Seminggu sekali ketika penjual udang itu datang,
Naida sudah berdiri di depan pintu rumahnya, sebentar memeriksa udang-udang
dalam jala dan menanyakan harganya. Biasanya Naida selalu membayar lebih dari
yang ditawarkan si bapak dan orang itu akan membantu membersihkan udang di
pancuran depan rumah.
Begitulah rutinitas tiap minggu yang selalu dilakukan
Naida. Si Bapak adalah pencari udang dari sungai-sungai yang masih memiliki air
yang jernih yang masih banyak terdapat di sekeliling kota kecil ini. Bagi Si Bapak, Naida adalah konsumen
favoritnya. Hanya Naida yang mau membeli udangnya dengan harga mahal dan
menjadi tumpuan penghasilan untuk hari-hari dimana udangnya tidak laku.
Kebiasan lain Naida adalah membeli koran duaribuan dengan
harga lima ribu dari seorang perempuan penjaja koran di perempatan dekat
kantornya. Biasanya si Mbak yang sudah hapal dengan mobil Naida mengulurkan
korannya dan Naida memberikan uang lima ribu rupiah walaupun harga koran
tersebut hanya dua ribu rupiah. Tentu saja hal itu membuat kehadiran Naida dinanti-nanti
setiap hari kerja oleh Si Mbak. Walaupun hanya tiga ribu perak, kelebihan uang itu membuat dirinya merasa ada yang memperhatikan.
O-ya ada kebiasaan unik lain yang rutin dilakukan Naida.
Setiap hari jam 6.15 selama 10 menit dia nongkrong di halte bis di pintu keluar
kompleks perumahannya. Ada banyak teman kerjanya yang tinggal di perumahan yang
sama dengan Naida. Sebagian besar naik
kendaraan sendiri, namun ada juga yang rutin naik angkutan umum walaupun harus
beberapa kali ganti.
Biasanya dengan nongkrong 10 menit itu ada saja temannya yang kebawa bersama mobilnya. Lumayanlah bisa jadi teman ngobrol selama perjalanan. Penumpang favoritnya adalah Si Ucil yang memiliki perbendaharaan ratusan cerita menarik berkat kegemarannya berpetualang ke pulau-pulau terpencil di seluruh penjuru nusantara.
Biasanya dengan nongkrong 10 menit itu ada saja temannya yang kebawa bersama mobilnya. Lumayanlah bisa jadi teman ngobrol selama perjalanan. Penumpang favoritnya adalah Si Ucil yang memiliki perbendaharaan ratusan cerita menarik berkat kegemarannya berpetualang ke pulau-pulau terpencil di seluruh penjuru nusantara.
Kebiasaan lain yang gak pernah ditinggalkan Naida adalah menyambangi
tukang gorengan yang buka lapak di depan Plaza seratus meter dari kantor.
Biasanya Naida memperlambat mobilnya, Si tukang gorengan buru-buru mendekati
mobil Naida sambil mengulurkan bungkusan gorengan dan menerima uang dua puluh
ribuan dari Naida. Sudah otomatis karena Naida selalu membeli gorengan di hari
kerja untuk dimakan bersama teman-temannya di kantor.Walaupun kadang buntutnya gorengan
Naida jadi bahan candaan sebagai tertuduh utama kalau hasil general checkup temannya menunjukkan kadar
kolesterol yang tinggi.
Kalo di kantor lagi ada bonus yang biasanya dibagikan 10
kali dalam setahun, maka empat karton pizza big size adalah makanan yang rutin
dibeli Naida untuk dimakan ramai-ramai di kantor. Uniknya Naida selalu memesan Pizza
dari vendor yang berbeda. Terkadang dari
toko-toko besar kaya Papa Ron, tetapi lebih seringnya dari tukang pizza rumahan
atau dari ibu-ibu yang sedang memulai usaha menjual pizza.
Berkat tantenya yang mejadi ketua asosiasi katering di kota ini, maka Naida selalu mendapatkan info tukang pizza yang enak yang ada di seantero kota. Acara makan pizza Naida ini adalah acara yang sangat ditunggu-tunggu teman-teman Naida karena memberi inspirasi tempat-tempat menjual pizza yang enak.
Berkat tantenya yang mejadi ketua asosiasi katering di kota ini, maka Naida selalu mendapatkan info tukang pizza yang enak yang ada di seantero kota. Acara makan pizza Naida ini adalah acara yang sangat ditunggu-tunggu teman-teman Naida karena memberi inspirasi tempat-tempat menjual pizza yang enak.
Naida juga gemar membeli mainan anak-anak yang ditawarkan
penjaja di lampu merah. Entah kenapa mainan murah itu selalu saja menarik buat
Naida. Tentunya bukan untuk dirinya sendiri. Biasanya diberikan pada anak-anak
tetangga sekitar rumah Naida atau pada
keponakan-keponakannya. Makanya Naida adalah tante paling favorit buat para keponakannya
karena mainan-mainan yang sering dibagikan itu. Yah, buat anak-anak mainan harga
murah atau mahal tidak ada bedanya.
Buku adalah kegemaran lain Naida. Uniknya dia tidak
pernah menyimpan buku lama-lama. Biasanya begitu selesai dibaca, Naida mencatat
hal-hal yang menarik dari buku yang sudah dibacanya tersebut lalu memberikan
pada teman-temannya. Naida hanya menyediakan rak untuk menyimpan dua ratus buku
di rumah. Jika dia membeli buku baru maka harus ada buku lama yang diberikan
kepada teman-temannya. Kadangkala temannya ada yang sudah booking buku yang
baru saja dibeli Naida. Jika nanti Naida sudah selesai baca maka buku itu akan
beralih ke tangan temannya.
Kadang-kadang Naida tidak langsung melepas buku yang
sudah selesai dibaca karena masih ingin membaca ulang. Jadi baru dua atau tiga
bulan kemudian buku itu dikeluarkan oleh
Naida. Aliran buku-buku Naida ini sangat dinanti oleh teman-temannya, terutama
karena Naida sangat jago memilih buku-buku yang berkualitas. Bagi Naida sendiri
kebiasaan itu membuat dirinya tidak dipusingkan dengan urusan mencari tempat
menyimpan buku-bukunya.
Kebiasaan lain yang tidak bisa ditinggalkan Naida adalah
mengajar mengaji anak-anak tetangga. Dulu waktu Naida masih tinggal bersama
Bapak Ibunya dia mengajar di masjid samping rumahnya. Namun setelah tinggal di
rumah sendiri, Naida lebih sering mengundang anak-anak mengaji dirumahnya. Kini
Naida bukan hanya mengajar mengaji, tapi juga mengajar anak-anak itu untuk
menghapal surat-surat dalam Al Quran.
Bagi Naida kedatangan anak-anak untuk mengaji adalah kebutuhan
dirinya, bukan hanya kebutuhan anak-anak itu. Ruang tengah tempat anak-anak itu mengaji
serasa menjadi bercahaya terang benderang di hati Naida. Alunan suara Al Quran
yang dilantunkan anak-anak itu menyebarkan rasa tentram dan damai di dada Naida.
^_^
Ketika Naida harus menjalani pelatihan 6 bulan di Iwate,
Jepang, ketidakhadiran Naida menjadi kehilangan besar bagi banyak orang.
Mulai dari Tukang Udang, sahabat-sahabatnya di kantor, tukang koran sampai anak-anak
tetangga merasa rindu atas kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan Naida (undil-2012).
0 komentar:
Post a Comment