Wagenugraha dan harga diri Kakek Harlem

Kakek Harlem Somad tidak lagi menghabiskan waktunya dengan duduk-duduk di rumah sambil menonton TV. Dia sibuk melayani belasan hingga puluhan baju dan celana yang harus diperbaiki. Semangat hidupnya yang tadinya ala kadarnya kini kembali berpendar-pendar lagi. Sorot matanya penuh percaya diri. Dia bisa dengan berdiri tegak penuh harga diri berhadapan dengan istrinya. Pekerjaan baru telah membangunkan harga dirinya dan membuatnya merasa menjadi makhluk yang berguna.   HTTP://DUNIASHINICHI.BLOGSPOT.COM

Seperti dugaan Wagenugraha, banyak teman-temannya yang berminat untuk memakai jasa Kakek Harlem. Mereka yang selama ini membuang pakaian atau celana yang rusak karena malas harus pergi ke tukang jahit, kini memilih menggunakan jasa Kakek Harlem untuk memperbaikinya. Setiap hari ada saja pakaian yang dititipkan di satpam untuk diambil Nenek Somad. Setiap sore Nenek Somad kembali menyerahkan pakaian yang telah diperbaiki suaminya ke Pos Satpam.

Ketrampilan menjahit Kakek Harlem mengilhami Wagenugraha untuk memberi bisnis baru bagi Nenek Somad. Dia memperkenalkan Nenek Somad kepada teman-temannya sebagai keluarga penjahit yang siap melayani perbaikan pakaian-pakaian yang sobek, kancing yang lepas atau ritsleting yang rusak dengan cepat. Pagi ditaruh di satpam, sore sudah bisa diambil kembali dalam kondisi sudah selesai diperbaiki.

Wagenugraha tahu Kakek Harlem memiliki ketrampilan menjahit saat bagian bawah celananya yang sobek, tiba-tiba kembali normal setelah dicuci Nenek Somad. Saat ditanya ke Nenek Somad, dijawab bahwa Kakek Harlem yang telah menjahitnya. Dari situlah Wagenugraha tahu bahwa Kakek Harlem diam-diam punya ketrampilan jahit menjahit. Hasil kerjanya rapi dan dikerjakan dengan cepat. Rupanya keluarganya turun menurun adalah penjahit pakaian di Garut.

Sebulan yang lalu Kakek Harlem Somad -- suami dari Nenek Somad masih lebih sering berdiam diri di rumah dibanding bekerja. Sehari-hari pekerjaan dia adalah duduk-duduk di rumah sambil menunggu orderan dari orang untuk bekerja serabutan. Biasanya dia diminta membantu memotong rumput atau membersihkan kamar mandi. Namun karena orderan dari orang jarang datang, waktunya lebih banyak dihabiskan di rumah sambil menonton TV. Boleh dibilang dia hapal semua cerita sinetron TV saking seringnya menghabiskan waktu di depan kotak bergambar itu. Sorot matanya lemah dan kepercayaan dirinya terbang terbawa angin karena dia merasa tidak banyak berguna bagi orang lain (Undil-2013)

  

0 komentar:

Post a Comment