Dilema Don King: Teknisi atau Manajer ?

Don King adalah penyandang Master Mikrobiologi Industri. Jagoan sistem sterilisasi produk yang telah bergabung selama 6 tahun dengan sebuah industri makanan. Kemampuannya semakin matang setelah bertahun-tahun dipraktekkan di bagian produksi. Ditambah lagi dengan puluhan pelatihan yang difasilitasi oleh perusahaan. Don King adalah operator mesin-mesin produksi yang terjun langsung mengoperasikan reaktor, mempersiapkan bahan baku, menangani proses produksi sampai ke sterilisasi produk akhir. Pendeknya dia telah berhasil menjadikan dirinya teknisi yang sangat kompeten untuk melakukan kegiatan produksi.

Rupanya kehebatan Don King membuat karirnya melesat bak meteor. Jabatan manager dipegangnya hanya setelah 4 tahun bekerja. Jabatan Kepala Divisi diraih 2 tahun kemudian. Sekilas hal itu terlihat sangat baik buat masa depan perusahaan. Namun lain halnya buat bagian produksi tempat Don King mengawali karirnya. Sepeninggal Don King, mesin-mesin vital di bagian tersebut dioperasikan oleh operator yang sekedar tahu cara mengoperasikan alat. Tanpa cukup pengetahuan tentang prinsip-prinsip kerja alat dan prinsip-prinsip sterilisasi produk. Operator yang tak pernah menerima pelatihan-pelatihan seperti yang didapatkan Don King. Tak ada lagi upaya-upaya sistematis untuk inovasi dan efisiensi di bidang teknis.

Kini Don King lebih banyak mengurusi pekerjaan-pekerjaaan managerial, kebijakan dan hubungan dengan relasi. Tak ada lagi alat yang dioperasikan. Tak ada lagi inovasi di teknis produksi. Keyboard komputer dan handphone telah menggantikan tabung-tabung reaksi dan panel reaktor. Kompetensi yang diraihnya lewat pengalaman bertahun-tahun di lapangan ditambah dengan puluhan pelatihan di dalam dan di luar negeri tak lagi dipraktekkan.

Don King ibarat seorang dokter umum yang mengambil spesialis bedah jantung, namun setelah lulus justru diangkat menjadi manager yang mengurusi kebijakan dan administrasi rumah sakit. Tanpa punya kesempatan memasuki kamar bedah lagi, sementara di kamar bedah ada puluhan pasien jantung yang membutuhkan ahli bedah yang terbaik.

Ketrampilan tingkat tinggi yang tak lagi dipaktekkan----justru karena perusahaan berusaha memberi penghargaan pada orang-orang berprestasi. Pekerjaan-pekerjaan garis depan yang menjadi jantung perusahaan dianggap kurang penting dibanding pekerjaan managerial, dan dipandang tak perlu dipegang oleh orang-orang yang terbaik. Mungkinkah menghargai orang-orang seperti Don King tanpa mencabutnya dari dunia operasional? Haruskah orang-orang terbaik keluar dari dunia teknis dan menjadi manager? Bisakah perusahaan membuat jalur karir teknis disamping jalur karir manager struktural ? Rangkaian pertanyaan yang merupakan pekerjaan rumah buat para direksi perusahaan tersebut
.(nl. house of spirit)

1 comment:

  1. kalo mas sendiri lebih memilih bekerja di bagian teknis ato manajerialnya?

    ReplyDelete