Cerita pendek ringan bernuansa psikologi dan manajemen untuk teman minum teh
Akira Kurosawa: Kagemusha
Dalam sebuah pertempuran melawan marga musuh, Takeda Singen tertembak. Si penguasa propinsi Kai terpaksa digotong keluar dari medan pertempuran. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, salah satu calon kuat shogun yang akan berkuasa di seluruh negeri tersebut memerintahkan agar kematiannya dirahasiakan, agar propinsi Kai tidak menjadi target serangan musuh. Diam-diam ditunjuklah seseorang yang kebetulan mirip Singen untuk menjadi Singen gadungan. Selama 3 tahun kematian Singen akan dirahasiakan, dengan bantuan si duplikat yang akan berperan sebagai penguasa yang disegani propinsi-propinsi lain. Kisah tersebut terdapat dalam film Kagemusha karya Akira Kurosawa yang berlatar belakang nasib tragis marga Takeda sepeninggal pemimpinnya, Takeda Singen.
^_^
Hattori tersenyum getir mendengar cerita Shinichi Kudo tentang Kagemusha yang diam-diam juga dialami dirinya dalam bentuk yang lain. Selama ini jatah cuti panjang dari perusahaan tak pernah bisa diambilnya--- bukan karena kurang orang--- namun karena ketergantungan departemen yang dipimpinnya terhadap keberadaan Hattori. Banyak pekerjaan yang dilakukannya secara personal tanpa pernah diajarkan pada para asistennya. Sangat sulit mempercayakan sejumlah pekerjaan penting pada mereka, karena dia tak rela melihat kualitas pekerjaan menurun. Disamping itu melibatkan para asisten pada pekerjaan penting juga akan membuat pekerjaan menjadi lebih lambat. Jauh lebih lambat dibanding bila dikerjakan sendiri, karena Hattori harus sering berhenti untuk mengajari. Ditambah lagi harus berdiskusi dengan mereka, karena para asistennya bukanlah tipe pekerja yang mau didikte begitu saja tanpa penjelasan yang rasional.
Lima ratus tahun setelah kematian Singen dunia telah berubah. Nasib sebuah propinsi, apalagi sebuah perusahaan tidak lagi bergantung pada satu orang. Dalam perusahaan modern yang egaliter, nasib perusahaan ditentukan oleh keberhasilan membangun sistem. Kepergian seorang manajer tidak banyak mengganggu kinerja perusahaan. Ada prosedur baku, ada pelatihan, ada pengawasan dan ada evaluasi yang memastikan semua pekerjaan dikerjakan sistematis dan terukur sehingga dengan mudah bisa diulang lagi oleh orang lain. Namun di departemen Hattori, semua perangkat tersebut hanya diterapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang mudah. Sementara pekerjaan yang kritis masih tetap dikerjakan sendirian oleh Hattori. Kerja personal yang “sangat mengandalkan pengalaman Hattori”, sehingga tak akan mudah ditiru oleh para asistennya.
^_^
Angin dingin berhembus kencang menembus jendela Cafe Gato Rojo. Setelah merapatkan jaketnya, Hattori kembali meneguk Capuccino spesial – menu andalan Cafe –-- yang sedikit membantu menghangatkan tubuhnya. Sambil terus mendengarkan kelanjutan cerita Shinichi tentang keruntuhan marga Takeda, diam-diam Hattori dengan sedih :( mengakui bahwa dirinya lebih cocok menjadi manajer di sebuah perusahaan yang beroperasi 500 tahun silam. NL
Kalimantan 5 Bandung 2005
Label:
cerita pendek,
Leadership,
Resensi Film
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Blog Digest
ReplyDeleteIn mid-October, TechWeb asked its readers a question: What independent tech blogs do you think are best? After counting and re-counting the thousands of votes that were cast, here's the countdown... 10: ...
Hey there,
Check us out. Great website software and ebooks for sale. All with private label rights...you will own them to sell as you wish and earn a staggering income.
Don't miss out...visit us today at:
http://HeavenlyBiz.com
See you there,
Edna M.