggir lapangan. Siangnya dilewatkan dengan ngenet, ngecek email, chatting dan browsing seputar sejarah sepeda untuk bahan mengisi buletin kantor. Sorenya diisi dengan bersih-bersih kamar yang baru berakhir menjelang Maghrib.

Praktis Renata baru membuka CD Pelajaran Membuat Database setelah Isya. Sialnya itu-pun tidak tahan lama. Sehabis makan malam dirinya tiba-tiba jadi ngantuk berat dan tidak sadar tertidur pada pukul sepuluh malam.

Renata terbangun pukul 3 dini hari. Dengan mata merah dia melangkah ke kamar mandi melewati kamar dua orang teman kostnya yang masih berstatus mahasiswa. Dilihatnya dua anak itu masih sibuk main games multiplayer via intranet. Ambooy, Renata melihat mereka telah main games sejak Sabtu siang dan masih belum berhenti hingga Senin dini hari. Tahan banget mereka berdiam belasan jam di depan komputer – demi menekuni ”profesi” sebagai gamers! Sebuah semangat luar biasa dalam menekuni sebuah hobby. Tiba-tiba Renata merasa malu!

Renata malu banget pada dirinya sendiri. Dia kalah telak dari dua orang teman kostnya. Dua anak itu mampu menahan diri untuk menekuni games nyaris selama weekend dari mulai Sabtu hingga Senin dini hari. Mereka mampu bersikap total pada kegemaran ngegames!. Sementara dirinya yang seharusnya menekuni pekerjaan yang lebih serius, yaitu belajar database yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan rutinnya -- malahan bersikap angin anginan.

Dirinya lebih banyak mengerjakan hal-hal yang sekunder sembari melupakan hal primer. Yang lebih disesalinya lagi adalah dirinya gagal memaksakan diri belajar database di Minggu malam, sementara gamers itu mampu memaksakan diri untuk melek semalaman di depan layar komputer.



Huuuuuu........Renata sebel banget pada dirinya. Bagaimana mungkin dirinya kalah semangat dari orang yang sedang main games? “Ini tidak boleh terulang lagi. Aku harus bersemangat belajar sebesar semangat anak-anak itu main games!!!” teriaknya dalam hati (Undil –2009).


Pemilu 2009

Hmmm...pemilu udah lama usai. Pencontrengan wakil-wakil kita di parlemen telah terlihat hasilnya. Hasil perhitungan suara yang dikeluarkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) menunjukkan Partainya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Partai Demokrat berhasil meningkatkan perolehan suaranya dari sekitar 8% di pemilu tahun 2004, menjadi sekitar 20% di pemilu 2009. Disusul Golkar dan PDIP yang pada pemilu kali ini tergeser posisinya oleh Partai Demokrat. Pada pemilihan presiden-pun, SBY yang diusung Demokrat kembali memenangkan pemilihan presiden dengan sekitar 60% suara.

Pada pemilu 2009, pada umumnya partai-partai mengalami penurunan suara, kecuali Demokrat dan PKS. Ada juga dua partai baru yang muncul dengan suara cukup signifikan, yaitu Hanura-nya Wiranto dan Gerindra-nya Prabowo.

Perolehan beberapa Partai berbasis massa Islam seperti PAN, PBB dan PPP mengalami penurunan. Jumlah total suara partai Islam juga menurun. Namun ada fakta yang menarik. Heboh undang-undang anti pornografi tahun lalu, yang pengesahannya juga didukung oleh Demokrat ternyata tidak membuat suara partai itu menurun.

Dukungan SBY dan Demokrat terhadap undang-undang yang oleh segelintir orang dituduh sebagai undang-undang yang bernuansa Islam tersebut – tidak membuat perolehan suara partainya SBY menurun.

Juga pemerintahan SBY yang tidak melakukan pembatalan perda-perda (peraturan daerah) di beberapa daerah -- yang dituding beberapa kelompok di Indonesia sebagai perda yang diwarnai ajaran Islam – ternyata tidak menyurutkan popularitas pemerintahan SBY. Dus, kenaikan suara Demokrat menunjukkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan pemerintah tidak bertentangan dengan keinginan rakyat.

Sejumlah kecil kelompok di Indonesia memang menghendaki Islam hanya berada di ruang kehidupan pribadi. Tidak dibawa-bawa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah harapan yang susah diwujudkan di masyarakat yang demokratis.

Seperti halnya ajaran-ajaran sekuler yang mewarnai masyarakat sekuler di Eropa dan Amerika, ajaran-ajaran Islam dengan sendirinya akan mewarnai masyarakat muslim di Indonesia. Termasuk dalam pembuatan undang-undang dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Satu hal yang alami bahwa negara mengadopsi aspirasi rakyatnya.

Mulai diterimanya sistem ekonomi non riba (tanpa bunga) adalah salah satu contoh bahwa negara mulai mengikuti keyakinan yang dianut rakyatnya. Fenomena tersebut mau tak mau harus diterima sebagai kenyataan yang tak bisa dihindari (bandung-sept-2009)





Presiden Impian di Kala Musim Mudik Lebaran

Seperti apakah peran Presiden (atau siapapun pejabat yang ditunjuk presiden) yang aku impikan di saat jutaan manusia secara bersamaan melakukan perjalanan jauh pulang ke kampung halaman?. Sebenarnya aku pernah membaca beberapa dari point-point di bawah ini dari artikel Koran.

Pada intinya Seorang Presiden impian di saat mudik lebaran adalah Presiden yang peduli dan mengerahkan seluruh fasilitas negara, termasuk kendaraan militer untuk melayani jutaan rakyat mudik ke tempat asalnya. Ciri-ciri Sang Presiden impian diantaranya adalah:

1. Pengerahan Truk-truk Militer untuk Angkut Pemudik
Presiden yang memerintahkan angkatan bersenjata untuk mengerahkan truk-truk militer dan angkutan darat lainnya milik militer untuk mengangkut jutaan orang yang akan mudik. Dengan dikerahkannya angkutan massal seperti truk-truk pengangkut pasukan, diharapkan akan tersedia angkutan dalam jumlah besar untuk mengangkut orang-orang yang selama ini mudik memakai sepeda motor.

2. Pengerahan Kapal Perang untuk Pemudik antar Pulau
Presiden yang memerintahkan angkatan laut untuk mengerahkan semua kapal yang dimilikinya untuk mengangkut pemudik antar pulau, sehingga penumpukan penumpang di pelabuhan-pelabuhan dapat dikurangi karena sebagian pemudik telah terangkut dengan kapal-kapal perang. Jika memungkinkan pesawat Hercules-pun bisa dikerahkan untuk mengangkut pemudik jarak jauh.

3. Pengerahan Kendaraan Milik Pemerintah
Presiden yang memerintahkan departemen-departemen pemerintahan untuk mengerahkan semua bis-bis yang dimilikinya untuk mengangkut pemudik, terutama pemudik yang merupakan pekerja berpenghasilan rendah yang pekerjaannya terkait dengan departemen tersebut.

4. Partisipasi Gubernur
Presiden yang memerintahkan gubernur-gubernur untuk mengerahkan angkutan darat yang bisa disediakan oleh pemda untuk menjemput pemudik yang berasal dari propinsi mereka. Dengan pengerahan bis secara besar-besaran oleh pemda diharapkan dapat mengurangi penumpukan penumpang kereta api kelas ekonomi di stasiun kereta api, karena para pemudik dapat mempergunakan transportasi murah yang disediakan oleh daerah asalnya. Kesanggupan gubernur dalam menyediakan angkutan massal untuk pemudik ini selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah pusat dalam meluluskan atau menolak permintaan subsidi bagi proyek-proyek transportasi di daerah.

5. Insentif buat Perusahaan yang Menyediakan Angkutan Massal
Presiden yang memberi insentif pada perusahaan yang menyediakan angkutan massal buat konsumennya. Contohnya perusahaan mie instan yang menyediakan bis untuk para tukang mie, pabrik motor yang menyediakan bis untuk pembeli motor dan operator telekomunikasi yang menyediakan angkutan untuk konsumennya.

6. Subsidi Pengecekan Kelayakan Kendaraan
Presiden yang memerintahkan semua agen dan distributor kendaraan bermotor untuk menyediakan fasiltas pengecekan murah/gratis atas kendaraan pemudik sebelum masa mudik tiba. Dengan kendaraan yang telah dipersiapakan dengan baik diharapkan tingkat kecelakaan karena faktor kendaraan dapat berkurang.

7. Dikoordinasi Seorang Menteri
Presiden yang mengangkat salah satu menteri koordinator sebagai penanggung jawab hajatan mudik nasional. Menteri ini bertugas merencanakan anggaran yang dibutuhkan, dan kemudian mengkoordinasikan pengangkutan penumpang dengan fasilitas pemerintah maupun oleh perusahaan angkutan umum. Secara garis besar Pak Menteri dianggap berhasil bila acara mudik nasional menjadi lancar dan nyaman dengan harga tiket yang rasional.

8. Reputasi Gubernur dan Kapolda dipertaruhkan
Presiden yang memerintahkan Kapolda dan Gubernur untuk bertanggung jawab penuh atas keamanan pemudik di wilayah kerjanya. Artinya semakin sedikit tingkat kecelakaan dan kriminalitas berarti reputasi dua pejabat tersebut semakin baik di mata presiden dan selanjutnya dipertimbangkan dalam pemberian subsidi pemerintah pusat pada pemerintah daerah

Idul Fitri 1430 H

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Taqobalallahu minna waminkum
Semoga Allah Menerima Amal Ibadah Kita


undil





Selamat Idul Fitri 1430 H

Teman,
datanglah ke tempatku
kita bersama duduk di ruang tamu
yang kusediakan khusus untukmu
di hari kemenangan melawan hawa nafsu
Hari ini lupakan semua keluh kesahmu,
tinggalkan semua harapan
yang tak terpenuhi olehku,
buang semua kekesalan hatimu
karena ketidaksempurnaanku,
ambil dan jemurlah semua pernak-pernik
persahabatan kita yang mulai berjamur,
agar matahari fitri membuatnya indah lagi.

Teman, di hari fitri ini aku ingin engkau tahu
bahwa aku telah berusaha sekuat tenaga untukmu,
kulakukan semua untuk kebahagiaanmu,
walaupun aku tahu itu tak akan memuaskanmu
Aku makhluk yang punya kepentingan ini dan itu
yang bisa jadi bertentangan dengan keinginanmu
Tapi percayalah aku tidak mengabaikanmu,
atau sengaja merugikan dirimu
Aku ada untukmu sesuai kemampuanku,
Di pagi hari fitri ini aku berharap
sudilah dirimu mengerti keadaanku,
dan mau melupakan semua kekecewaanmu
kumohon kau ulurkan maafmu untukku
agar ringan beban hatiku padamu

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobalallahu minna waminkum
Semoga Allah menerima amalan kita





Cerpen Haji Wage: Manfaat Standar Perilaku & Disiplin yang Tinggi

Siang hari saat istirahat kantor, Haji Wage bergegas ke masjid untuk sholat berjamaah sekaligus menjadi moderator Ceramah Ramadhan yang digelar rutin oleh perusahaan di setiap usai Sholat Dhuhur. Begitulah Haji Wage, di sela-sela ritme pekerjaannya yang sangat padat, pengurus DKM Kantor ini masih meluangkan waktu untuk mencari penceramah-penceramah pilihan untuk memberi makna dan menyemarakkan suasana bulan Ramadhan di kantor.

Haji Wage juga adalah orang yang tak pernah absen di waktu Sholat Ashar berjamaah di masjid yang sama. Begitu juga di rumahnya – Sholat Maghrib dan Isya berjamaah adalah kebiasaannya sehari-hari. Saat Sholat Shubuh-pun, Haji Wage selalu menempati shaf yang terdepan sekalipun di rumahnya berjibun kesibukan rumah tangga yang menunggu untuk dibereskan oleh Sang Pakar Mesin Pendingin ini.

Tak hanya rajin berjamaah ke masjid, Haji Wage juga aktif mengkoordinir pengajian di masjid dekat rumahnya. Remaja-remaja di kompleksnya direkrut untuk melakukan aktifitas di lingkungan masjid. Mereka diajak untuk mengikuti bermacam-macam training, dari mulai training pengelolaan diri, manajemen waktu, kepemimpinan hingga training dasar tauhid untuk menangkal bahaya ajaran kelompok liberal yang mengintai lewat media massa.

Ditambah lagi dengan kegiatan menarik bagi remaja, seperti kegiatan festival teater, dan Porseni Remaja Masjid yang digelar secara rutin setiap tahun. Akibatnya, semenjak kehadiran Haji Wage, remaja-remaja di sekitar kompleks demen berlama-lama di masjid saking banyaknya kegiatan menarik yang dimotori oleh Sang Penasehat Handal bagi teman-temannya dalam hal jual beli laptop baru maupun bekaini.

^_^

Jika bertanya tentang sholat pada Haji Wage, janganlah bertanya sudah sholat belum, tapi tanyalah sholat berjamaah di masjid manakah hari ini?. Yah, standar kolektor handphone jadul ini bukan lagi sholat atau belum, tetapi sholat berjamaah dimanakah dia hari ini.

Standar tinggi Haji Wage sebenarnyalah telah bermula sejak dua puluh tahun yang silam, tatkala Wage kecil masih tinggal bersama keluarga di kampung halaman. Orang tua Haji Wage -- terutama Ibunya -- menerapkan standar yang tinggi dalam soal agama pada anaknya.

Ibunya bukan menyuruh Wage kecil untuk sekedar Sholat, tetapi menyuruhnya Sholat berjamaah ke masjid di setiap waktu sholat. Awalnya hanya setiap Maghrib dan Isya -- Wage kecil diajak Bapaknya untuk ikut Sholat berjamaah di Masjid.


Kemudian meningkat dengan Sholat Dhuhur dan Ashar. Terakhir setelah umur Wage menginjak 9 tahun -- barulah diajak Sholat Shubuh berjamaah ke Masjid. Sejak saat itu Ibunya tak pernah lupa membangunkan Wage kecil untuk ke Masjid setiap waktu shubuh tiba. Tentu saja sanksi pendisiplinan telah menunggu jika Wage kecil coba-coba menghindar dari Sholat berjamaah di masjid.

Disiplin itu nampaknya telah tertanam kuat dan jauh berakar ke dalam kepribadian Haji Wage, sehingga hampir tidak mungkin Haji Wage meninggalkan kebiasaan Sholat berjamaah hingga saat ini. Demikian juga dengan kebiasaaan mengaji Alquran setiap habis maghrib dan habis Sholat Shubuh tak pernah hilang dari diri Haji Wage. Rata-rata dalam satu bulan dia mengkhatamkan 30 juz Al Quran. Disiplin yang dilekatkan oleh orang tuanya telah tertanam begitu kokoh, tak bisa lepas dari dirinya.

Sebenarnya disiplin yang diajarkan keluarga Haji Wage bukan hanya dalam hal Sholat saja, tetapi juga dalam hal-hal kecil sehari-hari. Misalnya Haji Wage selalu menghabiskan makanan di piring setiapkali makan. Pantang baginya menyisakan makanan di piring, sekalipun dirinya tak begitu suka dengan cita rasanya. Ajaran disiplin menyisihkan uang jajan untuk diberikan pada tetangganya yang miskin, masih berbekas hingga kini dalam bentuk menjadi donatur tetap beberapa panti asuhan anak yatim dan poliklinik untuk kaum dhuafa di sekitar rumahnya.

Demikian juga dengan perlakuan pada kursi makan -- selalu dimasukkan kembali ke bawah meja makan setiap kali habis makan. Selalu memberikan kursi pada perempuan di bis kota, meja kerja yang selalu bersih, file-file draft di komputer yang rajin di delete sehingga hardisknya tak pernah berisi junk file, sepatu yang selalu disemir, baju tersetrika rapi & wangi, latihan renang seminggu dua kali, hingga laptop yang terawat baik adalah contoh bekas-bekas disiplin yang diajarkan orangtuanya kepada Wage kecil.

Standar tinggi yang diterapkan oleh orangtuanya membuat Haji Wage selalu melampaui standar umum yang dipakai oleh lingkungan sekitarnya. Dalam banyak hal, standar tinggi telah membantu Haji Wage terhindar dari melakukan sesuatu di bawah standar. Karenanya, walaupun sekali waktu dirinya gagal menepati standar tinggi tersebut, hasil kerja Haji Wage masih berada dalam cakupan standar umum yang diterapkan di lingkungannya. Yah, Haji Wage sangat berterimakasih pada orangtuanya atas disiplin dan standar tinggi yang telah diajarkan kepadanya.


Hadiah Ramadhan : RUU Jaminan Produk Halal


Label halal MUI (gambar: republika.co.id)

Walaupun rakyat Indonesia telah lebih dari 60 tahun merdeka dari penjajahan Belanda, namun belum sepenuhnya menjadi warga yang terlayani kepentingannya di negeri sendiri. Salah satu aspek yang belum sepenuhnya terlayani adalah kejelasan kehalalan makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.

Namun kini di bulan Ramadhan ini, masyarakat pantas berbahagia dengan akan disahkannya Rancangan Undang-undang Jaminan Produk Halal. Negara selaku pelayan rakyat telah selangkah lebih maju dalam melayani kepentingan rakyatnya dengan rencana diluncurkannya sertifikasi kehalalan produk.

Jaminan Produk Halal sendiri berarti kepastian hukum bahwa makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimia biologik, dan produk rekayasa genetik halal untuk dimakan, diminum, dipakai, atau digunakan sesuai dengan syariah dibuktikan dengan sertifikat halal dan dinyatakan dengan tanda halal.



Dengan undang-undang ini negara bertindak sangat demokratis karena menghargai hak sebagian besar rakyat untuk mendapat informasi kehalalan makanan yang beredar di pasaran dan juga memuliakan rakyat dengan melindungi rakyat dari produk-produk tidak halal. Hal ini selaras dengan keinginan membangun manusia seutuhnya, yang dalam aspek makanan berarti negara bukan hanya melindungi rakyat dari bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan, tapi juga dari barang-barang haram yang berpotensi masuk ke dalam tubuh rakyat tanpa mereka sadari.

Kita hormati pandangan pihak-pihak yang menganggap undang-undang ini adalah bentuk diskriminasi bagi pemeluk agama lain, tetapi harus disadari bahwa negara berkewajiban melayani rakyat, dalam hal ini adalah menyediakan informasi tentang produk-produk halal.

Kalau bukan negara, siapa lagi yang harus melayani kebutuhan rakyat? Lagipula ini bukan diskriminasi, karena tidak merugikan pemeluk agama lain. Seperti halnya keberadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak bukanlah diskriminasi terhadap para Bapak, tetapi merupakan bentuk pelayanan kepada kaum Ibu dan anak-anak. Label kandungan kalori pada kemasan makanan bukanlah diskriminasi bagi orang yang tidak sedang melakukan diet makanan.

Jika kita telaah lebih jauh lagi, undang-undang kita saat ini kebanyakan bersumber dari barat yang tentunya sedikit banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai barat. Dalam hal hubungan dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika, dapat kita katakan bahwa bukan hanya hukum dari barat saja yang boleh di-klaim sesuai dengan asas kebhinnekaan Indonesia, tetapi juga hukum-hukum yang bersumber dari ajaran Islam dapat dikatakan sangat sesuai dengan masyarakat Indonesia yang sangat religius. Islam telah terlebih dahulu datang, dianut dan selama berabad-abad mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia.

Akhirnya, dengan diterapkannya Undang-undang Jaminan Produk Halal ini mudah-mudahan kepentingan masyarakat akan informasi produk halal dapat terpenuhi (und-agt-09)


Cerpen Sang Tetua Malang

Jaman dahulu kala di satu pelosok negeri yang desa-desanya menempati tepian sungai, seorang tetua desa diundang untuk memberi petuah pada acara syukuran yang diselenggarakan oleh tiga orang berbeda dari tiga desa tetangga yang berbeda. Namun acara mereka berlangsung pada waktu yang bersamaan.

Pengundang pertama adalah seorang pedagang kaya yang tinggal di sebuah desa di arah hilir sungai. Pedagang tersebut terkenal sangat dermawan, dan gemar membekali uang pada tamu-tamu acaranya. Sang Tetua desa yang diundang untuk memberikan nasehat ini dan itu, jamaknya akan mendapat ucapan terimakasih dalam jumlah lebih dari Si Pedagang.

Pengundang kedua adalah seorang juru masak dan pemilik kedai gulai terkenal di kota. Juru Masak ini terkenal dengan resep-resep ajaibnya yang hanya dikeluarkan pada saat-saat tertentu saja. Konon pada acara syukuran pernikahan putri tunggalnya ini, Sang Juru Masak akan mengerahkan seluruh kemampuan memasak untuk memanjakan lidah para tamu undangan. Sang Juru Masak juga terkenal karena suka membekali tamunya dengan aneka gulai, dan Si Tetua Desa lazimnya akan dibekali dengan berantang-rantang gulai setelah memberi sepatah dua patah kata selama acara.

Pengundang ketiga adalah seorang jauhari, ahli intan yang sangat tersohor kepiawaiannya dalam menaksir intan. Intan adalah batu yang elok warnanya, biasanya dipergunakan sebagai perhiasan. Kabarnya dia mengadakan pesta syukuran ini untuk merayakan keberhasilannya mendapatkan konsesi tambang intan di sebuah perbukitan tandus di luar pulau.

Alur-alur intan yang terpendam belasan meter di bawah bukit itu menjanjikan keuntungan berlipat-lipat dari modal yang dikeluarkan Sang Jauhari. Si Jauhari juga dikenal suka bermurah hati menghadiahkan intan pada orang-orang yang dihormatinya. Si Tetua sebagai tamu kehormatan sudah tentu akan dihadiahi beberapa biji intan pilihan dari jenis yang paling baik.

^_^

Peninglah kepala Si Tetua Desa dalam menentukan undangan siapa yang bakal dipenuhi. Jarak ketiga desa berjauhan, masing-masing harus ditempuh 2 jam mengayuh perahu menyusuri sungai. Bila dia berangkat selepas Isya, Sang Tetua baru akan sampai tujuan pada pukul 9 malam. Terlambat satu jam dari mulainya acara, tetapi masih ada dua jam lagi sampai acara selesai pukul 11 malam.

Alkisah Si Tetua sangat menggemari gulai ikan, seperti yang akan dihidangkan Si Juru Masak. Sudah lama dia tidak menemukan gulai ikan yang enak. Belakangan setelah tukang gulai ikan langganannya digantikan oleh anaknya, rasa gulainya tidak lagi nendang. Rasanya biasa-biasa saja seperti gulai buatan istri Si Tetua. Makanya dia memutuskan menghadiri undangan Si Juru Masak dengan harapan pulangnya akan mendapat pesangon berantang-rantang gulai ikan terbaik -- yang cukup untuk mengobati kerinduan terhadap gulai ikan selama beberapa hari.

Maka dikayuhnya sampan menuju arah hilir sungai, ke rumah Si Juru Masak. Namun di tengah perjalanan, Si Tetua teringat akan undangan Si Pedagang Kaya yang dermawan. Dirinya teringat, pada undangan tahun lalu, amplop ucapan terimakasih yang disodorkan Si Pedagang senilai penghasilan Si Tetua selama sebulan.

Dibayangkannya dengan uang tersebut dirinya bisa mengajak anak dan istrinya berkunjung ke rumah mertuanya di kota. Disamping itu dia bisa memanjakan dirinya dan anak-anaknya dengan berbelanja pantalon, sepatu dan ikat pinggang di toko-toko pakaian di pusat kota.

Terbayang dalam benaknya dua orang anaknya akan meloncat-loncat kegirangan saat diberitahu akan diajak pergi ke rumah kakeknya sambil berbelanja di toko pakaian. Wuufff, tiba-tiba saja Si Tetua Desa balik haluan, membelokkan sampannya ke arah hulu sungai, menuju rumah Si Pedagang Kaya.

Si Tetua mengayuh sampannya dengan sekuat tenaga karena melawan arus sungai. Apalagi dia merasa telah membuang waktu setengah jam untuk menuju rumah Juru Masak, dan kini dia paling lambat dua setengah jam harus bisa mencapai rumah Si Pedagang Kaya. Bayangan anak-anaknya yang akan bersorak-sorak gembira membuat kayuhan dayungnya tidak terasa berat walaupun melawan arus sungai yang sangat deras. Gambaran kegembiraan buah hatinya itu membuat sampan terasa ringan dikayuh menuju rumah Si Pedagang Kaya.

Namun saat di tengah perjalanan Si Tetua Desa teringat akan keinginan anak sulungnya untuk bersekolah di kota. Sekolah di desanya hanya sampai tingkat sekolah rakyat. Untuk dapat sekolah lanjutan, dia harus mengirim anaknya ke kota. Pastilah butuh biaya yang tidak sedikit.

Tiba-tiba Si Tetua ingat undangan dari Tukang Jauhari. Ahli intan yang kenal baik dengan dirinya ini terkenal akan kedermawanannya. Apalagi dia baru saja menemukan sumber intan di luar pulau. Dibayangkannya Si Jauhari akan membekali dirinya dengan satu kantung berisi beberapa biji intan yang sangat berharga. Kelak intan-intan itu bisa dia gunakan untuk membiayai sekolah anaknya.

Dongeng Sang Kancil dan Kijang Pelari

Kamu bukan seorang pelari yang militan! 
Kamu hanyalah seorang pelari yang setengah-setengah! 
Mana mungkin kamu bisa menang melawan 
Kancil dengan upaya seminim itu!!!



Sang kancil tersenyum mendengar keluh kesah kijang yang baru saja hari kemarin dikalahkannya saat mereka berdua berlomba lari di depan mata seluruh penghuni hutan.

Bayangkan! Kijang sang jawara lari sepanjang masa akhirnya takluk dari Sang Kancil yang lebih dikenal sebagai binatang bijak bestari daripada sebagai jagoan lari. Kebesaran nama Kijang Pelari bahkan tak dapat ditandingi oleh singa raja hutan yang tak pernah sanggup menangkapnya.

“Bagaimana mungkin saya kalah dari kamu! Padahal aku telah berlatih keras setiap hari dan mengorbankan waktu untuk keluarga hanya untuk mempersiapkan diri bertanding lari”
keluh Kijang sambil matanya berkaca-kaca meratapi gelar pelari terbaik sepanjang masa yang telah beralih pada Sang Kancil.

^_^

Dua binatang itu masih bercakap-cakap sambil berjalan beriringan kala hujan rintik-rintik tiba-tiba turun membasahi rerumputan di sepanjang jalan setapak yang mereka lalui. Kijang cepat-cepat mengajak Kancil untuk berteduh di sebuah gua yang terletak di tepi jalan agak menjorok ke dalam.

Alih alih mengikuti ajakan tersebut, Sang Kancil malahan tersenyum lalu berkata pada Kijang

“Dengar Kijang! Alasan kekalahan Kijang dari Kancil baru saja terjawab oleh gerimis rintik-rintik”

Kijang terkejut dan speechless, tidak tahu apa yang dimaksud Sang Kancil. Apa hubungan gerimis rintik-rintik dengan kekalahan dirinya.

“Gerimis kecil rintik-rintik cukup untuk menghentikanmu dari berlatih. Kamu hanyalah seekor kijang pelari yang setengah hati. Hujan kecil kau jadikan alasan untuk tidak berlatih!. Urusan tetek bengek di rumah kau jadikan alasan untuk memperpendek latihan!

Kijang tertegun mendengar kata-kata Sang Kancil. Dia memang sering menolak berlatih karena harus mencari pucuk daun-daunan buat anak-anaknya, padahal sebenarnya itu bisa dilakukannya sore hari setelah berlatih. Masalahnya Kijang tidak mau kerja lembur hanya karena harus berlatih. Dia maunya berlatih hanya di jam-jam kosong dari pekerjaan saja. Tidak mau menunda sebuah tugas untuk dikerjakan sore hari setelah berlatih. Pekerjaan dulu, baru setelah ada waktu kosong dia mau berlatih.

“Kamu bukan seorang Kijang pelari militan! Kamu bukan seorang Kijang pelari fundamentalis! Kamu hanya mau sedikit berkorban untuk meraih gelar pelari terbaik sepanjang masa! Kamu berlatih setengah setengah! Kamu berupaya ala kadarnya, sambil berharap faktor-faktor lain akan membantumu memenangkan lomba lari! Gak bisalah! Mana bisa dirimu menang dengan cara itu!

Hujan rintik-rintik belum berhenti kala Sang Kancil melanjutkan kata-katanya.

“Aku juga punya banyak hambatan seperti kamu! Tapi aku tetap berlatih walaupun itu berarti aku harus kerja ekstra mencari rumput di sore hari seusai berlatih! Aku juga tidak pernah berhenti oleh gerimis rintik-rintik. Aku mau menunda pekerjaan memperbaiki rumahku dari sore menjadi malam hari karena aku harus berlatih! Aku tidak ragu-ragu untuk berkorban, sementara kamu lempeng saja, bertindak seperti biasa tanpa mau membuat pengorbanan ekstra!.

Kijang termenung mendengar kata-kata Sang Kancil. Dirinya memang tidak pernah sepenuh hati berlatih untuk menjadi pelari terbaik sepanjang masa. Dirinya hanyalah makhluk setengah hati, bukan seorang yang militan. bukan seorang fundamentalis. Pantas saja dirinya gagal meraih kembali gelar itu. Diam-diam Kijang merasa dirinya pantas kalah dari Sang Kancil (undil – bandung agt 2009)


tags: dongeng sang kancil, cerpen, cerita pendek, cerita anak, cerita manajemen, cerita psikologi