Cerita Si Kancil dan Tokek bersuara cetar membahana tapi Galau

Adalah seekor tokek gede yang tinggal di pintu gudang beras Pak Tani. Ukurannya besar hampir sebesar tikus rumah, tubuhnya kuat, gerakannya cepat dan  suaranya keras membahana hingga orang-orang sering menyangka sebagai suara anak-anak yang berteriak. Di saentero gudang, tuan tokek ini adalah binatang yang terkuat dan disegani oleh hewan-hewan lain. Cicak,tikus clurut, laba-laba hingga ular tanah takut kepadanya. Namun dibalik kekuatannya itu ternyata Si Tokek mengidap hati yang lunglai. Hari-harinya selalu dijalani penuh kegalauan. http://duniashinichi.blogspot.com

Awalnya adalah pertemanannya dengan tokek putih yang tinggal di gudang yang sama. Mereka berteman akrab sekali hingga tidak bisa dipisahkan. Namun pada suatu malam tokek putih memutuskan pergi bareng tokek putih lain dengan menumpang sebuah truk beras. Rupanya dia memilih berteman dengan sesama tokek putih dibanding dengan tokek coklat. Sejak saat itu Tokek berubah menjadi tokek galau. 

Jika dulunya Tokek berteriak "Toooookek" dengan anggunnya pada jam-jam tertentu, yaitu jam tujuh pagi, jam tiga sore dan jam sembilan malam. Sekarang dia tak tentu jadwal teriaknya. Udah gitu suaranya bergetar sebagai dampak dari kesedihan hati yang sangat dalam. Kapanpun kala teringat tokek putih, dia akan langsung berteriak "Tooooookek, Tooooookek!" sehingga membingungkan penghuni gudang lainnya. Kadang-kadang di tengah percakapan dengan hewan lainnya Si Tokek tiba-tiba menangis dan berteriak keras "Tooooookek!" karena rindu pada sosok tokek putih. Pokoknya irama hidup Si Tokek jadi kacau balau. Tokek tenggelam dalam lautan luka dalam  setelah ditinggal tokek putih.

Suatu ketika Sang Kancil yang sedang tetirah keluar hutan berkunjung ke gudang beras itu. Hewan-hewan penghuni gudang senang sekali atas kunjungan Sang Kancil, mereka sangat berharap Si Tokek bisa dinormalkan oleh Sang Kancil. Kemudian hewan-hewan itu bercerita tentang diri Si Tokek yang galau. Tentang hidupnya yang jadi nggak karuan gara-gara ditinggal tokek putih.


Sang Kancil tersenyum mendengar penuturan teman-teman Tokek. Lalu dia bertanya apakah ada tokek lain yang tinggal di sekitar sini?. Lalu dijawab oleh mereka bahwa tokek lain tinggal di pohon randu di dekat sumur Pak Lurah. Pohon itu dipergunakan untuk mengaitkan batang bambu berbandul sebagai pemberat ember penimba sumur.  Sang Kancil kemudian menyarankan pada hewan-hewan itu untuk bertamasya selama seminggu ke pohon randu dengan mengajak Si Tokek.

Menuruti saran Sang Kancil pada hari yang ditentukan seluruh hewan penghuni gudang Pak Tani bertamasya ke pohon randu dengan mengajak Si Tokek. Ternyata manjur juga resep Si Kancil. Baru saja Tokek ketemu dengan teman-teman tokeknya selama tiga hari, dia sudah kembali ceria. Hari-hari selanjutnya dia sering berkunjung ke pohon randu untuk menemui teman barunya. Belakangan dia memilih tinggal di pohon randu. Dia telah menemukan sahabat baru sesama tokek coklat gede. Hari-hari galau Tokek telah berlalu. Ternyata resepnya sederhana saja, yaitu memasukkan teman baru untuk menggantikan teman lama (Undil Februari 2013). 

0 komentar:

Post a Comment