Sebulan setelah pernikahannya, keponakan Romo Wage (Romo= dalam bahasa jawa adalah panggilan untuk bapak), yaitu si Redmint baru menyadari bahwa Redmont memiliki kebiasaan meludah yang parah. Redmont meludah dimana saja dan kapan saja. Dia tidak mengenal waktu dan tempat yang tepat untuk meludah. Disitu ada tanah, disitulah dia meludah.
Misalnya pada saat berbelanja bersama Redmint, Redmont udah mulai meludah saat turun dari sepeda motor. Metodenya begini: Redmont akan menolehkan sedikit kepalanya lalu dengan cueknya menjatuhkan ludahnya dengan mengandalkan gravitasi bumi. Demikian juga saat mulai masuk ke pintu gerbang swalayan, Redmont akan sedikit membungkukkan badannya, lalu barangnya akan jatuh ke tanah.
Saat keluar dari swalayan Redmont akan tersenyum pada satpam, lalu menoleh sedikit ke arah berlawanan dan meludah. Saat membawa belanjaan yang berat seperti beras, sedikit-sedikit Redmont meludah seolah-olah dengan meludah, tenaganya menjadi lebih kuat.
Saat dihitung-hitung oleh Redmint, ketika mengantar dirinya ke swalayan, Redmont akan meludah sedikitnya tujuh kali. Saat mengantar dirinya ke kantor, Redmont rata-rata meludah sebanyak enam kali, yaitu satu kali saat akan naik motor, dua kali saat berhenti di lampu merah, dua kali saat melewati belokan tajam dan satu kali saat dirinya turun dari sepeda motor. Uh benar-benar seorang peludah sejati!
Kebiasaan meludah itu bukannya tidak pernah mengundang masalah. Seperti dua hari yang lalu Redmont diomelin seorang ibu-ibu gara-gara dirinya meludah tepat di atas tas belanjaan si ibu. Ceritanya waktu itu Redmont sedang duduk di atas motor, menunggu Redmint yang sedang menitipkan brownish kukus untuk dijual di sebuah toko roti.
Sambil menunggu Redmint, sebentar-sebentar Redmont menoleh ke kanan dan meludah. Nah waktu itu, bertepatan dengan Redmont menoleh dan meludah, ada seorang ibu-ibu yang sedang berjalan di samping motor Redmont. Karena si ibu berjalan dari arah belakang Redmont maka si Redmont tak melihat kehadirannya. Terlambat saat Redmont menyadari. Dia tak mungkin lagi menyedot ludahnya yang sudah terlanjur terbang. Tak ayal lagi, ludah Redmont hinggap tepat di atas tas belanjaan si Ibu.
Bukan main marahnya ibu-ibu tersebut karena tas belanjaannya dikotori ludah Redmont. Apalagi isi belanjaannya adalah aneka roti yang baru saja dibelinya. Si Redmont diomelin habis-habisan. Untunglah ibu itu tidak membawa payung. Jika membawa payung, bisa-bisa kepala Redmont benjol di gebuk payung hehehe!
Kejadian lain adalah saat Redmoint meludah di lampu merah. Ludahnya mengenai tangan bapak-bapak yang meluncur dengan motornya dari belakang dan berhenti di samping Redmont. Tentu saja bapak-bapak yang memakai batik dan sepatu mengkilap itu marah-marah. Mungkin ludah Redmont membuat acara resepsinya menjadi tidak indah lagi. Gimana siy rasanya menghadiri resepsi dengan ludah orang asing masih melekat di lengan kemeja? Hehehe!
Tak terhitung kejadian Redmont dimarahin satpam akibat aksi meludah di depan pintu masuk sebuah gedung – karena ludahnya merusak pemandangan. Juga pemilik warung nasi yang mengomel karena hiasan ludah Redmont di depan pintu masuk warungnya sungguh telah mengganggu keindahan. Juga untuk ludah di track jogging yang tak sengaja diinjak pejogging bertelanjang kaki yang berlari di belakang Redmont. Pokoknya berbagai macam omelan pernah didengarnya dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap kebiasaannya.
^_^
Nah kali ini Redmint ingin merubah kebiasaan itu. Maka dia menghadap pamannya, Romo Wage. Setelah berbicara panjang lebar dengan Romo Wage yang memiliki pengalaman segudang di belantara pergaulan manusia ini -- Redmint tahu apa yang harus dilakukannya.
Setiap hari Redmint berusaha membujuk Redmont untuk mengurangi kebiasaan meludah. Setelah tekun sebulan melakukan negosiasi dengan senjata ini dan itu akhirnya Redmint berhasil membuat kesepakatan adanya sanksi. Untuk tiap kali Redmont meludah, Redmint berhak mendapat satu buah es krim cone. Begitulah kesepakatannya.
Tapi ternyata reduksi aksi perludahan Redmont hanya berumur pendek. Dalam dua minggu berikutnya frekuensinya telah balik seperti semula. Disamping karena harga es krim cone yang murah, juga karena Redmint tidak kuat makan es krim cone terus menerus. Jadi banyak hukuman yang tidak jadi dieksekusi karena Redmint tak berminat makan es krim banyak-banyak.
Jadilah Redmint menghadap Romowage kembali untuk mendapatkan nasehat. Kemudian mereka berdua menemukan cara lain. Yaitu secangkir kopi panas. Redmont punya kebiasaan meminum secangkir kopi panas di pagi hari, sore sepulang kerja dan sesaat menjelang tidur. Maka berhasillah “dipaksakan” kesepakatan baru untuk mengurangi jatah satu cangkir kopi bila Redmont meludah. Cara ini ternyata cukup efektif mengurangi frekuensi meludah Redmont, terutama bila ada di depan Redmint.
Kemudian Redmint berhasil memperluas lagi sanksinya dengan tugas untuk menyetrika pakaian. Bila Redmont tertangkap basah meludah lebih dari tiga kali, maka untuk ludah yang keempat dia harus menyetrika sepasang baju. Ludah kesatu sampai ketiga telah dikompensasi dengan tidak minum kopi. Ludah kelima dan seterusnya berarti sepasang baju kedua, ketiga dan seterusnya. Tentu saja hukuman ini sangat menyenangkan bagi pembantu yang bertugas menyerika baju-baju Redmint dan Redmont.
Enam bulan setelah sanksi diberlakukan frekuensi meludah Redmont sudah jauh berkurang. Misalnya saat mengantar Redmint berbelanja, Redmont hanya meludah satu kali, yaitu saat menunggu Redmint memilih barang (karena Redmint tidak bisa melihatnya). Kadang-kadang dua kali, yaitu satu kali sebelum berangkat saat Redmint masih berada di dalam rumah. Namun secara umum Redmont sudah mulai bisa meninggalkan kebiasaan meludahnya. Tinggal sisa-sisanya saja yang Redmint optimis akan terus berkurang dalam beberapa bulan mendatang (Undil – 2009)
0 komentar:
Post a Comment