bahwa sang tambatan hati hinggap di sekitar diri
di sudut-sudut penuh misteri dari keriuhan sehari-hari
namun diri perlu memasang mata, telinga dan hati
agar semua hiruk pikuk itu gak jadi penghalang tuk mengenali
^_^
Ketimun yang bergelantungan adalah pemandangan yang dilihat Sang Kancil yang sedang berjalan-jalan di ladang untuk menikmati pemandangan yang indah sembari mencari ilham bagi puisi-puisinya.
Bulan depan adalah hari puisi, dimana para binatang hutan akan membacakan puisi
bagi sahabatnya, atau suami pada istrinya. Sudah tiga tahun ini puisi Sang Kancil
selalu menjadi juara, pasalnya dia begitu pandai merangkai kata-kata indah bagi
sahabatnya.
Namun beberapa hari ini pikiran Sang Kancil buntu. Gara-garanya dia
merasa gundah. Dari tahun ke tahun, dia hanya membuat puisi untuk sahabat,
kapan dia membuat puisi untuk istrinya?. Tentu pertama-tama Sang Kancil harus
punya istri terlebih dahulu.
Akhirnya Sang Kancil mengambil kesimpulan bahwa dirinya tidak akan bisa membuat puisi sebelum menemukan seorang istri. Sambil terus merenung, tanpa kenal lelah Sang Kancil meneruskan perjalanan di ladang yang membentang di sepanjang perbatasan hutan.
Duhai hati yang membeku
tak perlu ajari aku cara mencairkanmu
senyuman secerah matahari
keceriaan kanak-kanak mengejar bayang-bayang
telah mendegubkan-degubkan semua rasa
membuat kebekuan mencair tanpa sisa
^_^
Ketika ruangan harum karena bunga melati
tak ada yang peduli bagaimana cara dia mengharumi
semua yakin hadirnya untaian melati akan membuat ruangan berseri
karena percaya bahwa melati nan cantik itu semerbak mewangi
^_^
Selalu ada kesempatan yang siap disesali
selalu ada rasa malu yang tersembunyi
bahkan kegarangan macan pun seakan tak berarti
ketika menyangkut teka teki perasaan sang pujaan hati
namun jika telah rela menerima sebenar-benar diri sendiri
penolakan dan pengabaian tak lagi menciutkan nyali
Sang Kancil menghela napas panjang. Tibalah kepastian dalam hatinya untuk terungkap. Tiada ragu lagi dirinya akan hal ini. Apapun yang terjadi biarlah terjadi setelah semuanya terungkap.
^_^
Sebuah tujuan mulia
mengangkat semuanya menjadi bermakna
bukan sekedar kesenangan raga yang fana
namun sebuah kehidupan penuh makna
Akhirnya Sang Kancil mengambil kesimpulan bahwa dirinya tidak akan bisa membuat puisi sebelum menemukan seorang istri. Sambil terus merenung, tanpa kenal lelah Sang Kancil meneruskan perjalanan di ladang yang membentang di sepanjang perbatasan hutan.
Tak terasa
sampailah dia di perkampungan penduduk. Sang Kancil mulai berhati-hati dalam melangkah,
jangan sampai kehadiran dirinya dipergoki oleh para penduduk. Ketika Sang
Kancil usai menyeberangi kebun jagung, dia melihat seekor kancil betina remaja sedang
mengendap-endap, mengamati seorang Perawan Desa yang sedang duduk di teras rumah
sambil menyisir rambut. duniashinichi.blogspot.com
"Wooy, lagi ngapain kamu?" tanya Sang Kancil kepada Si
Remaja
Si Remaja itu tampak kaget
oleh sapaan Sang Kancil, lalu dia mendengus sambil mukanya merah merona.
"Ah rupanya Anda Tuan Kancil nan cerdik. Saya sedang melihat
cermin yang dimiliki Perawan Desa itu. Jika aku punya cermin seperti itu alangkah
senangnya. Aku bisa merawat kulitku dan rambutku dengan lebih cermat" jawab
Kancil Remaja
Sang Kancil melihat Si Remaja
yang berdiri di depannya nampak rapi. Bulu-bulunya putih bersih terawat,
kakinya mengenakan sepatu dari kayu yang mengkilap, nampak bekas gerusan di
sudut-sudut sepatu yang menunjukkan kancil nan jelita yang berdiri di depannya adalah seorang
pekerja keras yang sering menggunakan sepatunya saat bekerja. Di pundaknya
tercangklong tas yang dilengkapi kantong-kantong kecil berisi aneka barang yang tertata rapi,
artinya dia adalah seekor kancil yang cermat.
"Apakah kamu ingin aku mencurikan cermin itu untukmu"
tanya Sang Kancil dengan hati-hati
^_^Duhai hati yang membeku
tak perlu ajari aku cara mencairkanmu
senyuman secerah matahari
keceriaan kanak-kanak mengejar bayang-bayang
telah mendegubkan-degubkan semua rasa
membuat kebekuan mencair tanpa sisa
Si Remaja menatap Sang
Kancil dengan pandangan kaget. Dia sama sekali tidak menyangka mendapat
pertanyaan seperti itu. Cepat-cepat dia menjelaskan apa yang diinginkannya. duniashinichi.blogspot.com
"Nggaaaak! Sama sekali aku nggak mau tuan mencuri untukku. Aku
sedang memikirkan cara untuk mendapatkan cermin itu dengan baik-baik. Misalnya
dengan menukar batu-batu indah dari gunung yang aku miliki. Mudah-mudahan
batu-batu ini cukup berharga bagi Perawan Desa, sehingga dia tidak rugi menukar
dengan cermin miliknya" jawab Kancil Remaja
Bukan main girang hati Sang
Kancil mendengar jawaban itu. Remaja di depannya ini adalah
seorang anak yang baik, tidak mau merugikan orang lain, dan memikirkan
kepentingan Perawan Desa yang diinginkan cerminnya olehnya. Dus Sang Kancil diam-diam merasa
nyaman berada di dekatnya.
"Apakah aku bisa melakukan sesuatu untukmu?" tanya Sang
Kancil
"Mmmmfff... maafkan aku tuan. Saya tidak bermaksud merepotkan tuan
untuk mengerjakan sesuatu yang bisa saya kerjakan sendiri. Namun saya adalah
seorang gadis yang bodoh. Tolong ajarkan saya cara menukarkan batu-batu
indah ini dengan cermin milik Perawan Desa itu. Ajarkan saya cara berunding untuk
mendapatkan cermin miliknya" kata Si Remaja dengan terbata-bata.
Kancil tersenyum. Dia meneliti
batu-batu indah di tangan Si Remaja. Dengan segera dia sadar bahwa
batu-batu berwarna merah itu adalah batu ruby yang sangat berharga. Harganya beberapakali lipat dari cermin Perawan Desa.
Dus pertukaran itu tidak akan merugikan bagi Perawan Desa.
^_^
Ketika ruangan harum karena bunga melati
tak ada yang peduli bagaimana cara dia mengharumi
semua yakin hadirnya untaian melati akan membuat ruangan berseri
karena percaya bahwa melati nan cantik itu semerbak mewangi
Sang Kancil adalah seorang yang
berpengalaman dalam dunia diplomasi. Dia adalah ahli strategi yang
sangat terkenal di hutan raya. Kebijaksanaannya membuat para binatang hutan
hormat dan tunduk kepadanya. Watak-watak binatang dan manusia telah dia pahami
dengan sangat baik. Kini dia akan memberi nasehatnya pada Si Remaja.
"Dengar pesanku ini wahai Kancil Remaja. Nilai batu-batu ruby lebih
dari cukup dari harga beli sebuah cermin plus ongkos transportasi ke kota. Kamu
tak perlu taktik atau strategi untuk menukarkan batu-batu ruby dengan
cermin milik si Perawan Desa.
Kamu hanya perlu sedikit keberanian untuk berkata-kata
kepadanya. Ketulusan hatimu akan terpancar dari kata-katamu, dari
gerak-gerikmu, dari bahasa tubuhmu. Kamu tidak perlu belajar teknik apapun,
ketulusanmu akan terdengar lebih lantang di hatinya.
Perawan Desa itu akan dengan
mudah membaca bahwa kau berniat tulus menukarkan barang berharga milikmu dengan
cermin miliknya. Dia akan tahu bahwa kamu tidak akan merugikan dia. Dia akan
dengan sukarela melepaskan cerminnya dengan batu-batu ruby milikmu"
kata Si Kancil.
Si Remaja nampak
ragu-ragu mendengar kata-kata Sang Kancil. Namun kemudian dia tersenyum dan
membulatkan tekad untuk mendekati si Perawan Desa, dan menawarkan pertukaran yang
wajar.
Sebelum Si Remaja beranjak mendekati Si Perawan Desa, Sang Kancil terlebih
dahulu memastikan keselamatan Si Remaja dengan cara menampakkan diri di
depan Perawan Desa. Ternyata Perawan Desa hanya menengokkan kepalanya sebentar, kemudian
melanjutkan menyisir rambutnya di depan cermin. Ini tandanya gadis itu tidak
berbahaya, dan tidak berminat untuk menangkap kancil.
Seperti yang dinasehatkan Sang
Kancil, Si Remaja datang mendekati Perawan Desa yang sedang menyisir rambut
dan menawarkan pertukaran cermin dengan batu-batu mulia miliknya.
Nampak Si
Perawan Desa tersenyum riang setelah mengamati batu-batu ruby yang diperlihatkan
Si Remaja. Sejenak kemudian mereka telah bertukar barang. Batu-batu ruby
berada di genggaman Si Perawan Desa, sementara cermin telah masuk ke dalam tas yang
dibawa Si Remaja. Kedua perempuan itu berpelukan sebelum berpisah dengan
hati yang berbunga-bunga.
Si Remaja berlari-lari kecil
dengan wajah riang menghampiri Sang Kancil yang menunggunya di bawah pohon
beringin. Ditunjukkannya cermin yang berhasil diperolehnya, dikatakannya benar
kata Sang Kancil, Si Perawan Desa langsung percaya dengan kualitas batu-batu yang
dibawanya dan mau menukarkan dengan cermin miliknya. Kancil Remaja sangat
berterimakasih pada Sang Kancil dan menawarkan diri untuk melakukan apa saja yang diperintahkan Sang Kancil sebagai bentuk balas budinya.
^_^
Selalu ada kesempatan yang siap disesali
selalu ada rasa malu yang tersembunyi
bahkan kegarangan macan pun seakan tak berarti
ketika menyangkut teka teki perasaan sang pujaan hati
namun jika telah rela menerima sebenar-benar diri sendiri
penolakan dan pengabaian tak lagi menciutkan nyali
Sang Kancil menghela napas panjang. Tibalah kepastian dalam hatinya untuk terungkap. Tiada ragu lagi dirinya akan hal ini. Apapun yang terjadi biarlah terjadi setelah semuanya terungkap.
"Wahai temanku nan periang. Setelah sekilas aku
mengenalmu, aku merasa kamu bisa membantuku untuk satu hal. Jadikan kamu
sebagai penerima puisi-puisiku di perlombaan nanti. Bukan sebagai sahabatku, tetapi.......... emmmmff sebagai
istriku. Aku tidak bisa membuktikan apa-apa tentang tekadku saat ini, tapi yakinlah aku bertekad akan membantumu menjalani hidup dengan lebih mulia" kata Sang Kancil dengan sedikit bergetar
Si Remaja nampak kaget
dengan kata-kata Sang Kancil. Belum terlintas dalam benaknya untuk kawin dalam
waktu dekat. Di benaknya dirinya baru akan kawin empat atau lima tahun lagi.
Namun tawaran Sang Kancil ini membuatnya berpikir untuk membina rumah tangga
lebih awal.
Sang Kancil telah menawarkan dirinya untuk jadi pendampingnya.
Dibayangkannya ayah ibunya, adik-adiknya, kemudian sahabat-sahabatnya. Bagaimana
hubungan dengan mereka setelah dia kawin nanti.
Lalu disadarinya hidupnya sejak
dua tahun ini tidak banyak perubahan. Hari-harinya diisi dengan kegiatan itu-itu
saja. Nyaris tanpa perubahan. Maka bulatlah tekadnya untuk menerima lamaran
Sang Kancil. Dia ingin hidupnya bermakna, terus gerak menuju arah yang lebih
baik. Dia yakin itu semua bisa diraih bersama Sang Kancil yang bijaksana.
"Baiklah tuan, eh Mas Kancil. Mas Kancil tidak perlu membuktikan apa-apa kepadaku. Ketulusanmu terpancar dari dalam diri dan terdengar lebih keras dari sekedar kata-kata. Aku bersedia menjadi pendampingmu.
Mas Kancil tentu bisa banget memuliakan aku dengan tidak membiarkan diriku dalam kebodohan. Ajarkanlah ilmu pengetahuanmu agar
diriku dapat sedikit menikmati kebijaksanaan di dunia ini. Biarlah kehadiranku lebih
bermakna bagi sesama" jawabnya dengan mantap.
^_^
Sebuah tujuan mulia
mengangkat semuanya menjadi bermakna
bukan sekedar kesenangan raga yang fana
namun sebuah kehidupan penuh makna
Maka seminggu sebelum diadakan
lomba puisi di hutan raya, Sang Kancil melangsungkan pernikahan dengan Kancil Remaja. Setelah melangsungkan pernikahan, tiba-tiba puisi-puisi indah mengalir
terus menerus dari benak Sang Kancil untuk istrinya tersayang. Otaknya yang
buntu sudah encer lagi. Bertumpuk-tumpuk daun lontar bertuliskan puisi teronggok
di rumah Sang Kancil.
Namun lomba baca puisi menjadi tidak penting lagi bagi
Sang Kancil. Bahkan dia tidak mengirimkan puisi-puisinya untuk mengikuti lomba.
Kini dirinya disibukkan dengan kegiatan baru, yaitu mengajarkan ilmu pengobatan
kepada istrinya yang haus ilmu pengetahuan.
Sang Kancil berharap dalam beberapa
tahun mendatang dokter yang melayani hewan-hewan sakit di hutan bertambah satu
lagi, yaitu istrinya tercinta (Undil-2013). duniashinichi.blogspot.com
gambar diambil dari pict. twitter.com
gambar diambil dari pict. twitter.com
wah, kisah nyata ini pasti, kisah nyata ini! Kisah nyata ini! Kisah nyata kan, kalo ruby itu harganya mahal?
ReplyDeleteYuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny