Ke Mana Hilangnya Para Gentlemen?

Gentleman bukanlah seorang Pangeran yang membawa sekuntum bunga dalam hujan gerimis berdiri di halaman istana menunggu Sang Putri membukakan pintu untuknya, heuheuheu!. Tips-tips yang konon berasal dari ahli etika berikut ini diambil dari guntingan koran, entah berapa tahun silam dan korannya juga gak tahu persis karena tidak saya catat, tapi sepertinya Kompas, nama penulisnya Andi Dewanto. Saya tidak mengambil semua tips yang diberikan secara persis. Inilah tips-tips untuk menjadi seorang gentleman, yah lumayanlah sebagai bahan perbandingan dengan perilaku kita sehari-hari:

Selalu Berlaku Sopan
Tidak perlu menyerupai orang lain untuk bersikap sopan. Bersikap sopan menunjukkan kita yang terbaik di antara yang lain. Orang yang lebih sopan akan mendapat perhatian lebih banyak.

Jangan Bersumpah
Terlalu sering bersumpah akan mengundang kecurigaan bahwa kita sedang menutupi kebohongan dan juga menunjukkan kita tidak memiliki perbendaharaan kosa kata yang memadai untuk mengekspresikan pikiran dengan cara yang pantas.

Pelankan Suara
Berbicara dengan keras akan membuat lawan bicara kita tertekan dan menganggap kita suka memaksakan kehendak.

Jaga Emosi
Jangan harap bisa mengatur orang lain, orang yang mudah kehilangan kontrol memperlihatkan dirinya tidak becus menahan perasaan marah dan tidak bisa mengontrol diri sendiri.

Jangan melotot
Heuheuheu siapa sih yang suka dipelototin?

Jangan pernah menyela pembicaraan
Bila dilakukan akan membuat pelakunya terlihat miskin etika dan tidak punya kecakapan.

Jangan meludah
Mudah aja siy dilakukan bila lagi sehat. Tapi syuulit banget bila lagi sakit tenggorokan, hiks!

Menghormati yang lebih tua
Bandingkan diri kita sekarang dengan lima tahun yang lalu -- kita pasti merasa lebih pintar sekarang. Padahal bisa jadi lima tahun yang silam kita dah merasa paling pintar.

Jangan menertawakan kesalahan orang lain
Ini juga sulit! Apalagi bila kesalahan itu terlihat lucu heheheu! Konon orang yang melakukan kesalahan sudah menyandang beban psikologis, jadi jangan ditambahin lagi bebannya. Harus dipilah-pilah mana yang pantas ditertawakan dan mana yang tidak.

Tunggu yang lain duduk.
Yang ini butuh kesabaran. Sebelum mulai makan tunggulah sampai semua orang sudah duduk.

Selalu bukakan pintu
Membukakan pintu sangat mudah dilakukan, tapi terkadang emang malu untuk melakukannya ?_?.

Memberikan tempat duduk
Pada yang baru datang dan tidak mendapat tempat duduk.

Mengambilkan barang jatuh
Lalu berkata “Apakah ini milik anda?” :)

Ada yang dapat saya ambil untuk anda?
Bila ditawarkan di tengah acara-acara sosial akan menunjukkan bahwa kita memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan orang lain.


gen·tle·man [jént'lmən]
(plural gen·tle·men [jént'lmən])
noun
1. polite and cultured man: a cultured man who behaves with courtesy and thoughtfulness
2. man: used as a polite term to refer to a man, regardless of his social position or behavior
· Good morning, ladies and gentlemen.
3. upper-class man: a man from a high social class, especially a man with an independent income
4. HISTORY man with coat of arms: in English history, a man who was not strictly of noble birth but was entitled to a coat of arms.
He ranked above a yeoman in the social order.

-gen·tle·man·li·ness, , noun
-gen·tle·man·ly, , adjective
Microsoft® Encarta® 2006. © 1993-2005 Microsoft Corporation. All rights reserved.


2 comments:

  1. Mas UNDIL!

    Saya suka karya-karya anda. Simple tapi berbobot. Mungkin tulisan-tulisan seperti ini yang harus dipublish seluas mungkin biar bangsa ini semakin cerdas, cinta kasih sayang, cinta damai dan cinta kepada Maha Pemilik Cinta.

    hensa17@gmail.com

    ReplyDelete
  2. Mas UNDIL!

    Saya suka karya-karya anda. Simple tapi berbobot. Mungkin tulisan-tulisan seperti ini yang harus dipublish seluas mungkin biar bangsa ini semakin cerdas, cinta kasih sayang, cinta damai dan cinta kepada Maha Pemilik Cinta.

    hensa17@gmail.com

    ReplyDelete