Untuk kesekian kalinya Randy Abdurrahman mendatangi Wagenugraha untuk mendapatkan ide pengembangan sekolah di desanya yang berada di pelosok Subang. Madrasah Ibtidaiyah & Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SD & SMP yang merupakan almamater Randy itu butuh terobosan-terobosan baru agar mampu bertahan hidup dan menarik siswa baru dari orang-orang kampung yang kebanyakan dari kalangan tidak mampu agar bersedia mengirimkan anaknya bersekolah. Tujuan lainnya adalah Randy ingin madrasahnya tidak jauh ketinggalan dari sekolah-sekolah yang ada di kota.
Ekstrakrikuler yang ada di madrasah relatif sudah lengkap, mulai dari komputer, menjahit, cooking class, elektronika, hingga pelajaran kumon yang diberikan secara gratis oleh beberapa sukarelawan dari Kota Subang. Namun semua itu belum memuaskan bagi Randy, karena dia merasa belum ada suatu pelajaran atau acara yang akan mengarahkan anak-anak kampung itu menuju masa depan yang sesuai dengan jiwa mereka. Randy ingin anak-anak itu mendapatkan gambaran tentang pilihan-pilihan masa depan sekaligus mendapat suntikan semangat yang akan membuat mereka tabah menghadapi semua masalah dalam usaha mewujudkan cita-cita mereka.
Sudah seminggu Wagenugraha siang malam memikirkan cara untuk membantu Randy mewujudkan cita-citanya. Dan "Tinggggggg......" tiba-tiba pada hari kedelapan Wagenugraha mendapatkan suatu ide yang diyakininya akan mampu membantu anak-anak kampung untuk menentukan pilihan masa depannya. Sebuah acara yang akan memperkenalkan murid-murid madrasah dengan beranekaragam profesi yang dapat mereka geluti kala mereka dewasa nanti.
Professionals Day adalah usulan Wagenugraha kepada Randy. Yah, Wagenugraha mengusulkan kepada Randy untuk membuat Professionals Day secara berkala di sekolahnya. Pada hari itu sekolah mengundang para profesional dari berbagai profesi untuk berdiskusi dengan anak-anak itu tentang profesinya. Mulai dari dimana sekolahnya, keahlian yang diperlukan hingga pekerjaan yang akan dijalani oleh profesi itu. tentu saja lengkap dengan tantangan selama mewujudkan cita-cita dan keuntungan-keuntungan yang didapat dari profesi itu. Tentu hal itu akan membuka wawasan anak-anak kampung terpencil terhadap bermacam-macam profesi yang ada di dunia ini.
Wagenugraha menyadari bahwa para murid sekolah di daerah terpencil jarang bergaul dengan profesi-profesi lain selain guru, dokter atau aparat pemerintah. Kehadiran para profesional untuk bercerita tentang profesi mereka tentu saja akan membuat mereka sangat gembira dan mendapatkan banyak wawasan tentang profesi-profesi yang dapat mereka pilih.
Tenaga profesional yang akan mengisi acara Professionals Day tidak terlalu sulit di dapat. Dari teman-teman sekantor saja ada telah ada berbagai macam profesi, mulai dari Dokter, Dokter Hewan, Teknisi Listrik, Tukang Gambar Bangunan, Arsitek, Ahli Kontroler mesin, Insinyur Sipil, Mandor Bangunan, Teknisi Mesin, Teknisi AC & Pendingin, Ahli Farmasi, Microbiologyst, Ahli Pergudangan, Logistik, Analis Kesehatan hingga Akuntan dan Ahli Hukum. Belum lagi dari teman-teman kuliah Wagenugraha yang menekuni wirausaha yang nampaknya dengan senang hati akan berbagi pengalaman dengan anak-anak desa. Bahkan mereka pasti senang mendapat kesempatan membantu anak-anak yang membutuhkan bimbingan sebagai bentuk dari mencari keseimbangan hidup.
Gimana dengan reaksi Randy?
Tentu saja Randy sangat senang dengan usul Wagenugraha yang briliant itu. Makanya selama ini dia mengejar-ngejar usulan dari Wagenugraha karena dia yakin bahwa si penggemar buku-buku bisnis itu memiliki wawasan yang luas untuk memberi masukan-masukan baru bagi kemajuan anak-anak kampung agar dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik (Undil - 2013)
0 komentar:
Post a Comment