Google Ini Gambar Apa? - Kebutuhan Mesin Pencari Gambar

Belakangan terlintas dalam benakku -- andai Google bisa menyediakan layanan pencarian berdasar gambar, tentu akan jauh lebih mudah melacak si dolmen.


^_^

Ketika mendapat kiriman gambar dibawah ini, aku penasaran. Salah satu gambar dari rangkaian gambar keluaran National Geographic ini sangat menarik. Gambar deretan rumah-rumah antik dari batu yang bentuknya langsing, sempit dan lonjong -- membuatku ingin tahu bagaimana cara penghuninya tidur. Deretan rumah yang ukuran lebarnya tidak memungkinkan orang berbaring telah membuatku penasaran tentang kondisi kehidupan di dalamnya.



Untuk menguak misteri dibalik gambar — pertama yang terlintas di benakku adalah Google. Bagaimanakah mencari tahu benda itu di mesin pencari yang powerful dan halaman mukanya bersih dari iklan tersebut.

Karena setahuku -- Si Google tidak menyediakan layanan pencarian berdasar gambar – maka terpaksalah diriku mencari-cari satu dua kata yang terpampang dalam gambar. Untunglah kutemukan kata-kata Celtic Realm beserta Majalah National Geographic dan nama fotografer yang mengambil gambar. Dengan bekal kata-kata itulah aku menelusurinya di Google.

^_^

Pada akhirnya aku tidak berhasil menemukan gambar yang benar-benar mirip dengan gambar tersebut – walau aku juga mencarinya di Ensiklopedi Britannica dan Encarta. Tetapi secara kira-kira aku telah mengambil kesimpulan. Gambar rumah-rumah aneh berjendela kecil – kuanggap sebagai Dolmen (mudah-mudahan tidak salah). Rumah batu yang digunakan oleh orang-orang Celtic -- yang kebudayaannya mendominasi banyak wilayah Eropa Barat dan Tengah pada milenium pertama sebelum masehi -- untuk mengubur orang mati. Jadi rumah itu bukan diperuntukkan untuk manusia yang masih hidup, tapi semacam kuburan.

Belakangan terlintas dalam benakku -- andai Google bisa menyediakan layanan pencarian berdasar gambar, tentu akan jauh lebih mudah melacak si dolmen. Cukup dengan meng-upload gambar ke Google – seperti yang dilakukan pengguna situs flickr & blog saat ingin memajang gambar di web — kemudian Google akan melakukan pencarian gambar-gambar yang menyerupai gambar tersebut di dunia maya.

Kurang lebih proses pencarian akan berjalan seperti ini. Google menerjemahkan gambar ke dalam kode-kode tertentu dan kemudian mencari gambar-gambar yang ada di internet dengan kode-kode yang sama dengan gambar itu. Mungkin proses pencariannya akan lebih lama karena Google harus menerjemahkan gambar ke dalam kode-kode terlebih dahulu.

Sebenarnya gambar-gambar tertentu, seperti gambar berformat jpeg adalah serangkaian kode-kode yang diterjemahkan oleh software menjadi gambar. Jadi Google tidak perlu membuat kode-kode baru untuk gambar seperti itu. Untuk tahap awal Google bisa saja membatasi pencarian pada gambar dengan format yang sama. misalnya gambar jpeg hanya dapat dicari ke rimbaraya gambar berformat jpeg yang tersedia di internet.

Memang ada faktor kesulitan tentang kode itu. Sedikit perubahan pada gambar-- misalnya ukuran dan gelap-terang gambar akan membuat kode-kode berubah sehingga mempersulit pencarian. Namun Google bisa saja mengatasinya dengan mengembangkan software yang mampu mendeteksi perubahan-perubahan kecil pada gambar. Dengan sofware itu Google akan bisa mengenali gambar-gambar serupa -- yang kodenya berbeda karena telah mengalami sedikit perubahan.

Google juga harus mengembangkan software untuk men-select bagian tertentu dari sebuah gambar agar memudahkan pelacakan. Karena gambar-gambar tidak selalu berlatar belakang kosong, Bisa saja gambar sebuah benda yang ingin dicari berada ditengah-tengah benda lain. Misalnya gambar dolmen yang berada ditengah lapangan rumput. Google harus memastikan pencarian dilakukan terhadap dolmen, bukan terhadap rerumputan.

^_^

Manfaat searching dengan keyword berupa gambar adalah kita tidak perlu kebingungan lagi mencari tahu gambar-gambar yang tidak kita mengerti -- seperti gambar dolmen dari National Geographic. Manfaat bagi Google adalah perusahaan itu bisa punya lahan bisnis baru, yaitu sebagai mesin identifikasi. Bila dengan kamera digital kita mengambil gambar bunga, tanaman, burung, ikan, lemari, lukisan & awan, atau kita memiliki hasil foto sel-sel darah, bakteri, virus, bahkan gambar hasil foto ronsen – kita bisa mengandalkan Google untuk memberi informasi tentang gambar itu.


Tentu akan sangat menarik bila gambar hasil foto ronsen bila dilacak penjelasannya di Google. Karena hal itu akan mendorong demokratisasi dalam pelayanan medis sebagai dampak pengetahuan pasien yang bertambah. Pasien dengan mudah mendapat second opinion dari internet sebagai pembanding hasil diagnosa dokter atas foto ronsen. Diskusi dokter-pasien akan lebih hidup karena pasien telah mendapat “advis” dari Google.


Pengembangan lebih lanjut – yang mungkin akan merusak privasi orang — adalah seseorang bisa melacak foto dan sidik jari orang lain di Google. Tentunya untuk itu Google harus punya akses ke database foto dan sidik jari penduduk suatu negara. Seandainya itu terjadi, pencarian pencuri berdasar sidik jari tidak lagi dimonopoli oleh polisi. (Beyond Imagination - May 2007)


comment lewat email :
Technically computer sudah bisa membedakan gambar, misalnya gambar bayi telanjang dan orang dewasa telanjang, di bisa tau yang mana porno dan yang engga
Tapi sementara belum ada search engine yang menyediakan hal ini. Ide Bagus juga nih %&^. Kalau kita bisa buat, bisa kaya juga kayak yang punya google


1 comment:

  1. ayo mas... buruan direalisasiin... ntar kan mela tinggal enak nikmatin hasilnya... :D

    ReplyDelete