Puisi untuk Sahabat: Never Ending Friend














Di setiap hembusan nafasmu
bukan saja kurasakan
perhatian yang lembut,
namun juga pengorbanan,
kerelaan untuk mendengarkan.

Mendengarkan seakan aku bayi
yang baru belajar bicara
Mendengarkan seolah tak rela
satu huruf pun terlewatkan
Mendengarkan tanpa menghakimi,
sehingga aku berani
menjadi diri sendiri

Di kehangatan kata-kata riangmu,
tercium wangi serumpun melati
yang mekar di jiwamu.
Kata-kata yang membesarkan hati,
memperkokoh percaya diri,
dan membuat rasa takut pergi.
Kata-kata jelmaan seruling gembala
yang menggiring kerbau-kerbau rinduku
berduyun-duyun menuju kandangmu

Di balik keceriaan-mu terbayang
Samudera jiwa besar yang teduh
tempatku menentramkan diri
Samudera bening tempatku bercermin yang
tak pernah bosan mendorongku memperbaiki diri
Samudera yang setia menemaniku berlayar
di jalan lurus yang diridhai Ilahi (Undil)

gambar diambil dari logo www.google.co.id  9 Mei 2011 bertema hargreaves

1 comment:

  1. Salam kenal untuk mas Undil,

    Saya tertarik membaca artikel2 di blog ini terutama yang terkait dengan bahasa Jawa/sastera Jawa. Saya ingin berkenalan lebih jauh dengan mas Undil yang saya pikir sebagai generasi muda "sutresna basa Jawi"
    Sayang dalam "about me" saya belum bisa melihat beliau itu apakah dari komunitas Jawa. Yang pasti Saya tahu beliau sekitar 5 th tinggal di Yogyakarta selama kuliahnya di UGM.

    Saya tertarik membaca tulisannya cerkak dan geguritan bahasa Jawa. Ada nuansa lain di situ.

    Saya ingin berkenalan lebih jauh, Hanya saya kurang jelas apakah blog ini masih aktif??

    Apabila mas Undil membaca pesan saya ini, saya undang untuk berkunjung blog saya semesem.com blog yang saya bangun karena keprihatinan atas minat generasi muda komunitas Jawa yang semakin menurun akan sastera/budaya Jawa. Saya tunggu kehadiran mas Undil

    Salam kenal Eyangkung penunggu blog semesem.com

    ReplyDelete