“Seneng ya jadi orang pintar” kata teman Maruko pada
suatu ketika di sebuah resepsi pernikahan sepupunya di
Jakarta. Teman main Maruko sewaktu masih sekolah dasar
tersebut menguraikan tentang mudahnya kehidupan yang
dijalani Maruko. Semua seperti disorongkan ke tangan, dan
masa depan yang seolah datang menghampiri dirinya tanpa
harus dikejar-kejar.
Sebenarnya apa yang disebut pintar oleh teman tersebut
hanyalah soal sekolah yang dijalani Maruko. Sekolah
Negeri yang dimasuki Maruko sejak SMP, SMA hingga
kuliah dianggapnya sebagai cermin kecerdasan. Tentu saja
anggapan tidak sepenuhnya benar dan bersifat sangat
relatif. Meskipun seseorang bersekolah di sekolah yang baik
--- negeri maupun swasta bisa saja dia dianggap kurang pintar
oleh teman-teman sekelas karena menjadi penghuni tetap
papan bawah di kelasnya. Walaupun begitu Maruko harus
mengakui bahwa di mata teman mainnya tersebut
bersekolah di sekolah yang biayanya relatif terjangkau dan
lingkungan pendidikan yang terbaik dibanding sekolah-
sekolah lain adalah sebuah anugrah yang tidak didapatkan
oleh mereka.
“Anugrah yang terlupakan” bisik Maruko dalam hati.
Segera tergambar dalam benak Maruko apabila dirinya
tidak sekolah di SMP yang baik mungkin dia tidak akan
mampu masuk SMA yang baik. Begitu seterusnya hingga
pekerjaan yang dijalaninya saat ini. Maruko layak
meragukan keberhasilan dirinya mendapatkan pekerjaan
sekarang bila tidak dibantu oleh reputasi universitas tempat
dirinya kuliah. Pada waktu wawancara manager-nya
hanya bisa menilai kemampuan calon karyawan dari
transkip nilai. Reputasi universitas berperan besar dalam
meyakinkan si manager akan kemampuan akademik
seorang calon karyawan. Waktu pertemuan yang singkat
membuat dia cenderung melihat asal usul calon
karyawan dan mempercayakan penilaian kompetensi pada
transkip nilai yang dikeluarkan oleh universitas.
^_^
Shinichi tersenyum mendengar cerita Maruko tentang
temannya yang dengan mudah dapat menemukan rangkaian
anugrah yang diturunkan Tuhan kepada Maruko. Sebuah
keberuntungan yang kita miliki yang patut untuk disyukuri
--- terkadang kita lupakan --- karena segala sesuatu yang
kita inginkan namun tidak berhasil kita dapatkan. Itu hanyalah
satu contoh kecil dan masih ada beribu-ribu anugrah lain yang
patut disyukuri namun tidak pernah disadari.
“Panca indera yang sempurna, tangan kaki yang sehat,
tubuh jarang sakit, keberanian menerima perubahan,
kemampuan mempelajari hal-hal yang baru, pekerjaan yang
baik, makanan yang cukup, tinggal di daerah yang aman,
wajah yang menawan......” Kalimat Shinichi tentang
keberuntungan Maruko bila diteruskan baru akan berakhir
berjam-jam kemudian.
jl makmur -- bandung
0 komentar:
Post a Comment