Kita ini gelas dan tatakan
kamu gelas, aku tatakan
tanpaku kamu pasti bisa bawa minuman
namun bersamaku dirimu lebih meyakinkan
Kita ini gelas dan tatakan
aku menampung luberan dan tetesan
agar tak bikin noda dan berlepotan
yang menyeretmu dalam persoalan
Kita ini gelas dan tatakan
panas isi gelas hanya boleh terasa oleh tatakan
janganlah kau umbar sembarangan
kelak membawamu tenggelam dalam penyesalan
Kita ini gelas dan tatakan
disatukan dalam ikatan persahabatan
tanpa jarak, tanpa rasa yang terpendam
bersatu dalam kebaikan
Selamat ulang tahun kawan
semoga semangat mudamu tak cepat karatan
bersinar dalam bahagia maupun derita
bersahabat dalam meniti kemuliaan jalan Tuhan
(Undil-2014)
gambar diambil dari pablo-ruiz-picasso
Cerita pendek ringan bernuansa psikologi dan manajemen untuk teman minum teh
Cerita Kancil Mencuri Timun
Pagi-pagi buta Ki Wagenugraha, sastrawan besar sekaligus cendekiawan ilmu hayati ternama itu sedang menyepi keluar kota, duduk termenung di atas pematang sawah yang ditumbuhi rumput-rumput liar di pinggir-pinggirnya, dan aliran parit kecil mengalir di sisi kiri bawahnya. Ditatapnya kebun timun yang dipenuhi batang-batang tanaman ketimun yang berbuah lebat, bonggol-bonggol ketimun yang berwarna hijau bergelantungan.
Tiang-tiang kecil yang dibuat dari belahan-belahan bambu dipasang bersilang di kanan-kiri setiap tanaman untuk menyangga timun-timun yang ukurannya telah membuat batang tanamannya terkulai karena beratnya beban. Barangkali jika tanaman ketimun bisa berkata-kata, maka dia akan berteriak-teriak dengan suara lantang kepada Pak Tani, atau bahkan meratap-ratap, mengemis agar timunnya segera dipanen untuk mengurangi beratnya beban yang dia tanggung.
Sejenak kemudian Ki Wagenugraha melihat seorang lelaki muda, umur belasan tahun memanggul cangkul, berjalan dengan langkah-langkah panjang yang gesit, bergegas menuju kebun ketimun. Di bahunya duduk seorang anak sekitar umur tiga tahun memegang erat-erat leher si lelaki.
Di belakang lelaki itu, sesosok makhluk berjalan dengan lari terseok-seok laksana ekor lelaki yang terkibas ke kiri dan ke kanan, tertatjh-tatih mengimbangi gerakan Si lelaki yang serba tangkas. Mulutnya terus terbuka dengan lidah terjulur, menghembuskan uap hangat yang terlihat begitu nyata di suasana pagi yang dingin ini, ekornya dikibas-kibaskan berkali-kali, bahkan terlihat begitu sering dikibaskan seolah ekor itu membantu mendayung langkah kakinya mengejar gerakan si lelaki yang nyaris tidak terkejar. duniashinichi.blogspot.com
Sekalipun tampangnya bodoh, dan penampilannya kurang meyakinkan, tapi tubuh anjing yang membuntuti lelaki itu tergolong besar, sebesar anak domba, dengan kaki-kaki yang kokoh, tulang-tulang yang menonjol terkesan kuat. Otot-ototnya yang gempal berisi, seakan gumpalan-gumpalan tanah liat yang ditempelkan pada tubuh yang terbuat dari rangka baja. Tubuh seekor anjing besar yang menakutkan. Gerakannya memang kaku, bodoh dan lamban, namun dia juga kokoh, kuat, berangasan, dan patuh, yang membuat anjing itu nampak sebagai pengawal yang ideal bagi lelaki yang nampaknya adalah petani pemilik kebun timun.
Label:
dongeng sang kancil
Subscribe to:
Posts (Atom)