Contoh di Sekitar Kita

Sudah setahun Shinichi Kudo membeli komputer ber-DVD ketika temannya bertanya kepadanya tentang penggunaan DVD yang terpasang di komputernya. Apakah Shinichi sering mempergunakan DVD itu untuk menyetel film atau menginstal program. Apakah gambar film di DVD lebih indah dibanding VCD.



Shinichi yang ketika itu tak ambil pusing dengan DVD di komputernya menggelengkan kepala. Bahkan dia sendiri gak yakin apakah telah ada software terinstal untuk memutar film menggunakan DVD – dan ternyata memang tidak ada. Maklumlah, ketika itu masih era Windows 98, di mana software pemutar DVD belum menjadi program standar pada sebuah komputer.

Setelah temannya membantu menginstal software DVD player dan menunjukkan tempat-tempat yang menyewakan DVD, barulah Shinichi menyadari bahwa gambar-gambar di DVD jauh lebih tajam dibanding VCD. Hari-hari berikutnya popularitas VCD di komputernya memudar karena tergusur oleh kehadiran DVD.

^_^

Bertahun-tahun setelah era koneksi internet dengan menggunakan simcard handphone, Shinichi baru mempergunakan ketika melihat temannya telah memakai fasilitas itu. Sebelumnya Shinichi tak pernah hirau dengan segala macam iklan yang lalu-lalang mempromosikan internet via handphone. Dianggapnya koneksi internet yang harganya dapat diterima hanyalah koneksi mempergunakan telepon rumah. Selain telepon rumah dianggapnya terlalu mahal bila dipakai sendiri. Shinichi baru menyadari bahwa koneksi via handphone pun harganya relatif tidak mahal dan caranya mudah setelah melihat temannya mempergunakannya.

Bukan temannya yang mengajari ini dan itu untuk mendapatkan koneksi internet. Tapi Shinichi mencarinya lewat Google yang menyediakan informasi lengkap berjenis-jenis sambungan internet dan tarifnya beserta pengalaman orang-orang yang pernah mempergunakannya. Kemudian Shinichi mencoba sendiri di rumah dan berhasil. Lalu dia berlangganan pada sebuah penyedia layanan internet via telepon genggam yang membuatnya tak harus repot-repot datang ke warnet hanya untuk membuka internet. Namun semua itu baru Shinichi lakukan setelah melihat temannya sukses berinternet-ria via handphone.

Hal serupa terjadi pada blog. Shinichi yang telah lama mendengar tentang blog baru mulai tertarik mempergunakannya untuk melempar tulisan-tulisan ke dunia maya setelah seorang teman tiba-tiba membuatkan blog untuknya dan memposting tulisan-tulisan Shinichi ke dalamnya. Walaupun Shinichi tak pernah mempergunakan blog itu karena email yang berisi password blog yang dikirim temannya raib entah kemana, blog buatan teman itulah yang membuatnya tertarik untuk mulai belajar ngeblog.

Sebelumnya blog dianggapnya sulit dan repot. Paling tidak dirinya harus sedikit menguasai web programming sebelum bisa mempergunakannya. Setelah melihat blog teman tersebut sadarlah Shinichi bahwa membuat blog tak jauh berbeda dengan membuat email. Walaupun kemudian Shinichi belajar juga sedikit-sedikit tentang bahasa xml untuk membuat blog yang reader friendly - terutama untuk membuat judul tulisan-tulisan lama tetap muncul di halaman depan blog sehingga mempermudah pengunjung untuk mencari tulisan yang diinginkan. Semua itu baru dilakukan setelah temannya memberi contoh.

^_^

Apa yang telah kita miliki tidak selalu kita manfaatkan. Hal-hal yang telah lama berada dalam genggaman kita tidak lalu mesti kita sadari bahwa hal itu dapat membantu aktifitas kita. Terkadang kita perlu keberadaan orang lain di sekitar kita yang telah memanfaatkan hal itu untuk membuat kita sadar bahwa kita juga bisa mempergunakan fasilitas itu untuk hal-hal yang bermanfaat.

Contoh nyata di dekat kita akan membuat kita sadar bahwa kita bisa melakukannya. Sebuah aktifitas orang lain di dekat kita akan membuat kita tersadarkan bahwa selama ini kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah disodorkan kepada kita.

Hal serupa tapi tak sama juga terjadi pada diri Maruko. Selamanya dari waktu TK hingga selesai kuliah Maruko tak pernah yang namanya puasa pada hari senin dan kamis. Tetapi setelah dirinya bekerja, tiba-tiba dia mendapati teman-teman satu ruangan jarang makan siang di hari senin dan kamis. Kemudian Maruko tahu bahwa mereka sedang berpuasa. Lalu Maruko menyadari bahwa dirinya sama sekali tak pernah mempergunakan fasilitas yang disediakan Tuhan untuk melatih pengendalian diri dan agar lebih dekat dengan-Nya itu. Walaupun dia sering mendengar tentang puasa itu, dia tak pernah tergerak untuk melakukannya sampai orang-orang di sekitarnya mempraktekkan.

Sebaliknya Maruko juga menyumbangkan tradisi tertentu pada teman-teman seruangan. Sebelum kehadiran Maruko di tempat itu, tak ada kebiasaan memesan makanan dari kantin ke dalam ruangan kerja untuk dinikmati bareng-bareng. Kini makanan dan minuman pesanan selalu datang setiap menjelang jam istirahat sebagai makanan pembuka sebelum acara makan siang. Maruko telah berjasa memperkenalkan tradisi kuliner di ruangannya. Menurut beberapa teman Maruko, ternyata bekerja terasa lebih indah bila makanan hadir di sekitar mereka...hihihi (undil 14 Sept 2008)

0 komentar:

Post a Comment