Jodoh Buat Lestari

Hari itu adalah untuk kesekian kalinya Reza makan sop ayam di warung itu. Kuah yang gurih, daging ayam yang manis-empuk dan sayuran yang masih terasa getah-getah kesegarannya, membuat Reza rajin mendatangi warung sop ayam itu sepulang kerja. Setelah menyajikan sop ayam di meja Reza, tiba-tiba Pak Tua pemilik warung berkata sesuatu pada Reza.

"Anakku minggu depan akan pulang. Saya berharap Mas Reza mau datang ke sini untuk sekedar berkenalan. Siapa tahu Mas Reza berjodoh dengannya"



















Reza kaget bukan kepalang dengan kata-kata si pemilik warung. Tak disangkanya Pemilik warung berharap Reza bersedia menjadi suami bagi anaknya yang merantau ke kota. Sebulan ini Pak Tua memang sering menceritakan tetang anaknya. Awalnya tentang perangai anaknya selama masih tinggal bersama dirinya, tentang kebaikan hatinya, tentang kerajinan membantu orang tua, tentang ketekunan anaknya belajar agama. 

Kemudian dia bercerita tentang anaknya yang sedang melanjutkan kuliah di Jakarta, tentang teman-teman anaknya, tentang kegiatan anaknya di Jakarta. Semua diceritakan dengan rinci kecuali tentang dimana anaknya berkuliah dan tentang wajah serta penampakan fisik anaknya.

Sejanak kemudian Pak Tua melanjutkan kata-katanya:

"Diandra Amartya Lestari, itulah nama anakku. Dia sangat percaya kepadaku. Jika aku mengusulkan dirimu menjadi suaminya, aku hampir pasti dia akan menyetujuinya. Sekarang semuanya terserah pada Mas Reza. Jika Mas Reza tertarik setelah bertemu dengannya, saya akan mengatur tanggal pernikahan kalian"

Pak Tua melanjutkan kata-katanya tanpa menunggu reaksi Reza. Dirinya tidak kenal dekat dengan Pak Tua. Namun sering bertemu di masjid tiap kali sholat shubuh dan Isya. Juga Reza sering membawa teman-temannya makan di warung sop ayam favoritnya itu, sehingga Pak Tua kenal dengan banyak teman dekat Reza. Selebihnya mereka berdua jarang bercakap-cakap. Terkecuali sebulan terakhir Pak Tua sering menceritakan tentang anaknya yang sudah hampir lulus kuliah.


^_^

Seorang wanita tinggi semampai berkerudung dengan wajah jelita kekanak-kanakan muncul dari dalam rumah dan memperkenalkan dirinya sebagai Lestari. Dia menceritakan bahwa kuliah kedokteranhya sudah selesai tahun lalu,  sebentar lagi koassnya di RSCM juga akan selesai, dan dia akan balik ke Bandung. 

Lestari juga berterus terang telah banyak mendengar cerita tentang Reza dari ayahnya.Gadis itu kemudian bercerita banyak tentang kegiatannya di kampus, dari mulai menjadi relawan di berbagai aksi tanggap darurat hingga aktivitasnya di kegiatan remaja masjid di sebuah masjid besar di Jakarta.Dia sama sekali tidak bercerita tentang maksud ayahnya untuk menjodohkan dirinya dengan Reza. Tidak. Namun dia mengatakan bahwa dia sangat mempercayai ayahnya dari sejak kecil dan sampai kini kepercayannya tidak pernah berubah. Sejenak kemudian dia pamit karena harus menengok teman SMA-nya yang sakit.

Reza termenung setelah kepergian Lestari. Apa yang terjadi pada dirinya sungguh sulit dipahami. Lestari sungguh memiliki semua yang diinginkannya. Keceriaan, kecerdasan, dan keindahan fisik maupun hati . Tak ada alasan bagi Reza untuk tidak menyetujui menjadi suaminya. Yang dia sama sekali tidak mengerti adalah Pak Tua tak pernah menceritakan bahwa anaknya berwajah jelita dan memiliki otak yang cerdas. Dia hanya bercerita tentang perangai anaknya yang baik dan aktifitasnya selama di Bandung maupun di Jakarta. Reza juga mengagumi cara Lestari mengatakan bahwa dia setuju menjadi istri Reza. Dia tidak serta merta memaksa Reza menerima atau menolaknya. Dia hanya mengatakan percaya pada ayahnya, yang berarti bersedia menjadi istrinya. Selanjutnya terserah Reza 

Hari itu Reza pulang dari warung sop ayam dengan kemantapan hati untuk melangsungkan pernikahannya tiga bulan lagi. Tepat seminggu setelah Lestari wisuda. Dia yakin Lestari adalah akhir dari pencariannya selama ini (Undil -2014).

Gambar diambil dari pablo-ruiz-picasso

2 comments: