Google dan Kita (3)

Suatu ketika Pakacil Irpan –- yang bertugas menangani alat produksi air minum di sebuah kota kecil di tepi pantai nan elok -- heran bukan kepalang mendapati conductivity air yang diproduksi mesin RO (Reverse Osmosis) meningkat pesat. Peningkatan justru terjadi setelah dilakukan pencucian dengan bahan kimia terhadap cartridge filter RO. Conductivity adalah parameter yang sangat powerful untuk mengukur kadar pengotor pada air.

Setelah di cek ulang semua prosedur pencucian sesuai dengan prosedur mesin. Kadar bahan kimia dan pH larutan pencuci juga telah sesuai persyaratan filter. Berarti tidak terjadi kerusakan filter karena salah prosedur pencucian. Tapi mengapa conductivity RO malahan jadi naik? Pertanda efektifitas filter RO dalam menyaring kotoran mengalami penurunan.

Setelah filter dicuci – laju aliran menjadi lebih lancar dan tekanan filter berkurang – pertanda filter telah bersih dari kotoran. Tapi conductivity yang naik itu walaupun masih dalam batas persyaratan tetap merupakan teka-teki. Pakacil irpan pusing tujuh keliling mencari-cari biang keroknya.

Dilakukannya bermacam cara untuk membuat conductivity mesin RO kembali seperti sediakala. Empat minggu kerja keras siang malam tanpa libur sabtu minggu sembari tanya kesana kemari lalu dipraktekkan -- untuk mencari-cari pemecahan masalah tidak kunjung memberikan hasil. Sampai akhirnya semuanya dapat diselesaikan justru pada saat Pakacil Irpan duduk manis di depan Google.

Hanya dengan mengetikkan beberapa kata yang berkaitan dengan reverse osmosis, Pakacil Irpan menemukan jawabannya di Google. Search engine itu segera menyajikan ribuan informasi yang dibutuhkan Pakacil Irpan untuk memecahkan kasus pelik yang dihadapinya.

Ternyata-O-ternyata penyebab kenaikan conductivity RO adalah mikroba. Rupanya mikroba telah lama ngendon di filter, berkembang biak dan membentuk biofilm yang melapisi filter. Kemudian mereka beramai-ramai mulai memakan filter dan membuat lubang-lubang di dalam filter. Akibat adanya lubang-lubang tersebut, air konsentrat yang seharusnya dibuang, berpeluang lolos ke jalur permeat. Jika hal itu terjadi akan menyebabkan conductivity RO meningkat.

Sebelum dicuci, lubang-lubang pada cartridge tertutup oleh scaling (pengerakan) mineral seperti kalsium dan magnesium yang melapisi filter. Pencucian kimiawi menyebabkan kerak dan biofilm lepas, dan lubang-lubang menjadi terbuka sehingga air konsentrat dapat lolos ke jalur permeat yang membuat conductivity permeat meningkat.

Pemecahannya adalah dengan mengganti cartridge filter RO. Pencegahannya adalah dengan mengendalikan jumlah mikroba pada feedwater RO, menginstal program flushing otomatis untuk mencegah menempelnya mikroba ke permukaan filter dan melakukan pencucian berkala demi menangkal terjadinya pengerakan.

So, berminggu-minggu Pakacil Irpan gagal saat nyari sendiri solusi atas masalahnya -- ternyata dapat ditemukan dalam sekejap oleh Google. Andai dia datang ke library dan searching buku-buku mungkin juga akan memakan waktu lama. Lagipula nyari perpustakaan yang koleksi jurnalnya lengkap juga tidak gampang. Google telah membantu Pakacil Irpan menghemat waktu dalam menemukan jawaban atas masalah conductivity RO. Milyaran informasi yang ada di dunia maya dalam sekejap dapat diseleksi sesuai kebutuhan seorang Irpan (UNDIL).



Catatan:
Yang dimaksud Google disini adalah mesin pencari (search enginee) yang ada di Internet seperti Yahoo, MSN dan Google. Karena Google adalah yang paling populer, paling sederhana, paling praktis dan menurut saya paling baik, maka saya memakainya sebagai kata ganti untuk mesin pencari.

0 komentar:

Post a Comment