Sayangku,
Aku sungguh menyayangimu
sebagai sosok manusia ramah,
dermawan dan ringan tangan.
Tak perlu kau ragukan rinduku
pada dunia damai berlimpah kasih sayang
yang sering kau ceritakan.
Namun Sayangku,
aku jauh lebih mencintai kemerdekaan
Andai kau tahu
air mataku bercucuran, hatiku hancur lebur
saat aku harus menembak kepalamu.
puisi seorang anak perempuan sesaat setelah menembak kepala seorang anak muda,
anggota peleton serrdadu penjajah yang setiap hari berbaik hati membagi-bagikan pemen,
bermain dan bercerita pada anak-anak yang tinggal di sekitar pangkalan militer, sebagai bagian
dari program pimpinan militer untuk mengambil hati rakyat jajahan
dan melemahkan dukungan penduduk pada aktifitas pejuang kemerdekaan
0 komentar:
Post a Comment