Dalam Genggaman

Dalam Genggaman (2)

Hatiku kuletakkan
diatas telapak tanganmu.
Masih utuh, segar dan tentu saja
tidak tahan dinginnya udara luar.
Maka tatkala engkau
menolak untuk menggenggamnya
perlahan-lahan dia lumer, meleleh seperti lilin.
dan tetesan-tetesannya jatuh dari
sela-sela jarimu membasahi kaki.
Lalu akupun terpuruk tanpa hati,
sedih, hina, tak berdaya dan terluka.
Untunglah aku masih punya jiwa
perindu-cahaya yang selalu tumbuhkan hati baru


Dalam Genggaman (1)

Kala engkau bercerita tentang ksatria
yang bertempur tanpa pernah merasakan
pedihnya tebasan pedang karena
jiwanya terbang melayang-layang di langit
sambil tersenyum bangga
melihat raganya berlaga di bumi
Ternyata engkau hendak berkata :
“Letakkan hatimu di langit agar getir-pahitnya luka
tidak menyeret hatimu ke jurang kesedihan”.

0 komentar:

Post a Comment