Rahasia Rumah Kos Romo Gatu


Jika kita bertandang ke rumah kos Romo Gatu tentu kita tidak segera bisa melihat hal yang istimewa dari rumah kostnya selain tampak bersih dan halaman belakang yang luas yang ditanami berbagai macam sayuran, terdapat kandang ayam, dan sebuah kolam ikan besar di pinggirnya. Di bangunan dua lantai itu terdapat kamar-kamar kos ukuran sedang, kamar tamu, ruang tengah yang merangkap ruang makan dan sebuah ruang belajar besar yang dilengkapi dengan meja-meja panjang.  Tak jauh beda dengan rumah kos biasa di wilayah itu, selain keberadaan ruang belajar yang luas.




Letaknya di pinggiran selatan Kota Jogja, rata-rata rumah disitu masih memiliki halaman belakang yang luas. Walaupun di pinggiran kota namun letaknya tidak terlalu jauh dari kampus dan terhitung lebih laku dibanding rumah kos sekitarnya. Padahal harga yang ditawarkan juga sama saja dengan tempat kos lain yang juga ada di sekitarnya.  

Penyebabnya apa? Ternyata ada pada suasana yang dibangun lulusan sebuah pesantren di Jawa Timur ini. Suasana itu timbul dari aturan-aturan yang diterapkan pemilik beberapa toko oleh-oleh di Jogja ini.

Romo Gatu memiliki aturan-aturan yang harus ditandatangani seorang calon anak kos sebelum bisa diterima menjadi penghuni kos. Dia punya dua orang penjaga kos yang bertugas menegakkan aturan-aturan itu. Para pelanggar aturan pastinya harus rela angkat kaki dari tempat kos itu. Diantara aturannya adalah semua penghuni kos pria ini harus sholat berjamaah di mushola samping rumah. 

Sehabis maghrib mereka harus mengaji Al Quran sampai saat sholat Isya. Kemudian pembersihan rumah digilir untuk semua penghuni kos, persis seperti tugas piket anak SD jaman dulu. Mencuci baju juga tidak diperkenankan mempergunakan pembantu, kecuali untuk urusan setrika baju, Romo Gatu menyediakan pembantu untuk melakukannya.

Urusan memasak sudah ada koki yang menyediakan makan malam sederhana, tapi urusan cuci piring harus dilakukan oleh penghuni kos secara bergilir. Biasanya diantara anak-anak itu secara bergiliran menyumbang lauk-pauk untuk melengkapi lauk pauk sederhana yang disediakan Romo Gatu. 

Romo Gatu hampir selalu bergabung makan malam dengan anak-anak kos dan mendiskusikan hal-hal menarik, terutama tentang hal-hal yang menyangkut masa depan anak-anak muda itu. Serunya kos di rumah Romo Gatu terletak pada makan malam ini. Anak-anak kos jadi saling kenal dan mengerti latar belakang keluarga masing-masing serta menjadi lebih akrab.  Setelah akrab mereka jadi tidak sungkan saling bantu dan merasa seperti memiliki keluarga sendiri di perantauan.

Romo Gatu mewajibkan penghuni kos menyapu halaman belakang setiap hari secara bergilir. Dia juga membagi tugas dalam hal menyiram tanaman sayur-sayuran, memberi makan ikan dan memelihara puluhan ekor ayam di kandang.  Toh hasil kebun sayur, peternakan ayam dan ikan itu untuk mereka, karena akan dimasak untuk menjadi menu makan malam bagi penghuni kos. 

Kalau ada genting bocor, cat yang harus diganti, perbaikan pintu dan semua terkait perbaikan kecil-kecil di rumah juga harus dilakukan penghuni kos. Termasuk memperbaiki pipa kamar mandi yang bocor, lampu mati dan peralatan masak yang rusak.

Tentu saja untuk mengerjakan pertukangan itu mereka akan dipandu langsung oleh dua petugas kos yang memang  sudah mahir mengerjakan semua pekerjaan rumah itu.  Fungsi petugas ini adalah melatih anak-anak muda itu agar mahir melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang terkait pertukangan dan perbengkelan. Petugas kos ini juga dengan sukarela mengajarkan cara memperbaiki motor, mobil hingga memperbaiki kursi yang rusak.

Pada intinya Romo Gatu mengkonsidikan para penghuni kosnya seperti tinggal di rumah sendiri, memenuhi kewajiban layaknya warga kampung biasa dan mampu mengurusi semua kebutuhan rumah tangga dengan mandiri. Dampaknya memang anak-anak kos menjadi mahir mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti layaknya orang-orang trampil. Bila ada kulkas rusak, kompor rusak, meja yang patah kakinya, mereka dapat memperbaiki secara mandiri. Mereka juga terbiasa bekerjasama dan saling membantu dengan penghuni kos lain dan dengan para tetangga.

Jika ada acara kerja bakti di kampung pun Romo Gatu akan mengerahkan semua anak-anak kosnya untuk terjun langsung. Makanya Pak Kepala Kampung sangat senang sekali denga anak-anak kos Romo Gatu karena aktif dalam kegiatan kampung.  Apalagi mereka juga aktif dalam kegiatan pemuda kampung, dari mulai olah raga, pelatihan ketrampilan, mendaki gunung, sampai kegiatan sosial seperti sunatan masal dan lomba karnaval takbiran antar kampung.


Tinggal di rumah kos Romo Gatu seperti tinggal di rumah sendiri. Seperti tinggal di sebuah kampung yang rukun, lengkap dengan orang tua, keluarga, tetangga dan semua kegiatannya.  Hal itulah yang menarik buat anak-anak muda untuk bergabung ke rumah kos Romo Gatu (Undil -2012).

tags: romo, romo gatu, cerpen, cerita pendek, rumah kos, manajemen tempat kos, cerita pendek manajamen 

sumber gambar: faha-ashtabula.org       

0 komentar:

Post a Comment