KEBIRI IT POWER

Apa yang diceritakan Tsukasa Enomoto malam itu adalah bahwa dia secara tak sadar telah mengebiri kekuatan teknologi informasi (IT). Selama ini gaya berpikirnya adalah struktural; yang beranggapan arus informasi mengalir dari dirinya selaku counterpart IT di divisinya, kepada para manager. Selanjutnya para managerlah yang yang bertugas meneruskan informasi kepada personil yang terkait di departemennya. Kenyataan tidak seideal itu. Informasi tidak selalu mengalir seperti yang diharapkan. Buntutnya adalah Tsukasa mendapat teguran dari bos besar.


Kadangkala seorang manager terlalu sibuk sehingga terlambat membaca dan mem-forward e-mail dari Tsukasa kepada personil-personil di departemennya. Akibatnya beberapakali Tsukasa kena semprot dari beberapa personil yang pekerjaannya terhambat karena tidak mendapat informasi yang dibutuhkannya. Sering juga mereka marah karena datang ke sebuah kegiatan yang ternyata telah dibatalkan atau ditunda pelaksanaannya.

Keluhan yang akhirnya sampai ke telinga General Manager membuat dirinya terpojok. Usaha untuk membela diri bahwa seharusnya para managerlah yang bertanggungjawab meneruskan informasi ---ditolak mentah-mentah oleh GM. Bagi si Boss, fasilitas IT yang dimiliki Tsukasa lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh personil yang membutuhkan informasi. Hanya untuk informasi yang bersifat rahasia atau informasi terbatas untuk para managerlah penyebaran secara struktural dapat diterima.

Menurut GM kekuatan IT justru pada daya sebarnya yang cepat dan tidak mengenal batas-batas struktural. Jadi untuk apa dipasang fasilitas IT bila informasi tetap berjalan secara birokratis dari atasan ke bawahan. Cara seperti itu tak lebih dari menggunakan metode lama tapi dengan bantuan komputer. Spirit kecepatan dan efektifitas IT tidak diadaptasi, sehingga arus informasi bergerak lambat.

^_^

“Jadi sekarang kau kirim informasi ke semua personil yang terkait?” tanya Shinichi.
Tsukasa mengangguk dan mengatakan bahwa dahulu dirinya masih terbawa gaya lama. Satu surat untuk satu departemen dengan tujuan menghemat kertas. Padahal dengan adanya e-mail, istilah penghematan kertas sudah tidak relevan lagi untuk digunakan. Apalagi kebanyakan informasi yang dikirim adalah berupa pemberitahuan atau jadwal sebuah kegiatan yang sebenarnya tidak bersifat rahasia dan boleh diketahui oleh semua orang.

“Dan ....?” Shinichi bertanya seraya menekuk kelingking, jari manis dan jari tengah kedua tangannya membentuk “pistol” yang diarahkan ke Tsukasa.
Tsukasa tertawa, sadar bahwa motif lainnya telah diketahui Shinichi. Akhirnya dia mengakui bahwa dibalik kebijakan mengirim e-mail hanya kepada manager juga tersimpan keinginan untuk membuat para manager bertanggung jawab terhadap arus informasi di departemennya dan bukan mengandalkan dirinya. Karena dia tahu pasti bahwa para personil yang tidak menerima informasi bukan saja komplain kepada dirinya namun juga protes kepada para managernya.

Namun sudahlah! Pekerjaan utamanya adalah menjamin arus informasi mengalir lancar kepada semua personil yang berkepentingan dan bukannya “memberi pelajaran” kepada para manager. NL. makmur no. 14 bandung

0 komentar:

Post a Comment