Tentang ketulusan, Covey mampu dengan jernih menjelaskan peran filosofi dibalik perilaku manusia. Buat Covey—dalam hal hubungan antar manusia—masalah teknik adalah soal nomor dua. Faktor terpenting adalah sifat-sifat asli seseorang dibalik teknik yang dia gunakan. Bahkan teknik bergaul dianggap akan mengalir dengan sendirinya secara alamiah sebagai perwujudan dari karakter dasar seseorang yang menjadi mata airnya.
Setidaknya ada dua ajaran Covey tentang ilmu jiwa manusia yang sangat berkesan di hati Shinichi Kudo. Pertama adalah ajaran tentang ketulusan hati dan yang kedua adalah ajaran tentang sikap proaktif.
Tentang ketulusan, Covey mampu dengan jernih menjelaskan peran filosofi dibalik perilaku manusia. Buat Covey—dalam hal hubungan antar manusia—masalah teknik adalah soal nomor dua. Faktor terpenting adalah sifat-sifat asli seseorang dibalik teknik yang dia gunakan. Bahkan teknik bergaul dianggap akan mengalir dengan sendirinya secara alamiah sebagai perwujudan dari karakter dasar seseorang yang menjadi mata airnya.
Misalnya saat bicara tentang persahabatan—Steven R Covey si pencetus 7 habbits of highly effective people—tidak akan berbicara tentang teknik mendapatkan sahabat ataupun teknik mempengaruhi orang lain. Namun dia akan bicara tentang ketulusan. Tentang motivasi persahabatan. Mengapa Shinichi ingin menjalin persahabatan. Semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk kepentingan sahabatnya juga. Bila tujuannya adalah mengambil keuntungan dari orang lain secara sepihak—maka apapun teknik yang digunakan—tak akan mampu membantunya.
Teknik, ketrampilan, taktik atau apa-pun namanya--sebenarnya akan muncul dengan sendirinya saat Shinichi bersungguh-sungguh memikirkan kepentingan sahabatnya. Siapa sebenarnya diri Shinichi-lah yang akan terlihat sangat jelas dimata orang lain dan bukannya teknik yang dia gunakan.
^_^
Ajaran kedua yang mempesona Shinichi adalah spirit proaktif Covey. Memilih bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menimpa diri kita dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan atas hal-hal yang berada dalam jangkauan kita. Seperti Akira Jimbo teman Shinichi—seorang supervisor marketing-- ketika menghadapi kenyataan bahwa penjualan produk menurun. Alih-alih memarahi anak buahnya atau menuduh pesaing bermain curang—sebagai seorang Coveyan—dia memilih melakukan tindakan. Di dalam benaknya sudah tergambar langkah-langkah yang akan dilakukan.
Akira akan melatih anak buahnya secara lebih intensif dan bernegosiasi dengan bagian produksi untuk memperbaiki kualitas produk sehingga pesaing tak memiliki peluang menjelek-jelekkan produknya. Kemudian Akira juga hendak membuat peta pasar untuk menjajaki konsumen baru. Seandainya pasar dalam negeri telah jenuh dia akan berusaha untuk ekspor, atau sebaliknya membuka pasar dalam negeri bila ekspor tak memungkinkan. Pendeknya Akira tidak akan sibuk mencari kambing hitam alias faktor eksternal yang berada diluar jangkauannya, tetapi memusatkan diri untuk melakukan tindakan (NL).
Setidaknya ada dua ajaran Covey tentang ilmu jiwa manusia yang sangat berkesan di hati Shinichi Kudo. Pertama adalah ajaran tentang ketulusan hati dan yang kedua adalah ajaran tentang sikap proaktif.
Tentang ketulusan, Covey mampu dengan jernih menjelaskan peran filosofi dibalik perilaku manusia. Buat Covey—dalam hal hubungan antar manusia—masalah teknik adalah soal nomor dua. Faktor terpenting adalah sifat-sifat asli seseorang dibalik teknik yang dia gunakan. Bahkan teknik bergaul dianggap akan mengalir dengan sendirinya secara alamiah sebagai perwujudan dari karakter dasar seseorang yang menjadi mata airnya.
Misalnya saat bicara tentang persahabatan—Steven R Covey si pencetus 7 habbits of highly effective people—tidak akan berbicara tentang teknik mendapatkan sahabat ataupun teknik mempengaruhi orang lain. Namun dia akan bicara tentang ketulusan. Tentang motivasi persahabatan. Mengapa Shinichi ingin menjalin persahabatan. Semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk kepentingan sahabatnya juga. Bila tujuannya adalah mengambil keuntungan dari orang lain secara sepihak—maka apapun teknik yang digunakan—tak akan mampu membantunya.
Teknik, ketrampilan, taktik atau apa-pun namanya--sebenarnya akan muncul dengan sendirinya saat Shinichi bersungguh-sungguh memikirkan kepentingan sahabatnya. Siapa sebenarnya diri Shinichi-lah yang akan terlihat sangat jelas dimata orang lain dan bukannya teknik yang dia gunakan.
^_^
Ajaran kedua yang mempesona Shinichi adalah spirit proaktif Covey. Memilih bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menimpa diri kita dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan atas hal-hal yang berada dalam jangkauan kita. Seperti Akira Jimbo teman Shinichi—seorang supervisor marketing-- ketika menghadapi kenyataan bahwa penjualan produk menurun. Alih-alih memarahi anak buahnya atau menuduh pesaing bermain curang—sebagai seorang Coveyan—dia memilih melakukan tindakan. Di dalam benaknya sudah tergambar langkah-langkah yang akan dilakukan.
Akira akan melatih anak buahnya secara lebih intensif dan bernegosiasi dengan bagian produksi untuk memperbaiki kualitas produk sehingga pesaing tak memiliki peluang menjelek-jelekkan produknya. Kemudian Akira juga hendak membuat peta pasar untuk menjajaki konsumen baru. Seandainya pasar dalam negeri telah jenuh dia akan berusaha untuk ekspor, atau sebaliknya membuka pasar dalam negeri bila ekspor tak memungkinkan. Pendeknya Akira tidak akan sibuk mencari kambing hitam alias faktor eksternal yang berada diluar jangkauannya, tetapi memusatkan diri untuk melakukan tindakan (NL).
0 komentar:
Post a Comment