Benarkah Kita Butuh Sesuatu yang Spesial ?


klik gambar untuk melihat dalam ukuran lebih besar

Benarkah untuk dapat bermain tali dengan baik kita harus berkonsultasi dengan seorang profesional agar dibuatkan desain tali yang sesuai dengan karakteristik tubuh kita?. Benarkah main lompat tali serumit itu?. Bila pertanyaan itu ditanyakan seorang anak TK kepada kita, tentu kita akan menjawab tidak! Bahkan mungkin diiringi dengan tertawa geli melihat keluguan pertanyaan mereka.

Episode “Jump Rope” komik strip peanuts ini adalah salah satu episode terbaik yang pernah saya baca. Isinya kena banget dengan fenomena yang bisa kita temui sehari-hari. Terkadang seseorang menganggap dirinya atau sesuatu yang dikerjakannya begitu uniknya, sehingga tidak dapat ditangani dengan metode yang dipergunakan orang lain. Segala sesuatu dianggap harus dikustomisasi agar sesuai dengan kebutuhan spesifik si subyek, yang kemudian akan berujung menjadi rumitnya suatu urusan yang sebenarnya bersifat sederhana.

Di dunia kerja seseorang dapat dengan mudah mengatakan bahwa departemennya unik, beda dengan departemen lain, sehingga tidak dapat mempergunakan suatu software aplikasi yang sukses dipergunakan oleh departemen lain. Padahal sebenarnya departemen tersebut sama saja dengan departemen lain, dan juga merupakan departemen yang banyak terdapat di perusahaan lain.

Bisa saja seseorang atau sekelompok orang menolak untuk mengikuti aturan perusahaan, karena menganggap dirinya unik, dan punya tugas khusus. Sehingga sudah sewajarnya bila dia berada di luar aturan itu. Tentu saja sikap-sikap seperti itu akan menjadi halangan bagi keteraturan perusahaan.

Pada level antar perusahaan-pun perasaan unik itu dapat terjadi. Bisa saja satu perusahaan menganggap dirinya berbeda dengan perusahaan lain, sehingga menolak mentah-mentah tawaran untuk mengikuti suatu metode baru yang terbukti berhasil membuat kemajuan di banyak perusahaan lain.

Kasus-kasus menganggap sesuatu harus dicustomize agar sesuatu tersebut dapat berjalan lancar adalah salah satu tantangan yang harus diatasi untuk membuat perusahaan menjadi sederhana dan lincah. Caranya dengan cara membuka mata lebar-lebar dan memperluas wawasan.

Sesuatu yang sederhana tidak perlu dibuat komplek hanya karena kita menganggap diri kita, pekerjaan kita atau tugas yang kita hadapi adalah sesuatu yang lain daripada yang lain. Sebelum memutuskan bahwa kita membutuhkan “sesuatu yang khusus”, terlebih dahulu harus dipertimbangkan masak-masak. Benarkah sesuatu yang kita tangani beda dengan orang lain?.


Sesuatu yang sederhana bisa menjadi rumit bila kita menganggapnya rumit. Seperti halnya lompat tali yang sederhana bisa menjadi rumit karena kerumitan cara berpikir. Jika dilihat sekilas sepertinya proses perumitan tersebut sangat wajar dan masuk akal. Misalnya dalam kasus lompat tali, terasa wajar saja bila panjang tali harus disesuaikan dengan tinggi badan maupun panjang tangan si anak. Kemudian terasa tidak berlebihan bila ukuran pegangan tali harus disesuaikan dengan ukuran jari-jari tangan si anak.

Sepintas terlihat wajar, namun sebenarnya berlebihan karena terdapat titik tengah ukuran yang sesuai untuk semua anak. Ada ukuran yang bersifat universal, tidak perlu membuat satu ukuran tali untuk setiap anak. Pendeknya perbedaan-perbedaan kecil dapat diabaikan, agar sesuatu dapat segera dilakukan tanpa diperumit dengan segala macam kustomisasi (undil, 23 Juni 2010).

0 komentar:

Post a Comment