Sampai ditengah Alas Cilik, Kancil melihat deretan tumbuhan ketimun
bergerombol-gerombol di sebuah lapangan rumput yang luas. Buah timun
bergelantungan menerbitkan seleranya. Segeralah dia makan dengan lahap sampai
habis belasan timun -- ketika tiba-tiba dilihatnya sesosok orang-orangan berdiri
tegak di tengah lapangan.
Didekatinya orang-orangan
itu dan disentuhnya. Breeeet! Tiba-tiba
saja tubuhnya melekat ditarik oleh orang-orangan yang belakangan diketahui sebagai robot penjaga sawah yang bisa membuat tubuh binatang menempel di tubuh robot dengan
mengaktifkan medan magnet yang sangat kuat.
“Breng! Aku Robot magnet penjaga sawah. Kamu pasti pencuri timun
yang selama ini dicari-cari oleh majikanku!” kata Si Robot
Kancil tertegun sejenak mendengar kata-kata robot itu,
tapi kemudian dia cepat-cepat membantah.
“Namaku Kancil. Aku baru pertamakali datang ke sini dan aku
bukan pencuri!”
“Breng! Dasar Kancil tukang bohong, sudah tertangkap
basah kok masih ngeles!”
“Dasar Robot gak pernah belajar! Ini timun bukan majikanmu
yang tanam! Tumbuhnya juga di tengah hutan, bukan di sawah majikanmu!” kata Si Kancil
membela diri
“Breng! Apa buktinya?” duniashinichi.blogspot.com
“Lihat tanaman ini tumbuh tidak teratur.
Bergerombol-gerombol pada tempat-tempat terpisah! Itu pertanda bukan ditanam
oleh manusia, tapi karena tumbuh dari biji-biji timun yang dimakan oleh binatang
hutan!”
“Breng! Coba saya cek di Ensiklopedi Wagenugraha!”
Kemudian Robot sibuk mengecek tentang tanaman timun di
Ensiklopedi Wagenugraha yang tersimpan pada hardisk yang tertanam di tubuhnya. Wagenugraha adalah nama seorang profesor ilmu biologi yang berhasil menyusun ensiklopedi yang sangat lengkap tentang tanaman dan hewan. Beberapa saat kemudian Robot telah menemukan
hasilnya.
“Breng! Kancil benar! Menurut Ensiklopedi Wagenugraha ini tanaman bukan punya majikanku!
Kamu bebas pergi dari sini!”
Robot penjaga melepaskan sang Kancil dari sedotannya.
Kancil pun dengan gembira pergi meninggalkan tempat itu (Undil-2012).
tags: kancil mencuri timun, cerita anak,wagenugraha
0 komentar:
Post a Comment