Mulai baca sekitar seminggu yang lalu, akhirnya malam tadi aku selesai baca Musashi. Lumayan cepat-lah untuk novel setebal 1200an halaman. (Hiks! sayangnya bukan buku mikrobiologi, GMP atau imunologi setebal itu yang selesai kubaca dalam seminggu). Musashi bercerita tentang seorang samurai muda yang berlatih keras untuk menguasai ilmu pedang, belajar menahan diri dan mencari jalan hidup seorang samurai sejati. Novel menarik karya Eiji Yoshikawa ini bercerita tentang perkembangan karakter seorang ronin (samurai pengembara tak bertuan) menuju kematangan karakter.
Novel dari pengarang yang sama yang telah kubaca adalah Taiko, yang bercerita tentang kehidupan Toyotomi Hideyoshi. Seorang ahli strategi yang bersama Oda Nobunaga dan Ieyasu Tokugawa menjadi tokoh yang mempersatukan Jepang. Bila Musashi berisi cerita tentang samurai kelas bawah menjalani hidup sehari-hari di masa awal kekuasaan keluarga Tokugawa, Taiko bercerita tentang peran seorang rakyat jelata yang menjelma menjadi tokoh besar Toyotomi Hideyoshi yang berjasa besar dalam mempersatukan Jepang yang sebelumya terpecah-pecah dalam daerah-daerah terpisah yang dikuasai para Daimyo (semacam penguasa militer lokal). Hideyoshi adalah seorang ahli ilmu jiwa manusia yang menerapkan keahliannya dalam memenangkan perang dan mempersatukan Jepang. Sementara Musashi lebih sederhana, hidupnya dimanfaatkan untuk menyentuh kehidupan orang-orang di sekitarnya. Walaupun mungkin kebesaran karakter Musashi mempengaruhi orang-orang diseluruh penjuru Jepang.
Novel dari pengarang yang sama yang telah kubaca adalah Taiko, yang bercerita tentang kehidupan Toyotomi Hideyoshi. Seorang ahli strategi yang bersama Oda Nobunaga dan Ieyasu Tokugawa menjadi tokoh yang mempersatukan Jepang. Bila Musashi berisi cerita tentang samurai kelas bawah menjalani hidup sehari-hari di masa awal kekuasaan keluarga Tokugawa, Taiko bercerita tentang peran seorang rakyat jelata yang menjelma menjadi tokoh besar Toyotomi Hideyoshi yang berjasa besar dalam mempersatukan Jepang yang sebelumya terpecah-pecah dalam daerah-daerah terpisah yang dikuasai para Daimyo (semacam penguasa militer lokal). Hideyoshi adalah seorang ahli ilmu jiwa manusia yang menerapkan keahliannya dalam memenangkan perang dan mempersatukan Jepang. Sementara Musashi lebih sederhana, hidupnya dimanfaatkan untuk menyentuh kehidupan orang-orang di sekitarnya. Walaupun mungkin kebesaran karakter Musashi mempengaruhi orang-orang diseluruh penjuru Jepang.
Pernah baca waktu zaman SMA, masih dalam format novel berjilid (seperti Senopati Pamungkas). Tapi, bacanya tidak komplit, cuma satu-dua jilid, itu juga pinjam dari teman. Waktu itu naksir sama karakter Otsu.
ReplyDeleteDua hari lalu belanja buku di Gramedia Kertajaya, Surabaya, liat si Musashi itu lagi. Sudah berkali-kali liat, tapi selalu tidak jadi beli. Mungkin karna beli satu itu sama dengan beli banyak yang lain. Sebelum ke kasir waktu itu, saya membatin, pasti jumlah yang akan saya bayar kurang lebih sama dengan beli Musashi itu saja. Dan benar! Dan selalu saja saya berjanji, suatu saat akan membeli Musashi, dengan resiko tidak beli buku lain dulu selama satu bulan.
Ah, Musashi..
saya juga dah lama pengen baca novel supertebal itu.Tiap ke gramed suka ngelirik-lirik ke musashi, pengen beli. Baru kesampaian sekarang. Fimnya pernah nonton juga (konon banyak versinya), tapi yah g sebagus novelnya dan ceritanya juga agak beda.
ReplyDelete