A Man of Honour: Ksatria Ungu

Ketika dirimu diletakkan di tempat gelap
Kau bisa membuatnya terang benderang
dengan mengajarkan ilmu pengetahuan


^_^

Ketika Ksatria Biru mengatur rencana menyelamatkan raja, dia menunjuk Ksatria Ungu sebagai prajurit yang bertugas mengendarai kuda sambil menggendong raja yang sedang sakit --- meloloskan diri dari kepungan musuh. Ksatria Ungu mampu melakukan tugas itu dengan sangat baik. Raja berhasil dibawa menjauhi musuh menuju ke tempat aman tanpa terluka sedikitpun. Walaupun untuk itu hampir semua pasukan pengawal raja gugur – termasuk pemimpinnya si Ksatria Biru.. Sebuah prestasi yang membuat para komandan musuh yang mengepung istana terkagum-kagum dan mengakui kegagalan strategi mereka.

^_^

Waktu itu beberapa saat setelah rombongan pengawal pertama keluar dari terowongan dan menyerbu barisan pasukan musuh di seberang sungai sehingga terbuka jalan lolos – rombongan kedua yang membawa raja palsu segera keluar dan memacu kuda-kuda mereka sekencang-kencangnya menjauhi terowongan istana. Ratusan pasukan musuh yang menyangka raja telah meloloskan diri -- terpancing mengejar mereka. Namun masih tertinggal cukup banyak -- sekitar seratusan pasukan musuh yang berjaga di mulut terowongan. Saat itulah Ksatria Ungu dengan dikawal Ksatria Biru beserta 8 pengawal raja melarikan kudanya keluar terowongan dan menerobos kepungan musuh.

Tubuh raja telah diselimuti dengan selimut baja sehingga tidak akan mudah terluka oleh anak panah. Ksatria ungu-pun menyelimutkan jubah besi yang dikenakannya ke tubuh raja yang diletakkan di depannya untuk melindungi raja dari terpaan senjata musuh. Tubuhnya sedikit dibungkukkan sehingga punggungnya menjadi perisai bagi setiap panah dan tombak yang dilontarkan musuh untuk membunuh raja. Cara memacu kuda, cara memainkan pedang dan cara menebas setiap lawan yang menghadang adalah ketrampilan yang setiap hari dilatih keras oleh Ksatria Ungu selama ini. Tak heran dia mampu melarikan kuda sekencang-kencangnya sambil memainkan pedang dengan sangat tangkas seolah-olah dirinya tidak sedang menggendong raja.

Selama ini Ksatria Ungu setiap hari berlatih memacu kuda dan memainkan pedang sambil menggendong seorang prajurit atau sebuah boneka. Berlatih menerobos halangan berlapis-lapis prajurit. Berlatih memacu kuda dengan arah berbelok-belok menghindari kepungan musuh. Berlatih meloloskan diri dari sergapan musuh. Meloloskan diri dari sebuah benteng yang hampir jatuh ke tangan musuh. Berlatih seolah sedang menyelamatkan raja saat terjadi kebakaran di istana. Berlatih menggunakan jalan-jalan rahasia dan lorong-lorong bawah tanah yang ada di istana untuk menyelamatkan penghuninya.

Ksatria Ungu juga secara cermat mempelajari ilmu-ilmu penyamaran agar bisa menyelundup ke tengah-tengah musuh. Berlatih melakukan sabotase di barisan belakang musuh. Melatih kemampuan melakukan perang urat syaraf untuk menakut-nakuti musuh. Berlatih mengorek informasi dari musuh. Berlatih menerobos kawalan ketat dan menculik pemimpin musuh. Semua latihan keras itu dilakukan untuk mengasah kemampuannya sebagai pengawal raja. Prajurit pengawal raja yang harus melindungi raja atau menyelamatkan raja bila suatu saat tertawan oleh musuh.

^_^

Saat-saat gelap
adalah saat dimana sifat-sifat aslimu
akan muncul ke permukaan


Tiga tahun yang silam Ksatria Ungu adalah wakil komandan pasukan artileri yang ditempatkan di Benteng Putih. Kemudian Ksatria Ungu ditarik raja menjadi pengawal yang ditempatkan di istana. Belakangan diketahui bahwa komandan pasukan artileri akan dipindahkan menjadi komandan pasukan marinir. Dua bulan setelah Ksatria Ungu pindah – seorang perwira muda yang merupakan anak kandung sahabat raja diangkat menjadi komandan pasukan artileri. Tentu saja Ksatria Ungu sakit hati. Raja memindahkan dirinya untuk memberi jalan bagi orang-orang dekat raja menjadi komandan. Sementara dirinya dari seorang wakil komandan pasukan, sekarang “jatuh” menjadi seorang prajurit pengawal biasa.

Demotivasi hebat menimpa Ksatria Ungu. Hilanglah semua semangatnya sebagai seorang prajurit karena dia telah menganggap raja sama sekali tidak mempedulikan masa depannya. Dia merasa dirinya bekerja pada seorang raja egois yang semata-mata memikirkan diri sendiri tanpa peduli nasib para prajuritnya. Kini sebagai pasukan pengawal biasa, Ksatria Ungu tidak punya wewenang lagi memimpin pasukan. Dirinya hanyalah seorang prajurit biasa yang dibawah seorang komandan — yang sialnya tidak memiliki kemampuan memadai untuk mengatur strategi. Tentu saja Ksatria Ungu sangat terpukul menerima keadaan itu. Namun kemudian serangkaian perbincangan dan persahabatan dengan Ksatria Biru telah membuat sakit hatinya terobati.

^_^

Yang namanya matahari
mau dibenamkan lumpur mana saja
tetap akan bersinar dan menghangatkan


Sebagai bekas perwira yang terbiasa mengatur-atur pasukan — Ksatria Ungu telah lama tidak menambah kemampuan individual dalam bertempur. Dia sibuk bergelut dengan strategi, logistik dan pengaturan gerak pasukan tanpa pernah sempat lagi meningkatkan kemampuannya menggunakan senjata. Kini setelah dirinya tidak lagi memimpin pasukan, Ksatria Ungu punya banyak waktu untuk berlatih.


Seperti saran Ksatria Biru, dia melatih kemampuan dirinya untuk menyelundup ke tengah musuh dan mengasah ketrampilan meloloskan diri dari kepungan musuh. Dua kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan raja. Ksatria Ungu juga berlatih keras menunggang kuda atau kereta kuda sambil membawa beberapa orang penumpang untuk meloloskan diri dari sergapan musuh. Dia berlatih mengendarai kuda-kuda arab yang berukuran besar dan kuat menggendong beberapa orang. Berlatih mengendarai kereta kuda untuk menyelamatkan keluarga raja. Berlatih segala macam kemampuan yang harus dimiliki seorang pengawal raja, sehingga dengan singkat dirinya telah menjelma menjadi pasukan pengawal raja yang sulit dicari bandingannya.

^_^

Hidup yang hanya sekali membuatnya
merasa rugi dan juga malu pada-Nya
bila tidak memberikan yang terbaik dari dirinya.


Sakit hati, kesal, marah dan ingin mengundurkan diri adalah reaksi pertama Ksatria Ungu kala tahu disingkirkan raja dari posisinya sebagai perwira artileri. Selama sebulan dirinya tidak melakukan apa-apa. Karena sebenarnya dirinya tidak tahu apa yang mesti dilakukannya sebagai seorang prajurit biasa. Satu-satunya yang ada di pikirannya adalah mengatur strategi dan memimpin gerakan pasukan. Kini saat dirinya hanya bisa mengatur dirinya sendiri, dia kebingungan.

Darah ksatria yang mengalir dalam dirinya-lah yang membuatnya tak kuasa menahan diri untuk selalu memberikan yang terbaik yang dia miliki. Ksatria Ungu telah terlanjur memiliki karakter untuk selalu memberikan yang terbaik dimanapun dia berada. Kebiasaan mengeksploitasi habis-habisan kemampuan diri itu -- telah mendarah daging dan sangat sulit dihilangkan. Karena kebahagiaan dirinya ada di sana. Karena tanpanya dirinya akan merasa resah dan gelisah. Baginya dunia terlalu luas untuk mengasihani diri sendiri. Terlalu banyak hal yang bisa dilakukan daripada bertopang dagu menyesali nasibnya. Jiwanya terlalu besar untuk jatuh menjadi seorang yang berputus asa dan bermalas-malasan. Kehidupan yang hanya sekali membuatnya merasa rugi dan juga malu pada Allah bila tidak memberikan yang terbaik dari dirinya.


^_^

Tertawalah,
maka dunia tertawa bersamamu
Menangislah,
maka engkau akan menangis sendirian


Pepatah kuno

Ksatria Biru-lah yang menunjukkan jalannya. Dia mengatakan pada Ksatria Ungu, bahwa tantangan sebagai komandan pasukan tempur berbeda dengan tantangan yang dihadapi seorang pengawal raja. Seorang komandan tempur berkonsentrasi mengatur strategi, pasokan perbekalan dan menggerakkan pasukan agar dapat memenangkan pertempuran. Sedang seorang pengawal raja bertugas menyelamatkan raja. Bahkan jika perlu dengan melarikan diri dari kepungan musuh. Seni melindungi dan melarikan diri yang benar-benar harus dikuasai. Bukan lagi seni perang untuk memenangkan pertempuran.

Hanya sebulan Ksatria Ungu berdiam diri. Dirinya segera bangkit dengan semangat membara untuk melatih diri. Secara alami dia merubah semangat kerjanya dari semangat seorang komandan tempur yang terus mempertajam kemampuan menyusun strategi menjadi semangat seorang prajurit yang terus–menerus mengasah kemampuan mengawal raja. Seorang prajurit biasa yang setiap hari bekerja keras melatih kemampuannya bermain pedang, panah, tombak, crossbow, catapult dan kemampuan memacu kuda. Berlatih keras untuk dapat mengawal raja dari ancaman musuh-musuhnya. Setahun kemudian Ksatria Ungu telah menjadi salah satu pengawal terbaik di kerajaan.

Sudah menjadi tradisi bahwa semua calon perwira yang baru saja lulus dari akademi militer akan dilatih oleh pasukan pengawal raja sebelum ditempatkan di berbagai satuan tempur. Dari melatih para kadet junior itulah Ksatria Ungu mendapat tambahan semangat. Semakin sering melatih semakin bertambahlah ilmunya. Semakin banyak diajarkan semakin berkembanglah kemampuan kawalan-tempurnya. Tanpa terasa kesedihan akibat masa depan karirnya yang menyurut telah dilupakan. Tanpa terasa dirinya telah memiliki kebanggaan baru sebagai pengawal raja dan pencetak calon perwira handal.. Tanpa terasa Ksatria Ungu telah tumbuh menjadi seorang Ksatria Pengawal Raja yang jarang tandingannya. Seorang Ksatria yang bukan saja hebat tetapi juga murah hati membagi-bagikan ilmunya kepada para prajurit muda.

^_^

Ketika dirimu diletakkan di tempat gelap
Kau bisa membuatnya terang benderang
dengan mangajarkan ilmu pengetahuan

ksatria ungu


Semua berlangsung begitu cepat ketika Ksatria Ungu akhirnya berhasil membawa raja lolos dari kepungan musuh. Walaupun hatinya sangat sedih melihat Ksatria Biru dan teman-teman lainnya gugur kala menahan laju musuh yang mengejar raja. Tak terlintas dalam benaknya untuk memenggal kepala raja yang telah memperlakukan dirinya dan teman-temannya dengan buruk. Jiwa Ksatria mencegah dirinya punya niat buruk mencelakakan raja yang telah menghancurkan karir militernya.

Kemampuan dirinya membangun sebuah kerajaan sendiri di dalam hatinya membuatnya melupakan masalalunya. Sebuah kerajaan dimana dirinya mendapat tugas mulia untuk membesarkan kerajaan dengan melindungi raja dan melatih para calon perwira agar kelak dapat menjadi perwira handal yang dapat memajukan kerajaan. Ksatria Ungu telah menganggap dirinya sebagai Ksatria yang harus terus menerus belajar agar dapat memberikan ilmu terbaru kepada calon perwira. Sebuah tugas mulia untuk memenangkan pertempuran jangka panjang melawan musuh dengan terus-menerus memasok perwira handal. yang sanggup melindungi kerajaan.


1 comment:

  1. so sweet!!!i love ksatria ungu!!!!ceritanya bagus coz namanya ksatria ungu, hehehehe

    ReplyDelete