Resensi Film Shinobi: Kegagalan Berubah (bag. 2)

Sementara para jagoan bergerak menuju Sumpu, Tokugawa Ieyasu mengirimkan pasukannya untuk menghancurkan desa yang mereka tinggalkan. Dikirimnya pasukan yang dilengkapi meriam untuk menyerang desa yang terletak di pegunungan tersembunyi itu. Tembakan-tembakan meriam Tokugawa akan menggempur desa hingga hancur lebur. Pasukan Tokugawa akan mengakhiri riwayat dua desa yang dianggap sebagai ancaman potensial terhadap keamanan pemerintahan Shogun.

Ketika berita penyerbuan Tokugawa sampai ke telinga Oboro dan Gennosuke, tantangan mereka berubah. Kini dua pemimpin ninja itu memikul tugas berat untuk menyelamatkan para penduduk desa. Salah satu dari dua orang itu yang akhirnya sampai ke Istana Sumpu harus memperjuangkan keselamatan desa mereka. Antara Oboro dan Gennosuke, siapa yang bertahan hidup hingga ke Istana Sumpu harus berusaha meyakinkan Sang Shogun untuk membatalkan rencana penghancuran dua desa para Shinobi. Mereka harus mengerahkan segala daya untuk meyakinkan Shogun bahwa desa mereka bukanlah ancaman, bahkan jika perlu dengan mengorbankan dirinya demi keselamatan penduduk desa.

^_^

Film ini bercerita tentang sekelompok orang yang gagal menyesuaikan diri dengan perubahan situasi. Mereka masih berpikir dengan asumsi kondisi masa silam tanpa mau berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Akibatnya mereka menjadi makhluk aneh yang dianggap sebagai ancaman. Tokugawa dengan ribuan samurainya tentu saja bukan tandingan dua desa kecil itu. Pasukan-pasukan Tokugawa yang terorganisir rapi dan dipersenjatai dengan samurai, senapan dan meriam akan dapat dengan mudah memusnahkan kedua desa betapapun hebatnya ilmu bela diri penduduknya.

Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan adalah fenomena wajar dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada masa pergantian penggunaan mesin ketik ke penggunaan komputer. Produsen mesin ketik dan toko-toko yang menjual mesin ketik akan mati ditinggalkan konsumen bila mereka tidak segera berubah haluan, misalnya dengan beralih menjual komputer dan printer. Perubahan jaman menuntut perusahaan menyesuaikan diri, atau akan mengalami kegagalan dalam menyediakan layanan yang dikehendaki oleh konsumen. Perubahan jaman akan merubah selera konsumen yang mau tidak mau harus diikuti oleh produsen.

Oboro dan Gennosuke mewakili orang-orang yang menghendaki perubahan pada tradisi desa mereka. Kepala desa dan penduduk desa mewakili orang-orang yang tidak mau menyesuaikan diri dengan kondisi perang yang telah berakhir. Tokugawa dan para panglimanya menggambarkan pemain utama yang telah merubah kondisi jaman, dari jaman labil penuh peperangan menjadi jaman pemerintahan Shogun yang stabil. Mereka adalah penguasa yang ingin melenyapkan setiap potensi ancaman terhadap stabilitas yang telah mereka bangun di negerinya.

Anda tidak perlu merasa khawatir akan menemukan film dengan dialog-dialog serius yang sulit dicerna. Film ini justru lebih dekat dengan film action dengan atraksi-atraksi menarik para ninja dalam setiap pertarungan. Kesediaan pemimpin ninja berkorban untuk menyelamatkan rakyatnya. Juga ketabahan para ninja saat menghadapi penderitaan akan membuat film ini sangat mengesankan dan tidak akan mudah Anda lupakan

Resensi Film Shinobi (bagian 1)







0 komentar:

Post a Comment