Puisi? Yah aku pasti memberi hadiah puisi pada Valentine. Tapi
kan bukan puisi doang. Ada sesuatunya. Itulah gunanya puisi. Untuk memperelok sesuatu yang dihadiahkan. Yah, kalo skripsi semacam kata pengantarnya-lah. Pikir-pikir aku pasti
tidak ingin memberinya hadiah Barbie karena dia udah punya. Tak mungkin juga Tab atau iPad, karena sejak lama tiap habis maghrib dia pakai untuk mengaji. Minggu lalu sudah terpikir untuk menghadiahkan seperangkat alat
berkebun. Dari mulai cetok, sekop kecil, alat penggali tanah, penyiram tanaman sampai
biji-biji bunga matahari. Tapi kemarin tukang kebun langganan datang dan menanam
bunga matahari di kebun belakang. Jadinya batal deh.
Jika kuberi sepeda
listrik, aku nggak yakin bermanfaat bagi dia yang nggak pernah bersepeda jauh
dari rumah. Bagaimana kalo binatang piaraan seperti ikan? Ah, tapi di rumah
sudah ada akuarium air laut lengkap dengan ubur-ubur dan kuda laut. Nggak
menarik kalo aku kasih yang lebih sederhana. Ngomong-ngomong tentang binatang, sudah dua bulan ini kebun belakang didatangi burung-burung besar dan
kecil. Entah darimana datangnya. Mungkin sejak ada danau buatan di pinggir kompleks,
burung-burung itu jadi gampang cari makan, terus pada nongkrong di pohon-pohon
besar di kebun belakang. Ada belasan, mungkin puluhan jenis burung warna-warni berkumpul tiap sore hari.
Gotcha! Aku
tahu! Aku akan memberi Valentine hadiah teropong binokuler beserta buku Bird of
Indonesia yang isinya gambar-gambar full colour beraneka jenis burung yang ada di Indonesia. Valentine bisa mengamati burung dari jauh dengan binokuler, lalu membandingkan
bentuknya dengan gambar-gambar pada buku. Dia akan tahu nama-nama burung. Yah, aku ingat Valentine selalu bertanya-tanya tentang nama burung-burung
di kebun belakang. Tapi tak seorang pun di rumah yang tahu. Inilah hadiah yang paling tepat untuk Valentine saat ini. Dan pastinya tak lupa aku sisipkan sebuah puisi buat Valentine:
Kado Puisi buat Valentine
Jangan panggil aku burung
Jangan panggil aku burung
karena aku punya nama
panggil namaku
dengan mulut mungilmu
yang selalu ceria
Kenali aku
biar aku bahagia
~Kisah seorang paman yang mencari kado buat keponakan bernama Valentine yang akan mulai
sekolah tahun ini~
0 komentar:
Post a Comment