Dongeng Si Kancil dan Biri-biri di Kota yang Terkepung

Gara-gara jembatan bambu yang ambrol saat diseberangi Si Kancil – hanyutlah dia terbawa arus sungai yang deras sampai berpuluh-puluh kilometer  ke arah pemukiman penduduk. Sambil terus berpegangan erat pada potongan bambu sisa jembatan yang terseret arus air, Si Kancil mengkipat-kipatkan tangannya agar tubuhnya bergerak menepi. Setelah seharian digoyang-gaying aliran air akhirnya dia terhempas ke sebuah lubang di tepi sungai.



Si Kancil yang terdampar di sebuah lorong kecil yang  pas dengan ukuran  tubuh mungilnya itu mau tak mau terpaksa  masuk lebih jauh ke dalam lorong.  Dia tak bisa keluar melalui sungai karena arusnya  terlalu deras. Maka dengan susah payah dia berjalan perlahan-lahan menelusuri lorong. Setelah setengah hari berjalan dalam kegelapan akhirnya  didapatinya  lorong berujung pada sebuah parit kecil persis di tengah sebuah kota. Saat dirinya keluar dari parit tersebut dilihatnya pemandangan penduduk kota yang sangat mengenaskan.

Bocah-bocah, orang  muda, orang tua, laki-laki maupun perempuan nampak bertubuh kurus kering dan lemah lunglai.  Daun-daun pepohonan sudah gundul, bahkan rerumputan-pun jarang Agaknya mereka habis dimakan oleh penduduk kota. Dari cerita orang-orang yang ditemuinya tahulah Si Kancil bahwa Kota  Urban telah dikepung musuh selama enam bulan sehingga tidak ada pasokan makanan dari luar kota.

Seorang lelaki muda yang bertubuh tegap walaupun mulai terlihat kurus menceritakan semuanya kepada Sang Kancil saat mereka bertemu di Balai Kota. Rupanya orang itu adalah Pak Walikota yang saat ini  rambutnya sering berdiri karena  otaknya berpikir keras mencari jalan keluar dari kekurangan pangan. Dia tidak tahu berapa lama lagi  rambutnya akan berdiri  kecuali Si Kancil mampu memberi solusi. Lumbung jagung dan beras di kota sudah sangat menipis. Kini bahan pangan hanya dibagikan  setiap dua hari sekali. Artinya rakyatnya makan sepiring nasi tiap dua hari sekali.

^_^

Tragedi kekurangan pangan ini berawal dari serangan yang dilakukan musuh terhadap Kota  Urban yang kaya raya ini. Rupanya majunya perdagangan Kota  Urban beberapa tahun belakangan ini dianggap membahayakan perdagangan di kota-kota tetangga.  Kemajuan pesat  itu  terjadi setelah walikota lama yang selama ini mengutamakan para pedagang asing tersingkir. Pak Walikota baru memberi perlakuan lebih adil pada pedagang pribumi.  

Kota Urban adalah kota terbesar di wilayah ini tetapi selama ini miskin. Hal itu karena pemerintah kota memberi fasilitas berlebihan pada para pedagang asing sehingga mereka berhasil memonopoli perdagangan. Akibatnya rakyat Kota Urban tetap miskin sementara para pedagang asing menjadi kaya raya. 

Walikota juga mengijinkan komplotan pedagang asing menjual ganja kepada penduduk kota. Dia juga membiarkan mereka memberi jatah ganja gratis kepada para pegawai negeri. Akibatnya pekerjaan para pegawai kota menjadi amburadul karena hari-harinya diisi dengan mabuk-mabukan ganja. Demikian juga dengan penduduk kota, banyak diantaranya menjadi tukang bengong karena mengisi hari-harinya dengan fly akibat menghisap ganja. 

Namun  setelah walikota lama tersingkir maka perlakuan istimewa pada  komplotan pedagang asing dicabut. Akibatnya  monopoli perdagangan  oleh para pedagang asing juga tamat riwayatnya.  Peredaran ganja juga dilarang. Hal itu berakibat perekonomian Kota Urban maju pesat karena penduduknya pada dasarnya memiliki hobby bekerja keras. Kini tidak ada lagi  diantara mereka yang menghabiskan waktu dengan bengong sambil menghisap ganja.  Hari-hari mereka menjadi produktif menghasilkan barang-barang yang laku dijual. Hanya dalam beberapa tahun perdagangan Kota Urban omzetnya jauh melampaui  kota-kota tetangga.  

Sejumlah besar anggota komplotan pedagang asing yang tersingkir merasa sakit hati.  Terutama sindikat penjual ganja. Mereka kehilangan pasar terbesar barang dagangan mereka. Karena itu mereka berusaha keras menyingkirkan walikota baru. Mereka menggunakan taktik pencitraan buruk terhadap Kota Urban. Dengan modal citra buruk itulah mereka akan  membujuk pemerintah-pemerintah kota asal  mereka agar menyerang Kota Urban. Setelah itu mereka bermaksud mengangkat kembali walikota lama agar kepentingan mereka dapat terlayani.  

Mula-mula mereka bersekutu dengan penegak hukum  yang bisa disuap di negeri mereka.  Lalu mereka menyewa para bandit, begal, kecu, maling dan perampok untuk melakukan aksinya di kota-kota mereka sendiri. Para penjahat  akan mendapat imbalan uang dalam jumlah besar jika mau mengaku sebagai teroris  suruhan  Walikota Urban yang ditugaskan untuk membuat kota-kota pesaing tidak aman. 

Para penjahat bayaran itu juga membuat kerusuhan dengan membakar gedung-gedung dan pasar-pasar.  Setiapkali tertangkap mereka mengaku sebagai teroris  yang dilatih Kota Urban.  Kadang-kadang para perampok biasa yang tertangkap -- sengaja dibunuh oleh penegak hukum dan diumumkan ke masyarakat sebagai para teroris. Para grayak kelas teri yang tertangkap dijanjikan keringanan hukuman jika bersedia mengaku  sebagai teroris. 

Aksi-aksi perampok yang mengaku sebagai teroris itu  juga sengaja dibesar-besarkan oleh koran-koran yang dimiliki komplotan pedagang asing sehingga timbullah kebencian umum terhadap penduduk Kota Urban. Mereka menyangka bahwa para  penjahat bayaran itu benar-benar  teroris binaan  Kota Urban. Setelah fitnah itu sukses maka mudah sajalah bagi para pedagang asing untuk membujuk pemerintah-pemerintah kota  menyerang Kota Urban.


^_^

Balatentara musuh yang jumlahnya berkali-kali lipat tak mampu ditahan oleh pasukan pengawal Kota Urban walaupun persenjataan mereka jauh lebih modern. Ratusan pasukan senapan tidak sanggup menahan puluhan ribu pasukan musuh walaupun musuh hanya bersenjatakan busur panah, tombak dan pedang. Pasukan pengawal kota memutuskan untuk mundur ke dalam Kota Urban yang dibentengi tembok yang tinggi.

Musuh tidak mampu mendekati benteng kota karena pasukan senapan yang berjaga diatas benteng dengan cepat menghujani mereka dengan tembakan peluru-peluru tajam. Sementara musuh hanya bersenjatakan alat perang tradisional tidak mampu menjangkau pasukan senapan yang ada di atas benteng.  Satu-satunya yang dapat dilakukan oleh musuh adalah mengepung Kota Urban sembari berharap Pak Walikota akan menyerah saat seluruh persediaan makanan habis. 

Sudah enam bulan musuh melakukan pengepungan. Namun belum ada tanda-tanda kota akan menyerah. Balatentara musuh yang mengepung sudah mulai gelisah. Mereka heran mengapa Kota Urban mampu bertahan selama itu tanpa pasokan makanan.

Sementara tanpa diketahui oleh para pengepungnya, kondisi Kota Urban sangat menyedihkan. Kekurangan bahan makanan maupun obat-obatan terjadi di seluruh kota. Kini mereka hanya bertahan dengan mengandalkan lumbung padi dan jagung yang sudah mulai menipis. Daun-daunan, tumbuhan, batang tanaman dan umbi-umbian telah mulai dikonsumsi penduduk kota karena jatah makanan yang dibagikan sangat sedikit. Akibatnya jumlah tanaman di kota ini juga telah menyusut dan tidak lama lagi akan ludes.

Sang Kancil yang sepakat akan membantu mengatasi kepungan musuh akhirnya menyarankan suatu strategi pada Pak Walikota. Setelah seharian berdiskusi panjang lebar  dengan Pak Walikota akhirnya beliau menyetujui mencoba taktik Sang Kancil, 

Untuk menjalankan strategi Sang Kancil -- Pak Walikota  harus menyediakan biri-biri yang gemuk beserta anak-anaknya. Setelah seharian dicari-cari di seluruh penjuru kota akhirnya didapatkanlah seekor biri-biri yang gemuk dengan tiga ekor anaknya yang tak kalah gemuk karena mereka dikandangkan di dekat mata air yang penuh lumut. Berkat memakan lumut-lumut yang menempel di bebatuan sekitar matair itulah para biri-biri itu tetap gemuk.


Kemudian Sang Kancil minta keluarga biri-biri itu diberi  makan biji-biji jagung dan gabah-gabah kering. Tentu saja Pak Walikota harus bekerja keras meyakinkan penjaga gudang agar bersedia mengeluarkan persediaan makanan yang sudah menipis untuk diberikan pada biri-biri. Sengaja biri-biri  induk beranak diberi makan banyak-banyak sampai perutnya penuh dengan biji-bijian tersebut.  Si Kancil lalu membuat ramu-ramuan khusus yang bikin muntah untuk induk biri-biri.  Ramu-ramuan itu baru akan bekerja tiga jam setelah diminumkan.

Rombongan biri-biri gemuk itu kemudian dilepaskan oleh Sang Kancil keluar dari benteng kota. Maka hewan-hewan  itu dengan suka cita berlarian ke sana kemari melihat rerumputan yang masih tumbuh subur di luar benteng. Tanpa terasa rombongan biri-biri itu semakin jauh dari benteng dan memasuki perkemahan musuh.

Beberapa prajurit penjaga musuh memergoki biri-biri induk-beranak itu dengan pandangan heran. Bagaimana mungkin sebuah kota yang telah dikepung selama berbulan-bulan masih memiliki biri-biri segemuk ini. Maka ditangkaplah biri-biri itu oleh para prajurit penjaga dan dibawanya pada panglima musuh.

Sang Panglima musuh tak kalah herannya melihat biri-biri yang gemuk itu. Disangkanya di kota yang tengah dikepungnya itu terdapat gudang-gudang besar tempat menyimpan rerumputan sehingga makanan biri-biri tercukupi. Kalau ada gudang rumput – mungkin ada juga gudang beras dan jagung yang besar untuk seluruh penduduk kota pikirnya.

Diam-diam Panglima musuh mulai bimbang harus berapa lama lagi dia melanjutkan pengepungan. Sementara sebagian pasukan sekutunya sudah mulai ingin menarik diri karena merasa terlalu lama melakukan pengepungan dan menganggapnya sebagai pengepungan yang sia-sia karena tak jelas kapan akan berakhir. Apalagi berita baru tentang para teroris yang sebenarnya adalah penjahat sewaan komplotan pedagang asing telah mulai menyebar di kalangan pasukan sekutu. Berita itu membuat semangat  tempur mereka merosot drastis karena merasa mereka bertempur demi membela kejahatan. Bila mati dalam pertempuran mereka sudah dapat mengira-ngira nasib buruk mereka di hari pembalasan.

Ditengah kebimbangan tersebut Si Panglima kaget melihat induk biri-biri batuk-batuk dan kemudian mulai memuntahkan isi perutnya. Rupanya ramuan Sang Kancil telah bekerja. Dalam waktu singkat biri-biri telah memuntahkan semua biji-biji jagung dan gabah yang memenuhi perutnya. Si Panglima musuh terpana saat mengenali makanan yang dimuntahkan biri-biri. Bagaimana mungkin kota yang telah terkepung masih mampu memberi makan biji-biji gabah dan jagung pada hewan. Pastilah itu karena mereka punya persediaan makanan yang sangat banyak.

Kini Panglima musuh tak ragu-ragu lagi. Dia menganggap pengepungan ini adalah sia-sia. Kota itu memiliki jumlah makanan yang melimpah ruah. Pengepungan yang berlarut-larut ini tidak akan ada hasilnya. Maka hari itu juga diputuskan olehnya untuk menarik mundur semua pasukannya.

^_^

Melihat musuh menarik mundur semua pasukannya – penduduk kota bersuka cita, Mereka berduyun-duyun datang pada Sang Kancil untuk mengucapkan terimakasihnya. Pak Walikota memberi penghargaan warga kehormatan kota kepada Sang Kancil.  Rambutnya sudah tidak berdiri lagi karena masalah kota telah dapat teratasi. Pintu gerbang kota telah dibuka kembali, para pedagang dapat membeli beras dan gandum lagi untuk dijual ke dalam kota. Pengepungan telah berakhir, penduduk kota kini dapat hidup normal seperti sediakala (Undil-2012).

gambar diambil dari scenicreflections.com

1 comment:

  1. zeed slot168 ของพวกเรา วันนี้สามารถ ช่วยเพิ่มเดิมพันที่เหมาะสมที่สุด ให้กับนักร้องเพลงทุกคน pg slot สำหรับเพื่อการเลือกเข้าใช้บริการตรงนี้ กันแน่ๆ ค้ำประกันได้เลยว่าการสร้างรายได้

    ReplyDelete