Keresahan
mulai muncul di RW Paino, tatkala tetangga baru di ujung jalan masuk ke RW, membuka arena permainan games merangkap
warnet. Banyak anak-anak yang tadinya masih bisa disuruh mengaji, dan belajar
sehabis maghrib, menjadi membandel. Mereka memilih berkumpul di arena permainan
itu, dari mulai pulang sekolah hingga larut malam. Pokoknya hari-hari mereka dihabiskan
nongkrong di sana.
Awalnya
Ketua RW Paino mengabaikan protes dari warga. Dia menganggap bahwa si tetangga baru
bebas-bebas saja membuka usaha sepanjang tidak merugikan warga lain. Urusan
anak warga jadi demen nongkrong di sana, itu urusan orang tuanya. Seharusnya
mereka bisa mendidik anak mereka dengan baik, sehingga tidak tergoda untuk main
games sepanjang hari. Bukan saatnya lagi
main larang melarang. Sekarang jamannya demokrasi, jaman bebas. Setiap orang
bertanggung jawab menjaga diri sendiri
dan keluarganya. Bukan lagi mengandalkan aturan larangan ini dan itu.
Namun
pandangan Paino berubah 180 derajad setelah dia mendapat laporan prestasi sekolah
anak-anak kampung merosot. Ditambah lagi
tidak ada lagi kegiatan olah raga yang aktif. Jika dulu kampung ini dikenal
sebagai jagonya basket dan volley, kini klubnya pun telah bubar. Belakangan ini
malahan anak-anak muda mulai susah diminta menjadi panitia kegiatan RW.
Puncak kekesalan
Paino bermula dari rencana para warga masyarakat untuk menggelar serangkaian
lomba menyambut peringatan kemerdekaan. Kali ini warga ingin bukan sekedar
lomba balap karung atau menangkap belut. Namun juga lomba-lomba yang lebih
serius seperti lomba memasak belut, lomba merangkai bunga, lomba pidato bahasa
Inggris hingga lomba spelling bee untuk anak-anak SD. Sial bagi Paino, hanya beberapa gelintir anak
muda saja yang mau ikut serta menjadi panitia. Terpaksalah dengan penuh rasa
malu, Paino mengajak orang-orang tua ikutan jadi panitia. Bulatlah tekad Paino
untuk mengusik keberadaan arena permainan games.
Mulailah Paino
megumpulkan amunisi untuk membreidel tempat permainan. Diam-diam Paino
menggelar investigasi mendalam tentang
dampak keberadaan arena games. Paino mendapatkan fakta bahwa jumlah anak yang
mengaji iqro di Masjid berkurang
drastis, kurang dari setengah dari sebelum ada tempat penyewaan games. Tempat
pengolahan sampah terbengkalai ditinggal anak-anak muda pengelolanya. Sampah
organik yang tadinya diolah menjadi kompos, sampah plastik menjadi aneka
kerajinan dan sampah kertas menjadi
kertas daur ulang yang artistik juga telah terhenti.
Paino tambah gemes tatkala mengetahui bahwa diam-diam
Si Pemilik permainan games juga menyediakan minuman beralkohol yang ternyata
banyak diminati anak-anak muda di RW-nya. Remaja yang sebelumnya tidak terpikir
mencoba minuman keras jadi seorang pemuda yang terbiasa mengkonsumsi minuman
beralkohol. Memang belum ada Ibu-ibu yang
mengeluh anaknya pulang ke rumah dalam kondisi mabuk, tapi Paino yakin tak lama
lagi hal itu akan terjadi.
Destya Paino
Saman segera menggelar rapat RW yang melibatkan semua warga. Tanpa banyak memberi
kesempatan orang untuk berbasa-basi, Paino meluncurkan pernyataan sikap warga untuk
menutup tempat penyewaan games tersebut. Secara aklamasi pernyataan sikap itu disetujui
warga. Paino segera mengedarkan pernyataan sikap itu untuk ditandatangani
warga, dan esoknya dia mendatangi tempat penyewaan games.
Pemilik
penyewaan games kaget setengah mati dengan surat pernyataan yang disodorkan
Paino. Dia menyadari bahwa usahanya yang tidak berijin ini bagaimanapun juga
akan kalah melawan warga. Apalagi dia menjual minuman beralkohol kepada anak kecil. Maka dia berusaha
mengungkit-ungkit pernyataan Paino yang membela tempat penyewaan games tatkala diprotes para warga enam bulan yang
lalu.
"Bukankah
Bapak dulu mendukung kebebasan untuk melakukan apa saja sepanjang tidak
mengganggu orang lain. Bukan tugas Bapak menjaga moral anak-anak muda di
kampung ini. Itu tugas orang tua masing-masing" cetus di pemilik penyewaan dengan nada tinggi
"Tidak
ada yang abadi di dunia ini. Sikap saya dipengaruhi dampak yang ditimbulkan
bisnis anda" kata Paino berdiplomasi
Anda harus
menutup tempat penyewaan games ini hari ini juga. Kesalahan anda hanya satu. Anda
telah merampas kebahagiaan warga RW ini" lanjut Paino
"Wah
apa urusan saya dengan kebahagiaan warga sini. Saya tidak ada urusan dengan kebahagiaan
para tetangga. Saya orang bisnis. Urusan saya adalah mencari uang. Saya lihat
anak-anak malah senang berada di sini, nampaknya mereka bahagia sekali. Mungkin
para orang tualah yang ketinggalan jaman, sehingga galau melihat anaknya punya hobby
baru" kata orang itu berapi-api.
"Galau gundulmu!
Bahagia bukan berarti bersenang-senang terus! Bisnis anda membuat anak-anak tidak lagi suka
mengaji dan belajar. Anda membuat mereka
menjadi pemalas. Mereka yang tadinya bahagia dan aktif dalam kegiatan kampung, berubah
jadi orang yang suka mengeluh dan kurang bersemangat. Diminta bantu ini dan itu
banyak alasan. Diminta aktif berolahraga bilangnya ngantuk habis main games. Anak-anak
muda meninggalkan kegiatan yang membawa kebahagiaan akibat kecanduan nongkrong di arena games anda. Anda membuat
kampung ini jadi sarang remaja yang menderita dan tampil loyo, nggak enak dilihat. Saya tidak mau kampung penuh
keceriaan ini, berubah menjadi kampung galau dan kurang bahagia"
"Wah
wah Anda berlebihan Pak RW, saya kan sekedar buka usaha saja. Bahagia itu yah
tergantung pribadi masing-masing"
"Okey
Pak. Anda boleh ngeyel. Ibarat menanam padi, saya harus menjaga RW ini dari serangan
hama penyakit. Tidak ada kompromi seperti pembatasan jam buka rental atau
pembatasan umur pemain. Anda saya anggap
tidak punya itikad baik karena sengaja menjual miras pada remaja di sini. Mulai
hari ini tutup bisnis anda dan jangan coba-coba buka lagi di sekitar wilayah
ini. Kami tidak ingin kebahagiaan yang
selama ini menyelimuti kampung menjadi sirna"
Pemilik
arena games dengan wajah lesu, kepala tertunduk, melangkah masuk ke rumahnya.
Ini bukanlah pertamakali bisnisnya dipaksa tutup oleh para tetangga. Dirinya
sudah berkali-kali pindah rumah karena bisnisnya dibreidel pengurus kampung
setempat. Hanya saja alasan penutupan kali ini sungguh mengguncang hatinya. Pak
Ketua RW Paino mengecap dirinya sebagai perusak kebahagiaan tetangga. Sungguh
tuduhan yang membuatnya merasa tidak berharga (Undil-2013)
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny