Kisah Ironi Negeri Pembenci Kebenaran

Alkisah adalah sebuah negeri yang dihuni para pembenci topi. Banyak penduduk yang terang-terangan menolak segala macam yang berbau topi. Mereka menganjurkan orang-orang yang masih memakai topi untuk melepasnya karena dianggap tidak sesuai dengan budaya yang berakar di sejarah negeri mereka. Namun karena negara itu adalah negara yang menjunjung tinggi kebebasan manusia, mereka tidak bisa melarang orang memakai topi di rumahnya.

Tindakan yang bisa mereka lakukan hanyalah melarang orang memakai topi bila bekerja di fasilitas-fasilitas milik pemerintah. Sekolah-sekolah negeri dan kantor-kantor pemerintah adalah tempat dicegahnya kehadiran topi. Di tempat-tempat itu mereka melarang semua pekerjanya memakai topi dengan alasan tidak sesuai dengan kultur kebanyakan penduduk negeri itu yang tidak pernah memakai topi.

Memakai topi akan mengakibatkan ancaman terhadap kultur para pembenci topi. Kehadiran topi di fasilitas-fasilitas milik negara juga dianggap menciptakan iklim ekslusif, dan menghalang-halangi terjadinya pembauran dengan masyarakat banyak. Sebagai pendukung dunia bebas, mereka mengklaim topi adalah simbol ketertutupan, kekolotan dan mengancam keberadaan masyarakat terbuka yang mendukung kebebasan.

^_^

Tidak jauh dari negeri itu ada sebuah negeri kecil. Di negeri itu matahari benar-benar mengerahkan seluruh energinya untuk memanasi bumi sehingga panasnya sangat terik membakar kepala. Akibatnya banyak orang yang sangat mencintai topi. Kemana-mana orang memakai topi. Saat pergi ke kantor, ke sekolah, ke pasar, bahkan pada saat tidur-pun terkadang mereka masih memakai topi. Dengan banyaknya penduduk yang memakai topi, hanya ada sedikit orang yang terkena penyakit pusing akibat terpanggang matahari.

Sebenarnya di negeri para pembenci topi-pun panas matahari tidak kalah teriknya. Namun karena terbiasa tidak bertopi, mereka tidak tertarik mencoba memakai topi. Akibatnya banyak warga negeri pembenci topi yang langganan terkena pusing kepala akibat panas matahari.

^_^

Pada suatu ketika parlemen negeri pecinta topi mengesahkan undang-undang yang mewajibkan warganya memakai topi di fasilitas-fasilitas milik pemerintah. Pelajar di sekolah-sekolah negeri, para dokter & perawat di rumah sakit negeri dan pegawai negeri diwajibkan memakai topi. Tujuannya untuk mengurangi jumlah pelajar atau pagawai negeri yang sakit akibat terpanggang matahari saat pergi ke tempat mereka bertugas. Karena beberapa tahun belakangan ini mulai terjadi peningkatan jumlah pasien yang harus dirawat dirumah sakit karena terpanggang matahari. Namun tidak disangka-sangka pemerintah negeri pembenci topi bereaksi keras.

Presiden negeri pembenci topi bahkan menuduh parlemen negeri pecinta topi tidak menghormati kebebasan karena memaksa warganya memakai topi. Menurut Sang Presiden adalah hak setiap orang untuk tidak memakai topi. Orang bebas memutuskan akan memakai topi atau tidak memakai topi. Itu adalah hak setiap orang untuk memilih. Negara tidak pada tempatnya mencampuri urusan pribadi warganya.

Media massa negeri para pembenci topi juga ikut-ikutan bersuara lantang. Mereka menuduh negeri para pecinta topi sedang memaksakan keyakinannya pada pembenci topi yang minoritas. Negeri pecinta topi di cap sebagai negeri yang tidak menghormati keragaman, tidak menghormati keyakinan semua warganya dan hanya menuruti keinginan segelintir orang pecinta fanatik topi. Hal yang menurut mereka bisa berakibat memecah belah seluruh negeri.

^_^

Tentu saja semua tuduhan itu hanyalah menjadi bahan lelucon baru bagi kebanyakan warga negeri pecinta topi. Menurut mereka, tuduhan negeri tetangga itu sangat menggelikan. Sebuah negeri yang memaksa semua orang membuka topi kok bisa-bisanya menuduh negeri lain melanggar kebebasan warganya.

Bahkan sambil tertawa geli presiden negeri pecinta topi bertanya pada presiden negeri tetangganya lewat SMS:

“Apakah yang Anda sebut-sebut sebagai kultur yang mendukung dunia bebas hanyalah kultur yang membenci topi ?”.

Sebuah pertanyaan yang dijawab dengan mengirim ratusan ribu tentara didukung oleh kapal perusak, kapal selam pembawa missile, tank-tank lapis baja, jet-jet pemburu dan pesawat-pesawat pembom untuk menaklukkan negeri pecinta topi. Alasannya sederhana. Topi-topi yang diproduksi penduduk negeri pencinta topi disinyalir banyak beredar di negeri pembenci topi. Topi-topi tersebut diklaim merusak pemandangan dan bentuknya yang lucu-lucu dianggap dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas karena membuat orang tertawa terbahak-bahak sehingga konsentrasi mengemudi kendaraan terganggu. Topi juga dianggap membahayakan penerbangan komersial karena bila suatu saat tertiup angin hingga ke angkasa bisa tertabrak oleh pesawat sehingga menyebabkan pesawat jatuh. (nl. bandung 2007)



0 komentar:

Post a Comment