Autonomous Maintenance: Perawatan Mandiri Mesin Produksi

Sebelum mengenal autonomous maintenance ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu Heinrich Law yang digambarkan seperti dibawah ini



Heinrich law menggambarkan kondisi mesin. Selama bekerja mesin akan mengalami banyak gangguan. Dari yang kecil hingga yang besar. Bila gangguan kecil pada mesin diatasi maka gangguan besar yang mengakibatkan mesin berhenti sebentar atau bahkan mesin breakdown dapat dicegah. Perbandingan jumlah kerusakan antara yang kecil, sedang dan breakdown adalah 300 : 29 : 1.

Seorang operator yang terlatih untuk menemukan gangguan-gangguan kecil yang jumlahnya 300 tersebut akan mencegah mesin mengalami gangguan lebih kronis yang akan mengakibatkan mesin berhenti sebentar atau breakdown. Inti dari autonomous maintenance adalah operator bekerja mengatasi masalah-masalah kecil agar tidak terjadi masalah besar.

Dalam hal ini yang berperan adalah operator mesin, bukan teknisi atau bagian maintenance. Operator adalah orang yang setiap hari berhadapan dengan mesin, sehingga dia adalah orang yang pertama akan merasakan bila mesin bekerja abnormal. Penyimpangan-penyimpangan kecil seperti tetesan oli atau bunyi yang beda dari biasanya adalah pertunjuk adanya ketidak beresan kecil pada mesin. Bila seorang operator terlatih untuk peduli pada ketidak beresan kecil itu maka kerusakan lebih lanjut dapat dicegah.

Autonomous maintenance adalah perawatan mandiri mesin yang dilakukan oleh operator mesin. Bila selama ini operator hanya dilatih untuk mengoperasikan mesin, maka sudah saatnya untuk dilatih lebih lanjut. Operator hendaknya dilatih untuk mampu mendeteksi kejanggalan-kejanggalan kecil pada mesin dan melakukan perbaikan sendiri.

Sasaran aotonomus maintenance adalah mengembangkan kemampuan operator agar mampu mendeteksi gejala kerusakan sebelum terjadinya kerusakan yang sesungguhnya. Untuk itu terlebih dahulu operator harus menciptakan tempat kerja yang teratur sehingga setiap penyimpangan mesin dapat terdeteksi dengan cepat.

Contoh kegiatan autonomous maintenance terhadap mesin adalah pengecekan harian, pembersihan, pelumasan, pengencangan mur/baut, reparasi sederhana dan pendeteksian penyimpangan. Selama melakukan hal-hal kecil itu operator dapat mendeteksi bila terjadi penyimpangan pada mesin.

Untuk dapat melakukan autonomous maintenance, seorang operator terlebih dahulu harus dilatih tentang dasar-dasar kerja mesin. Operator juga harus tahu mengapa harus dilakukan serangkaian pengecekan terhadap mesin dan akibat yang terjadi bila pengecekan di abaikan. Operator juga dilatih untuk mengetahui potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh mesin dan cara pencegahannya. Setelah dilatih hendaknya dibuat kualifikasi untuk menentukan operator-operator yang kompeten untuk menjalankan mesin.

Formulir data yang mencantumkan dengan jelas item-item dan parameter-parameter yang harus diperiksa pada mesin. Operator bekerja berdasar formulir data tersebut dan akan mencatat segala sesuatu yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam formulir data. Selanjutnya permasalahan kecil pada mesin dapat segera diatasi sehingga tidak berubah menjadi kerusakan mesin.

^_^

Dalam autonomous maintenance peran operator bukan sekedar mengerjakan pekerjaan rutin tetapi juga melakukan improvement. Operator mencari-cari hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja mesin atau untuk mencegah terjadinya kerusakan emsin.

Cita-cita tertinggi autonomous maintenance adalah mesin tidak mengalami berakdown tanpa peran orang maintenance. Jadi mesin dirawat secara intensif oleh operator produksi tanpa bantuan orang miantenance sehingga mesin tidak pernah mengalami berakdown sehingga tidak membutuhkan orang maintenance untuk memperbaikinya.

Idealnya autonomous maintenance harus mendapat dukungan dari pihak manajemen agar dapat berjalan dengan baik. Dengan dukungan manajemen para manajer dapat mulai menerapkan auotomous maintenance dnegan leluasa tanpa hambatan birokrasi di unit kerjanya. Hambatan birokrasi itu misalnya dalam hal penyediaan spare part yang bila pada kondisi normal bisa memakan waktu lama sehingga kerusakan kecil pada mesin tidak bisa ditanggulangi dengan cepat.

Sebelum diterapkan pada lingkungan yang luas di perusahaan sebaiknya terlebih dahulu dicoba pada pilot project. Dipilih satu atau beberapa mesin yang hendak dijadikan pilot project untuk penerapan auotonomus mainetannce. Setelah berhasil dengan pilot project, barulah melangkah ke mesin-mesin lain yang ada di perusahaan.

Bacaan:
Anonymous, 2008, Bahan Pelatihan Autonomuos Maintenance, PQM Consultants, Jakarta


1 comment: