Dongeng Kancil, Bayi Altap dan Mara Bahaya yang Mengintai

Sore itu Sang Kancil kembali menyambangi bayi Altap yang sedang duduk di atas stroller birunya menghadap akuarium air laut di teras belakang rumah Kakek -- sementara bundanya sibuk memasak di dapur. Si Kancil mendekati bayi umur 7 bulan itu, lalu berkata sesuatu yang lain dari biasanya.

"Altap, lihatlah di atas itu" kata Kancil sambil menunjuk bentangan kabel yang melintas di atas mereka. 

Altap melihat bentangan kabel itu dengan seksama. Semrawut -- begitu komentar Altap dalam hati. Beberapa helai kabel ditarik dari tempat dipasangnya kincir air diperbatasan kebun belakang rumah Kakek, menuju rumah Kakek dan Langgar di samping rumah Kakek. Kabel-kabel itu ditopang oleh tiang-tiang dari bambu, dan nampak percabangan tidak teratur ada di sekitar rumah Kakek. Semrawut. Tidak rapi. Kesan itulah yang muncul dari kabel-kabel itu.

"Kabelnya gak teratur yah? Semrawut banget yah?. Tapi bukan itu yang ingin kubicarakan. Lihatlah dahan pohon mangga yang patah itu. Jika ada angin sedikit besar, dahan itu akan jatuh menimpa kabel-kabel listrik dan akan membuat aliran listrik ke rumah menjadi padam" urai Sang Kancil.

"Awww awwww.... wa-wa-wa-wa-wa. Kamu benar Kancil, dahan itu akan membahayakan. Bagaimana caranya supaya kita terhindar dari bahaya?" tanya Altap, tentu saja dengan bahasa yang bagi Bunda Majda hanyalah teriakan-teriakan bayi yang tidak ada maknanya, lain halnya dengan Sang Kancil, dia dengan mudah bisa memahami bahasa Altap.


"Mudah sekali Altap. Jika Kakek nanti datang ke sini tunjuklah dahan itu sambil berteriak apa saja. Pasti Kakek akan menyadari bahaya yang timbul dari dahan itu" jawab Kancil.

Lalu Sang Kancil bercerita bahwa sebenarnya Kakek telah menyiapkan pipa-pipa untuk saluran kabel yang akan ditanam di bawah tanah. Namun karena pada waktu itu sedang musim hujan, maka pemasangan kabel di bawah tanah ditunda hingga musim kemarau. Saat ini sebenarnya telah musim kemarau dan jarang turun hujan. Namun agaknya Kakek lupa dengan rencananya, sehingga sampai saat ini kabel masih dipasang diatas tanah dengan tiang-tiang bambu, dan nampak semrawut karena adanya percabangan di mana-mana.

^_^

Beberapa saat kemudian saat Kakek menghampiri stroller Altap, seperti nasehat Sang Kancil, Altap menunjuk-nunjuk ke arah dahan yang patah sambil berteriak-teriak keras sekali. Teriakan Altap mau tak mau Kakek mengikuti arah telunjuk Altap. Segera saja mata Kakek tertumbuk pada dahan yang patah. 

"Astaghfirullah, aku lupa seharusnya aku memindahkan jalur kabel ke bawah tanah. Dahan-dahan di kebun bisa membahayakan kabel listrik" gumam Kakek

Kakek tersenyum pada Altap sembari mengacungkan kedua ibu jarinya, pertanda dia sangat bangga pada cucunya ini. Entah siapa yang memberi tahu Altap sehingga cucunya ini bisa tahu kalau dahan patah itu membahayakan jika sampai jatuh menimpa kabel listrik.

Malam itu Kakek berhasil mendapatkan seorang tukang yang akan mengatur penggalian dan pamasangan saluran kabel di bawah tanah. Untuk membantu pekerjaan tukang tersebut -- murid-murid mengaji di Langgar dengan antusias ingin ikut serta mengerjakan pemasangan kabel bawah tanah. Mereka sangat ingin tahu cara memasang kabel pada pipa bawah tanah untuk diterapkan di rumah masing-masing. 

Sebagian besar penduduk kampung meniru Kakek Altap yang membangkitkan listrik menggunakan aliran sungai-sungai kecil yang melintasi kampung. Biasanya antara 5-10 rumah berpatungan membangun kincir air. Dari situlah mereka mendapatkan listrik yang menerangi kampung mereka.

Ternyata butuh waktu seminggu untuk menggali, dan kemudian memasang saluran listrik bawah tanah. Dia atas galian kabel listrik itu kemudian diberi batu-batu yang ditata menjadi jalan setapak menuju kincir air. Tujuannya agar orang tidak lupa melakukan penggalian pada lokasi ditanamnya pipa saluran listrik, dismapi ng untuk alasan keindahan. Kini kabel semrawut sudah tidak ada lagi. Kebun Kakek yang dulunya "dikotori" pemandangan kabel listrik yang semrawut sudah kembali rapi kembali. Altap dan Sang Kancil senang, mereka tak perlu lagi khawatir ada dahan patah yang akan merusak kabel listrik (Undil-2015).     

0 komentar:

Post a Comment