Horor Saat Menyeberang Jalan

Mengapa menyeberang jalan terkadang menjadi acara yang "menakutkan" bagi Shinichi. Karena saat menyeberang jalan seolah-olah dirinya menyerahkan "nasib tubuhnya" pada kebaikan hati orang-orang yang mengendarai kendaraan. Apakah mereka bersedia memperlambat mobilnya atau agak membelokkan motornya agar tidak menerjang Shinichi. Bagaimana bila mereka meleng? Atau ngantuk? Atau seorang egois memilih menabrak Shinichi daripada harus memperlambat mobilnya. Sungguh tak enak bagi Shinichi untuk menggantungkan nasibnya pada orang lain. Sayangnya hal itu tak dapat dia hindari dalam kehidupan sehari-hari.

Mau tak mau Shinichi harus bersedia menggantungkan dirinya pada orang lain. Pada saat sakit dia harus percaya pada seorang dokter. Pada saat naik kereta api dia harus percaya pada ketrampilan masinis. Bahkan pada saat makan Shinichi sebatas memilih rumah makan, selebihnya dia "harus" percaya bahwa si koki tidak menghidangkan makanan basi. Percaya, percaya dan percaya. Apalagi yang harus Shinichi lakukan selain mencoba mempercayakan banyak hal dalam hidupnya pada orang lain. Surender, berhenti mencoba mengendalikan segala sesuatu. Biarlah Tuhan yang akan menjaganya.

1 comment:

  1. "Percaya, percaya dan percaya."
    ======================================
    emang hrs gitu kecuali Sinichi bisa melakukan semuanya sendiri.

    ReplyDelete